Sumur Minyak Meledak

Kenapa Warga Nekat Mengebor Minyak Secara Tradisional? Ini Penjelasan Anggota DPRA

Dengan adanya tambang rakyat ini mereka dapat bekerja di sana, dan mendapatkan rezeki untuk dibawa pulang ke rumah

Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Zaenal
IST
Air memancur dari lobang sumur minyak yang meledak dan terbakar di Dusun Bhakti, Gampong Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur. Foto direkam, Kamis (26/4/2018). 

(Baca: VIDEO - Korban Meninggal Ledakan Sumur Minyak di Aceh Timur Capai 18 Jiwa)

Hal itu dilakukan agar tidak memunculkan efek seperti yang terjadi kemarin, Rabu (25/4/2018) di Kecamatan Ranto Peureulak yang hingga kini korban yang meninggal terus bertambah. Akibat sumur minyak yang selama ini dikuasai warga secara tradisional meledak yang kemudian menyemburkan minyak bersama api setinggi pohon kelapa.

"Masyarakat yang meninggal bukan saja dari Ranto Peureulak, tapi juga ada dari kecamatan lain. Artinya tidak hanya masyarakat Ranto Peureulak yang menggantungkan harapannya di sektor ekonomi riil pertambangan rakyat ini. Namun masyarakat dari kecamatan lain yang juga menggantungkan harapannya di sektor tersebut," demikian Iskandar Usman Al Farlaky.

Kedalaman 240 meter

Terpisah, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Akmal Husen yang didampingi staf geologi, Mukhlis mengatakan, lokasi kejadian ledakan sumur migas di Desa Pasir Putih itu merupakan wilayah kerja pengeboran migas PT Pertamina EP Aset I Field  Rantau.

Berdasarkan hasil peninjauan, observasi, dan wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi kebakaran, jumlah pipa yang masuk ke dalam sumur gas yang menyemburkan api itu mencapai 40 batang pipa lebih, atau sekitar 240 meter kedalaman pengeborannya.

Lokasi sumur yang mengeluarkan api itu, menurut laporan masyarakat yang selamat dari ledakan sumur migas tersebut, adalah pengeboran yang paling dalam.

Sebelumnya, pada kedalaman pengeboran 80 meter sudah ke luar minyak mentah.

(Baca: Pengeboran tak Sesuai Kaidah)

(Baca: Tragedi Sumur Minyak Ranto Peureulak, ESDM Ingatkan Ancaman Gas Beracun Muncul Setelah Api Padam)

Menurut Akmal, pada pengeboran migas sedalam 200 meter akan menemukan cebakan gas atau tumpukan-tumpukan minyak mentah, berisi gas mudah terbakar, yang tidak ekonomis untuk dieksploitasi/produksi untuk sebuah bisnis migas skala menegah ke atas.

“Ini terbukti, masa semburan gas apinya, tidak lama. Belum sampai 48 jam, semburan api gasnya sudah padam, tanpa dilakukan pemadaman. Makanya Pertamina meninggalkan lokasi itu, untuk tidak dieksploitasi/produksi,” kata dia.

Akmal Husin mengatakan, pihaknya bersama perwakilan Pertamina EP I Ranto Peureulak, Pak Rizal, Pemkab Aceh Timur, Polres, Dandim, dan Tim Kementerian Menko Polhukam dari Jakarta, terus akan melakukan observasi kembali ke lapangan, sampai diketahui faktor penyebab ledakan dan semburan api dari sumur gas baru yang dibor warga Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur.

Menurut hasil observasi lapangan pihak Pertamina EP I Ranto, ada ratusan lobang sumur baru bekas pengeboran migas warga di kawasan dekat lokasi sumur migas yang terbakar dan meledak tersebut.

Jarak antara satu lobang dengan lobang lainnya, cukup dekat antara 30 - 50 meter.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved