Krishna Murti: ‘Wanita Bercadar dan Pria Bercelana Di Atas Mata Kaki Bukan Berarti Teroris’
Beberapa membicarakan soal pakaian yang dikenakan oleh para pelaku dan menjadi perbincangan yang liar.
SERAMBINEWS.COM -- Tindakan yang dilakukan oleh para terduga terorisme menjadi perbincangan warga di Tanah Air bahkan mancanegara.
Beberapa membicarakan soal pakaian yang dikenakan oleh para pelaku dan menjadi perbincangan yang liar.
Hal itu mengakibatkan banyak orang yang jadi membicarakan soal penampilan yang dilakukan oleh para pelaku.
Untuk itu, Brigadir Jenderal Polisi Krishna Murti meminta netizen untuk tidak menilai sesuatu dari segi penampilannya saja.
Hal itu disampaikan oleh Krishna di akun Instagramnya, Senin (14/5/2018).
Baca: Teror Bom di Surabaya, Deddy Corbuzier: Salahkan Orang Dibaliknya, Bukan Agamanya
Baca: Komunitas Wartawan di Aceh Bagikan Daging Meugang untuk Puluhan Yatim dan Duafa
Begini yang ia tulis :
Saya mau kasih tau semua warga masyarakat:
1. Wanita menutup aurat dg jilbab ataupun bercadar itu adalah pilihan berdasarkan keyakian masing2.. Jadi jangan kalian cap mereka dg label tidak baik. Menutup aurat adalah kewajiban yang diajarkan nabi..
2. Laki2 yang berjenggot adalah Sunnah Rasul. Jangan kalian label mereka dengan hal2 tidak baik.. Semua kembali kepada keyakinan masing2..
3. Laki2 bercelana diatas mata kaki, bukanlah identik dengan kaum radikal. Dalam Islam kita diajarkan untuk tidak menggunakan celana yang menyapu lantai. Dalam Shalat kita diajarkan untuk menaikan celana diatas mata kaki agar diterima Shalat kita..
Baca: Komite HAM Liga Arab Desak Mahkamah Kriminal Internasional Gelar Penyelidikan terhadap Israel
Baca: Kisah Anak Anton Febrianto Selamatkan 2 Adiknya dari Bom, Tolak Doktrin Ajakan Jihad dari Orangtua
4. Jangan label orang karena penampilan. Dan jangan juga menyembunyikan kejahatan dengan penampilan..
5. Banyak pelaku kejahatan bersembunyi dibalik pakaian bagus, dibalik batik, dibalik jas, dibalik seragam, dibalik perilaku manis..
6. Kita perang terhadap kejahatan, bukan perang terhadap manusia.. .
Semoga ini mencerahkan dan menghindarkan kita dari syak wasangka satu sama lain..
.
#kmupdates dalam #22menit renungan Maghrib..
Baca: Pencari Rotan Asal Aceh Timur tak Pulang Selama 3 Hari, Begini Saat Ditemukan di Krueng Jreu
Baca: Sindir Artis yang Hijrah dan Sebut Ustaz Favorit Tanam Bibit Radikal, Uus: Maaf Kalau Multi Tafsir

Begini komentar netizen :
mira_mumtaza: Setuju bgt pak!
taufiq_hidayat_ab: Hormat kami pak,. Setuju dengan Bapak,. Terorisme bukan ajaran islam,.
ithanhdiarsa: Salut pak dengan postingannya. Penyejuk suasana seperti saat sekarang. Terimakasih pak @krishnamurti_91 . Barakallah.
dicky_mulyadi: Statement paling cerdas, berimbang dan Adil dari seorang polisi... hormar saya untuk bapak @krishnamurti_91
Baca: Cambuk Perdana di LP Berlangsung di Meulaboh, Terdakwa Langsung Sujud Syukur Usai Eksekusi
Baca: 15 Tahun Berseteru, Rhoma Irama Masih Tolak Tampil Bareng Inul Daratista di Liga Dandut Indonesia
Pelaku Bom Bunuh Diri Satu Keluarga
Pelaku Bom Bunuh Diri Ternyata Satu Keluarga
Polisi akhirnya dengan cepat bisa mengetahui dan mengungkap pelaku serangan bom di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018).
Serangan bom ke gereja di Surabaya tersebut ternuata dilakan oleh satu keluarga.
Hal itu disampaikan langsung ole Kapolri Jenderal Pol Tito Karnivian.
Menurut Tito, ledakan bom di Surabaya dilakukan satu keluarga, yakni keluarga Dita Supriyanto yang berasal dari Rungkut, Kota Surabaya.
"Alhamulliah, identifiksi sudah diketahui. Pelaku satu keluarga yang melakukan serangan ke tiga gereja," ujarnya, saat mendampingi Presiden Joko Widodo di RS Bhayangkara Polda Jatim, Minggu (13/5/2018) petang.
Baca: Pj Bupati Aceh Selatan Silaturahmi Dengan Forkopimda, Ini Tujuannya
Baca: Mahathir Mohamad Isyaratkan Hanya Menjabat Perdana Menteri Malaysia 2 Tahun, Ini Alasannya
Tito menuturkan, Dita menyerang Gereja GPPS Jalan Arjuno.
Dia naik mobil Avanza dan menabrakan ke gereja dan langsung terjadi ledakan bom di dalam mobil.
"Ledakan di gereja jalan Arjuno yang paling besar," jelas Tito.
Selanjutnya, istrinya Puji Kuswati dan dua anaknya meledakkan bom di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jl Diponegoro.
Dia datang ke gereja dengan jalan kaki bersama dua anak perempuannya, yakni Fadilah Sari (12) dan Pemela Riskika (9).
Puji bersama dua anak perempuan masuk ke gereja dengan membawa bom bunuh diri. Bom ditaruh di pinggang.
"Cirinya sangat khas, korban rusak perutnya saja. Ibu meninggal, tapi juga ada korban masyarakat," beber Tito.
(TribunnewsBogor.com/Vivi Febrianti)
Baca: Kader PKS Lhokseumawe Gelar Aksi untuk Palestina dan Insiden Bom Surabaya, Ini Tuntutannya
Baca: Kawanan Gajah Liar Obrak-abrik Perkebunan Warga di Nagan Raya, Hingga Kini Masih Bertahan di Kebun
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Krishna Murti: Wanita Bercadar dan Pria Bercelana Di Atas Mata Kaki Bukan Berarti Teroris