GEORGE BUSH - Pimpin Koalisi Gempur Saddam Husein Dengan 4.000 Bom dan Invasi Gulingkan Rezim Panama
Pada September 1943, dia ditempatkan di Skuadron Torpedo sebagai perwira foto Air Group 51 di kapal induk USS San Jacinto
1966, dia berhasil menjadi anggota House of Representatives AS asal Texas, dan menjabat dari 3 Januari 1967 hingga 3 Januari 1971.
Menjadi anggota dewan perwakilan, karir politik Bush makin cemerlang dengan mendapat berbagai posisi mentereng.
Di antaranya Dita Besar AS untuk PBB, Utusan AS untuk China, hingga menjabat sebagai direktur Badan Intelijen Pusat (CIA).
Bush mulai menjajal tantangan lebih besar dengan mencalonkan diri sebagai presiden.
Namun, dia kalah oleh Ronald Reagan dalam pemilihan partai.
Meski begitu, Reagan memilihnya sebagai wakil. Pasangan ini melenggang menjadi orang nomor satu dan dua AS setelah mengalahkan kandidat Partai Demokrat, Jimmy Carter.
Baca: Tomahawk, Rudal Canggih Andalan AS Saat Serang Negara Lain, Pertama Digunakan Saat Perang Teluk
4. Menjadi Presiden
Bush akhirnya menjadi presiden setelah memenangkan Pemilu Presiden 1988 melawan calon dari Demokrat, Michael Dukakis.
Bush Senior melakukan beberapa kebijakan luar negeri. Antara lain ikut dalam pembubaran Uni Soviet pada 26 Desember 1991.
Kemudian adalah invasi untuk menggulingkan diktator Panama, Manuel Noriega, pada Desember 1989 hingga Januari 1990.
Tak berselang lama, Bush merespon ketika Presiden Irak, Saddam Hussein, melakukan serangan ke Kuwait pada Agustus 1990.
Bush menggalang koalisi, dan meluncurkan serangan perdana dengan 4.000 bom yang dijatuhkan dari pesawat tempur pada 17 Januari 1991.
Invasi ke Kuwait, atau yang dikenal dengan Perang Teluk itu, diklaim Bush sebagai kesuksesan terbesar selama dia menjabat.
Baca: ISIS Perintahkan Pengikutnya Bom Negara Lain, Kenapa tak Serukan Serang Israel?
5. Kalah dalam Pilpres 1992
Awal 1992, dia mengumumkan bakal mencalonkan diri untuk periode kedua.