Ramadhan 1439 H

Di Balik Lemaknya Es Kepal, Ternyata Digemari Kawula Muda Untuk Penganan Berbuka Puasa

Uniknya, rata-rata yang menunggui lapak Es Kepal adalah kawula muda. Baik laki-laki maupun perempuan

Penulis: Nani HS | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/NANI HS
Uniknya, rata-rata yang menunggui lapak Es Kepal adalah kawula muda. Baik laki-laki maupun perempuan 

Laporan Nani HS | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Es Kepal bukan saja maknyus, tapi juga  dipercayai berpenngaruh bagi kesehatan.  

Tapi  sudah barang tentu Serambinews.com tak punya wewenang membahas sisi negatifnya Es Kepal bagi kesehatan, tanpa konfirmasi  pihak berwenang. 

Ini semata-mata  cerita “menggurita”-nya Es Kepal di Banda Aceh dan sekitarnya, belakangan ini.

Sebenarnya jajanan ini bukan berita baru. Tapi ada yang layak kita bincangkan , apalagi dalam suasana Ramadhan 1439 H ini.

Baca: Uniknya Racikan 44 Daun Penganan Khas Ramadhan di Aceh, Rame Rasanya

Pantauan  Serambinews.com di seputaran Banda Aceh dan sekitarnya, Es Kepal tak sepi dari penyuka jajanan berbuka.

Di kawasan Peunayong, Lampriek, Keutapang, Seutui,  Darussalam,  Jalan Teuku Nyak Arief,  Jalan Dawood Beureueh, ada dijual Es Kepal.

Hanya saja Serambinews.com belum punya data akurat jumlah pedangannya. Tapi fakta lapangannya memang tidak sedikit penjual Es Kepal.

Uniknya, rata-rata yang menunggui lapak Es Kepal adalah kawula muda.  Baik laki-laki maupun perempuan.

Boleh jadi mereka pedagang kejutan yang memanfaatkan momen Ramadhan dengan kegiatan positif dan menguntungkan saku.

“Kalian kreatif kali ya?” konfirmasi Serambinews.com pada salah seorang  perempuan 20-an yang menunggui gerobak Es Kepal di kawasan Lamdingin, Kuta Alam, Banda Aceh.

Baca: VIDEO - Polres Aceh Barat Bagikan Takjil Ramadhan

Dia memang tak menjawab. Tapi senyumnya yang kelihatan ikhlas mengembang, seakan menjawab “ya”.

Dia lalu melayani Serambinews.com memesan satu porsi Es Kepal.

“Mau pake topping apa? Atau pake es krim aja?” tanyanya masih bermuka cerah.

 Selain menjaja rasa dan varian, barangkali keramahan, kebersihan, penampilan  juga salah satu “penarik” pelanggan? Yang ditemui Serambinews.com,  Sabtu (26/5), tampil bergaya anak kuliahan.

Tahukah Anda? Selama sekitar 15 menit mengantre, Serambinews.com sempat mengamati “siapa” saja yang membeli Es Kepal?

Benar, seperti kata orang, peminat Es Kepal itu ya umumnya anak muda.

Baca: Kanji Rumbi, Primadona di Bulan Suci

Kabarnya sensasi rasa lemaknya dan dinginnya yang umumnya digandrungi.

Selebihnya mungkin toppingnya. Tapi ada pula yang mengatakan biasa saja rasanya.

Apa sih Es Kepal?  Apa waktu disajikan dikepal-kepal pakai tangan?  Bukan. Es Kepal sama saja dengan es-es yang lain.  

Es Kepal asalnya dari Malaysia yang disebut Ais Kepal Milo. Tok Abah di Kuala Kangsar, Malaysia, yang mempopulerkannya.

Di kalangan produsen Es Kepal Milo di Tanah Air, dimulai pertama kali di Yogyakarta awal tahun 2018.

Es kepal Milo pun langsung punya banyak penggemar.

