Kupi Beungoh
Inilah Akhlak, Doa, dan Sifat Hidup Orang Beriman
Walaupun kita berkulit hitam, namun wajah akan berseri-seri jika kita berbagi senyuman dengan hati yang bersih.
Sementara para sahabat penuh rasa heran. Tak biasanya Rasulullah makan sendirian.
Satu per satu anggur itu diambil oleh Rasul dengan selalu tersenyum, hingga semangkuk anggur itu habis tak bersisa.
Para sahabat semakin heran dan orang miskin itu pulang dengan hati penuh bahagia.
Lalu seorang sahabat bertanya kepada Baginda, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau tidak mengajak kami ikut makan bersamamu?”
Rasul pun tersenyum dan menjawab: Kalian telah melihat bagaimana wajah bahagia orang itu dengan memberiku semangkuk anggur. Dan ketika aku memakan anggur itu, kutemukan rasanya masam. Dan aku takut jika mengajak kalian ikut makan denganku, akan ada yang menunjukkan sesuatu yang tidak enak hingga merusak kebahagiaan orang miskin tersebut.
Seketika para sahabat berujar: kami ridha ya Rasulullah, kami ridha.
(Baca: Hanya dalam 20 Hari, Santri Ini Mampu Hafal 9 Juz Alquran)
(Baca: Ali Banat, Pemuda Tampan Berhati Malaikat)
Sungguh mulia akhlak, budi pekerti, dan kepeduliaan Baginda Rasulullah SAW dalam menjaga perasaan orang lain.
Sesungguhnya terdapat suri tauladan yang baik bagi kita, seperti yang telah diajarkan oleh junjungan kita Sayyidina Muhammad SAW, yang meliputi iman, ibadah, muamalah, muasyarah dan akhlak.
Kita harus bisa mengambil manfaat dan meneladani kehidupan beliau, mulai dari senyumnya, budi pekertinya, ibadahnya, munajadnya, sampai ngantuknya Nabi Besar Muhammad SAW.
Sifat-sifat mulia dan suri tauladan itulah yang dikehendaki oleh Allah dan harus terus kita praktikkan di kantor-kantor, di kampus, di pasar, di sawah, di warung-warung kopi ataupun di mana saja.
Karena kemanapun kita pergi, sesungguhnya kita ini 'on the way' menunggu panggilan-Nya, cuma ada yang mutar-mutar dulu, dari rumah ke kantor atau sebaliknya, tetapi akhirnya kita semua tetap menuju ke kuburan masing-masing.
(Baca: Ali Banat Meninggal Dunia, Kepergian Pemuda Kaya Raya Ini Meninggalkan Duka bagi Banyak Muslim)
Sesungguhnya apa yang kita tanam, itu pula yang akan kita tuai.
Lalu sampai kapan kita meneladani kehidupan Baginda Rasul?
Ya, sampai nyawa berada di kerongkongan, dan kita pun tetap tersenyum saat Malaikat maut berkata: tugasmu di dunia sudah selesai, maka pulanglah!
*) Penulis, Ridha Yuadi adalah aktivis Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) dan aktivis Sipade Institute.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.