Kupi Beungoh
Mendo'akan Erdogan di Akhir Ramadhan dan Awal Syawal
Dalam Pilpres ini, saingan terdekat Erdogan adalah Muharrem Ince, capres dari partai sekuler (CHP).
Tujuannya untuk memunculkan disintegrasi Turki sehingga Turki akan sangat-sangat disibukkan dengan perang saudara.
Itulah maunya mereka.
Sejauh ini, Erdogan sangat fokus berjuang mempertahankan integritas teritorial Turki.
Di lapangan, dalam melawan plot kejahatan yang ingin membagi-bagi wilayah Turki, Erdogan juga menghadapi milisi-milisi dukungan negara-negara Eropa di perbatasannya.
Kedua, saingan Erdogan dalam Pilpres Turki adalah kandidat dari Partai Sekuler CHP, seperti dijelaskan di awal.
Kita ingat bagaimana kejamnya kaum sekuler terhadap umat Islam.
Saat CHP berkuasa, kaum muslimah dilarang memakai di ruang publik. Serta pelajaran agama dihilangkan di lembaga pendidikan.
Kekuatan sekuler juga sukses menjadikan Turki sebagai negara sakit sehingga mendapatkan julukan "the sick man in eropa".
Bandingkan dengan kondisi Turki dibawah kepemimpinan Partai Islamis AKParti.
(Baca: Palestina Jadi Tema Peserta Pawai Takbir Idul Fitri 1439 H di Banda Aceh)
Dengan geliat pendidikan, ekonomi dan kebangkitan militernya, Turki kian disegani di Eropa.
Erdogan sukses menempatkan posisi Turki sebagai pemain penting di kawasan.
Era gelap ini baru mulai sirna saat cahaya baru muncul.
Di bawah kepemimpinan Erdogan dengan AKPartinya, Turki mulai merasakan kebebasan, termasuk dalam menjalankan keyakinan agamanya.
Jadi, tentu kita tidak mau Turki kembali ke orde lamanya yang kelam saat diatur pemimpin sekuler-kiri.
(Baca: Mohamed Salah Jadi Sorotan, Gara-gara Foto Bersama Mantan Panglima Pasukan Pemberontak Chechnya)
Ketiga, narasi Erdogan di pentas dunia saat ini cukup jelas mewakili aspirasi umat Islam.