Baca: VIDEO - Menikmati Berbuka Puasa di Halaman Masjid Raya Baiturrahman

Pionirnya adalah pasangan pengusaha muda Danang Arryo Dempo Wiguno dan Rara  (20 Maret 2018). Waktu itu bernama Ais Kepal Jogja.

Sebenarnya tidak ada yang istimewa dengan Es Kepal.  Daya tawar penggugah seleranya barangkali muncul dari sajiannya dalam mangkuk sekali pakai yang tembus pandang.

Sehingga apa saja yang ditatalapiskan dalam mangkuk plastik itu terlihat jelas hingga memancing selera santap kita.

Es Kepal terdiri dari beberapa item. Untuk bahan sajian paling atas (toping)  banyak ragamnya misalnya  roti, keju, kacang parut, mises (coklat beras/butir)

Yang kita bicarakan ini, contoh  sajian yang menggunakan toping es krim.  

Di mangkuk, yang paling dasar diisi dengan es serut sekira lima sendok makan. Diikuti dengan pokad halus sekitar satu centi meter tebalnya.

Baca: Saat Puasa Berat Badanmu Naik? Ini 5 Penyebabnya

Menyusul milo yang dicairkan bersama  susu kental manis, coklat bubuk Milo.  Yang paling puncak adalah sipenggugah selera es krim sebanyak satu kerukan sendok es krim.  

Sekadar informasi sumir dan relatif, sebelum disantap , enaknya,  Es Kepal difreezerkan dulu.

Dari bahannya tadi, tentu Anda sudah bisa menaksir berapa Es Kepal per porsi. Apa kata salah seorang pembeli kepada rekannya?

“Makanya mehong tauk.  Dua puluh rebong kalek (makanya mahal tauk. Dua puluh ribu kalik).”

Nah,  “seheboh” itukah harganya? Silakan Anda rinci sendiri,  sekaligus harga gerobaknya yang kusus dicat  gaul  bagi paramuda.

Baca: Menggunakan Obat Tetes Hidung, Mata dan Telinga, Apakah Bisa Membatalkan Puasa?

Bahkan ada yang pakai tanda sponsor di mangguk dan gerobaknya, plus alat penggerus batu es.  Selebihnya bahan-bahan sajian, relatif  tidak mahal.

Kalau Es Kepal ini  bukan bisnis menguntungkan,  tentu  tidak banyak orang yang mangkal jualan Es Kepal di Banda Aceh dan sekitarnya. 

Tentu tidak mau buang-buang modal bukan? Padahal bagi konsumen toh tidak murah meriah harganya.

Dua puluh ribu rupiah sudah  bisa menghadirkan 20 potong penganan berbuka yang cukup untuk jatah lima orang.

Khusus di salah satu gerobak  bilangan  Lamdingin, Kuta Alam, Banda Aceh, yang diobroli Serambinews.com, sekali mangkal mereka membawa bahan sekitar dua kilogram per hari.

Jika pada hari berjalan semua bahan habis semua, silakan kalkulasikan lagi berapa mangkuk yang terjual? Kalikanlah dengan Rp20.000.

Baca: Syaikh Ayman Al-Qader Beri Kajian Duha Selama Ramadhan

Kalau boleh Serambinews.com mereka-reka (narasumber tak mau dikonfirmasi),  sepertinya  semua bahan Es Kepal di booth kawasan Lamdingin tersebut sekitar pukul 17.00 itu, sedikitnya ada 50 mangkuk (bisa jadi lebih, karena sudah dekat waktu berbuka puasa). Kalau laris semua? Lumayan bukan?

Sah-sah saja bila sejak beberapa waktu belakangan Es Kepal sempat viral di kalangan penyuka sajian es-esan, di Indonesia.  

Ha..ha..memanglah, Es Kepal jajanannya anak muda. Lemak, manis, legit,  dan segar, kendati tidak disukai mereka yang enggan dengan produk olahan susu, dan yang sedang berdiet manis dan lemak.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved