Luar Negeri

Arab Saudi Ancam Kerahkan Militer jika Qatar Beli Sistem Rudal S-400, Begini Reaksi Qatar

"Pembelian senjata adalah hak negara berdaulat yang tidak bisa diganggu negara lain," tegas Al Thani dilansir Al Jazeera Selasa (5/6/2018).

Editor: Faisal Zamzami

SERAMBINEWS.COM, DOHA - Menteri Qatar menanggapi ancaman yang dilontarkan Arab Saudi yang bakal menyerang mereka jika membeli sistem rudal S-400 dari Rusia.

Menteri Luar Negeri Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan, ancaman Saudi itu merupakan pelanggaran hukum dan norma internasional.

"Pembelian senjata adalah hak negara berdaulat yang tidak bisa diganggu negara lain," tegas Al Thani dilansir Al Jazeera Selasa (5/6/2018).

 Sebelumnya, harian Perancis Le Monde mengutip surat yang dikirim dari Raja Salman kepada Presiden Emmanuel Macron.

Dalam surat tersebut, Raja Salman mengaku khawatir dengan aktivitas negosiasi pembelian sistem pertahanan anti-serangan udara S-400 antara Rusia dan Qatar.

Baca: Gegara Pelecehan di Media Sosial, Akun Instagram Marko Simic Diserbu Penggemar Via Vallen

Baca: Wali Kota Subulussalam Bantu Ratusan Warga Kurang Mampu, Minta tak Dipelintir Ke Arah Negatif

Raja berusia 82 tahun itu menyatakan bakal bertindak untuk melenyapkan sistem pertahanan portabel tersebut.

"Termasuk menggunakan operasi militer," kata Raja Salman.

Al Thani berkata, dia masih berusaha melakukan konfirmasi kebenaran surat Raja Salman tersebut dari Pemerintah Perancis.

Namun, jika surat itu benar adanya, dia menyebut tindakan Riyadh bakal melanggar Piagam Dewan Negara Teluk (GCC), yang melarang anggotanya menyerang satu sama lain.

Baca: Pjs Bupati Pidie Jaya Kumpulkan Pejabat Eselon II dan III Untuk Tes Urine

Baca: Pemuda Palestina Jadi Buta Saat Berada dalam Tahanan Israel

"Jika ancaman itu benar, kami bakal merespon karena kami tidak melanggar hukum internasional. Kami bakal menggelar forum untuk memastikan ancaman ini tidak terjadi," katanya.

Menteri berumur 37 tahun itu melanjutkan, Doha bisa memutuskan untuk meneruskan transaksi pembelian sistem rudal SA-21 Growler menurut kode NATO itu.

Sebab, pembelian senjata merupakan bagian dari upaya melindungi negara.

"Kami membeli bukan untuk mengancam. Melainkan setelah melihat evaluasi militer," tegas Al Thani.

Baca: Lagi Aceh Timur Raih Opini WTP Keempat Sejak 2014, Ini Harapan Rocky

Baca: Berikan Rasa Aman Selama Ramadhan, Personel Kodim Nagan Raya Patroli Rutin

Pada hari ini, tepat setahun Qatar diisolasi oleh Saudi dan negara Teluk lainnya seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir.

Isolasi dan blokade dari darat, laut, dan udara dilakukan setelah Doha dituduh mendukung terorisme, dan berhubungan dekat dengan Iran.

Sebelumnya di Januari, Duta Besar Qata untuk Rusia, Fahad bin Mohammed Al-Attiyah, mengumumkan tengah terjadi proses pembelian S-400 dari Kremlin.

Proses pembelian itu terjadi setelah Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu, menandatangani kerja sama militer pada Oktober 2017.

Dilaporkan oleh Russian Today, Al-Attiyah berkata perjanjian itu membuka jalan bagi Rusia dan Qatar untuk berinteraksi di bidang pertahanan.

"Antara lain pelatihan prajurit, pembelian dan perawatan senjata, serta kerja sama di bidang operasi pasukan khusus," bebernya.

Baca: Angka Pengangguran di Nagan Raya Meningkat, Ini Besarannya

Baca: Wali Kota Subulussalam Ancam Tarik Dana dari Bank Aceh

S-400 Triumf, atau SA-21 Growler menurut kode NATO, merupakan sistem pertahanan yang diklaim bisa mendeteksi dan menangkis benda apapun yang mengarah ke negara pengguna.

Mulai dari pesawat pembom strategis, pesawat nirawak, jet tempur taktis, hingga rudal balistik berbagai bentuk dan ukuran.

5 Juni 2017, Saudi dan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), melakukan blokade terhadap Qatar dari darat, laut, dan udara.

Blokade dilakukan setelah mereka menganggap Doha sengaja mendukung aksi terorisme yang berujung kepada tidak stabilnya kawasan Teluk. (Al Jazeera)

Baca: Sosok Kunoichi, Ninja Perempuan Mematikan yang Mengancam Nyawa Musuh dan Licik

Baca: Wali Kota Subulussalam Akui Keuangan Daerah Terganggu, Namun tidak Kosong

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved