OTT KPK di Aceh
Usai Diperiksa KPK, Irwandi Yusuf Singgung Jasanya, Dari Juru Runding GAM hingga di Pemerintahan
Irwandi Yusuf menceritakan jasa-jasanya dalam proses perdamaian antara GAM dan Pemerintah Indonesia serta jasanya sebagai gubernur.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Seusai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK), Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menceritakan jasa-jasanya dalam proses perdamaian antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Indonesia serta jasanya sebagai gubernur.
Pertama, ia menceritakan perjuangannya sebagai juru runding GAM.
"Saya hanya mau memberi pernyataan bahwa sebetulnya damainya Aceh dengan NKRI, saham saya besar di situ. Saya ikut mendamaikan, ikut mengumpulkan senjata, ikut berunding, dan akhirnya kayak sekarang," kata Irwandi saat keluar dari gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (6/7/2028).
Saat GAM dan Pemerintah Indonesia berdamai, ia pun menjabat sebagai Gubernur Aceh.
Dalam menjalankan jabatannya, Irwandi merasa telah melakukan rangkaian terobosan-terobosan baru untuk Aceh dan masyarakatnya.
Baca: Indonesia Open 2018 - Marcus/Kevin Lolos ke Semifinal Lewat Pertarungan Panas Kontra Dou Mads
Baca: Perempat Final Piala Dunia 2018 - Prediksi Uruguay Vs Perancis, Data dan Fakta Pertandingan
"Yang sebagian diadopsi oleh pemerintah pusat seperti Jaminan Kesehatan Nasional, Program Perkuliahan Karyawan, dan beberapa hal lain dalam hal lingkungan hidup," kata dia.
Irwandi juga menyinggung jasanya melindungi Aceh dari ancaman teroris di tahun 2010 silam.
Usai mendapatkan informasi dari polisi, ia pun berupaya memastikan bahwa gerakan teroris pada waktu itu tak bisa beraktivitas.
"Maka teroris di sana tidak bisa beraktivitas dan ke lapangan pun saya ikut. Ada begitu banyak hal yang saya lakukan untuk kebaikan negeri ini," ujar dia.
Namun, Irwandi tidak menuntut kepada Indonesia atas semua jasa-jasanya yang telah dia lakukan tersebut.
"Saya enggak minta bantuan balas jasa, memang kewajiban warga negara untuk bekerja untuk negaranya Indonesia. Tapi yang saya katakan tadi bahwa saya bukan rakyat biasa bukan warga biasa, saya berjasa, saya enggak minta balas jasa," ujar Irwandi.
Baca: Rahasia Kate Middleton Betah dan Lincah Saat Pakai High Heels
Baca: Ini Alasan Mengapa Pangeran William dan Harry Dilarang Nonton Langsung Piala Dunia 2018 di Rusia
Dalam kasus ini, Irwandi terlibat dalam dugaan suap terkait penggunaan Dana Otonomi Khusus Aceh Tahun Anggaran 2018.
KPK menduga pemberian oleh Bupati Bener Meriah Ahmadi sebesar Rp 500 juta adalah bagian dari Rp 1,5 miliar yang diminta Irwandi terkait fee ijon proyek-proyek pembangunan infrastruktur yang bersumber dari Dana Otonomi Khusus Aceh Tahun 2018.
"Diduga pemberian tersebut merupakan bagian dari commitment fee 8 persen yang menjadi bagian untuk pejabat di Pemerintah Aceh dan setiap proyek yang dibiayai dari dana otonomi khusus Aceh," ujar Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan dalam konferensi pers, Rabu (4/7/2018).
Menurut Basaria, pemberian kepada Irwandi dilakukan melalui orang-orang terdekatnya serta orang-orang terdekat Ahmadi sebagai perantara.
Baca: Cuaca di Bandung Makin Dingin, BMKG Sebut Ini Sebagai Pemicunya
Baca: Mahasiswa Berdarah Gayo dan 2 Temannya di IPB Ciptakan As-Sukkaru, Alat Pendeteksi Diabetes
Jejak Irwandi Yusuf, Mantan Pejabat GAM yang Jadi Gubernur Aceh
Publik terkejut ketika mendengar kabar operasi tangkap tangan yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap dua kepala daerah di Aceh ternyata melibatkan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf.
Irwandi adalah orang nomor satu di pemerintahan Aceh.
Dia masih menjabat sebagai gubenur untuk periode 2017-2022.
Periode ini adalah kali kedua dia menjadi sebagai gubernur setelah sebelumnya memimpin Aceh pada tahun 2007-2012.
Irwandi terpilih sebagai gubernur Aceh setelah perdamaian dari konflik Aceh ditandatangani pada tahun 2005.
Penyelesaian konflik Aceh mengantarnya menjadi gubernur pada Pilgub Aceh 2006.
Baca: Prakiraan Starter, Statistik, dan Bursa Prediksi Uruguay Vs Prancis di Piala Dunia 2018
Baca: Pembobol Kios Ponsel di Pidie Jaya Diciduk Saat Angkut Ikan Hasil Melaut di Banda Aceh
Sebelumnya, Irwandi adalah mantan pejabat Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dia adalah mantan juru propaganda di kelompok tersebut.
Saat dia dilantik, sejumlah mantan kombatan GAM hadir.
Pada 2012, dia mencoba maju kembali bersama Muhyan Yunan melalui jalur perseorangan.
Partai Aceh yang didirikannya bersama pejabat GAM lainnya memutuskan untuk tidak mengusungnya pada Pilgub Aceh saat itu.
Hasilnya, Irwandi dan Muhyan tersingkir oleh pasangan Zaini Abdullah-Muzakir Manaf yang diusung Partai Aceh melalui persaingan suara yang ketat.
Baca: Timnas Prancis Miliki Modal Terbaik untuk Langkahi Uruguay dan Lolos ke Semifinal
Baca: KPU belum Terbitkan SK KIP Aceh Singkil yang Baru, Masa Tugas KIP Lama Berakhir Besok
Tak henti mencoba, pada 2017, Irwandi yang maju dengan kendaraan politik Partai Nanggroe Aceh (PNA) terpilih kembali memimpin Aceh bersama pasangannya, politikus Partai Demokrat, Nova Iriansyah.
Pada pelantikannya dalam rapat paripurna istimewa di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Presiden RI Joko Widodo hadir.
Pada saat itu, Jokowi sengaja transit di Aceh sebelum melakukan kunjungan kenegaraan ke Turki.
"Baru kali ini hal tersebut dilakukan, yakni Presiden hadir saat pelantikan kepala daerah dan ini tidak ada di daerah lain. Aceh menjadi sesuatu dalam hatinya," kata Irwandi dalam pidato seusai mengucapkan sumpah jabatan sebagai Gubernur Aceh periode 2017-2022 pada 5 Juli 2017.
Baca: Jika Ajukan Diri Jadi Justice Collaborator, Ajudan Gubernur Aceh Minta Perlindungan Keselamatan
Baca: Indonesia Open 2018 - Kalahkan Ganda Campuran China, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir ke Semifinal
Dalam memimpin Aceh, Irwandi dan Nova menjalankan program pembangunan bernama “Aceh Hebat”.
Ada sembilan program khusus yang menjadi penekanan bagi pemerintah daerah Aceh untuk menyejahterakan masyarakat.
Satu di antara program terobosan unggulan Irwandi Yusuf saat menjadi gubernur pada periode 2006-2012 adalah Program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA).
Melalui program ini, pemerintah memberikan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat Aceh.
Selama menjalankan pemerintahanan di Aceh sejak Juni 2017 hingga kini, Irwandi dikenal gencar menyuarakan upaya penghapusan fee proyek bagi pejabat pemerintahan dan pihak swasta yang mengerjakan proyek pemerintahan.
Jatuh hati pada pesawat Semua orang sudah tahu, Irwandi jatuh hati dengan pesawat.
Dia punya pesawat pribadi dan bisa menerbangkannya.
Pada 2014, dua tahun setelah gagal dalam Pilgub Aceh, dia sengaja belajar dan mengambil lisensi untuk menerbangkan pesawat di Bandung Pilot Academy.
Baca: Tak Hanya Butuh Olahraga, Ini 4 Fakta Menarik Tentang Otak Manusia
Baca: Anaknya Sakit Parah, Wanita Ini Dipecat Usai Izin Tak Masuk Kerja, Esoknya Si Bos Dapat Balasan
Seperti dikutip dari Kompas.id, Irwandi memiliki satu unit pesawat Shark Aero bermesin tunggal produksi Slovakia dan diberi nama ”Hana karu, hoka gata" atau yang berarti "tidak ribut, kamu di mana".
Irwandi pernah menyebutkan, pesawat itu dibelinya dengan harga 40.000 euro atau setara Rp 600 juta dari harga resmi 90.000 Euro atau setara Rp 1,3 miliar.
Dia mengaku mendapatkan diskon besar karena membantu penjualan pesawat tersebut.
Irwandi juga pernah mengklaim bahwa hanya dia yang memiliki pesawat itu di Asia.
Pesawat itu kerap digunakan Irwandi untuk perjalanan dinas ke daerah-daerah.
Salah satunya saat melantik Wali Kota dan Wakil Wali Kota Lhokseumawe, Suaidi Yahya-Yusuf Muhammad, serta Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara, Muhammad Thaib-Fauzi Yusuf, di lokasi terpisah, 12 Juli 2017.
Saat itu, Irwandi menerbangkan sendiri pesawat pribadinya itu dari Bandara Iskandar Muda Aceh Besar ke Bandara Malikussaleh Lhokseumawe.
Usai melantik pasangan Suaidi Yahya-Yusuf Muhammad, dia terbang lagi ke Aceh Utara untuk melantik Muhammad Thaib-Fauzi Yusuf. Namun, pengalaman tak mengenakkan juga pernah dialaminya.
Pesawat yang diterbangkannya mendarat darurat di kawasan Pantai Desa Lam Awe, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, pada 17 Februari 2018.
Pesawat itu terjungkal, kedua sayapnya patah.
Namun, Irwandi selamat dan tak mengalami luka.
Saat itu, Irwandi tengah menerbangkan pesawat untuk melakukan kunjungan kerja ke sejumlah kabupaten.
Baca: Bertemu Seluruh Komponen Pejabat, Dandim Aceh Jaya Ingatkan Hal Ini
Baca: Bupati Bener Meriah Membantah Telah Memberikan Uang Kepada Gubernur Aceh
Kecintaannya pada pesawat lalu menurun pada putri sulungnya, Putroe Sambinoe Mutuwah.
Putroe bahkan pernah mendapat penghargaan dalam terbang perdana tanpa pendamping (solo flight) dari aerodrome Nusaworu ke Pangandaran.
Terobosan Mantan Wali Kota Sabang periode 2006-2012 Munawar Liza Zainal mengaku bahwa sosok Irwandi Yusuf alias Tengku Agam ini adalah sosok yang memiliki wawasan luas yang melebihi umurnya.
“Dia selalu suka bertualang dan hal-hal yang baru, begitu juga dengan pemerintahan, banyak terobosan baru yang diluncurkan Irwandi yang terkadang hal ini suka memberikan pemahaman lain terhadap kawan-kawan lamanya yang menyebabkan kawan lama tak masuk dalam sistem di sekitarnya, namun dia tetap memberi pemahaman kepada orang lain bahwa dia bebas melakukan terobosan dalam mengelola pemerintahan,” ungkap Munawar, Rabu (4/7/2018).
Karena kerap beraktivitas bersama di partai politik lokal dan Gerakan Aceh Merdeka, Munawar juga memahami komitmen Irwandi dalam menjalankan pemerintahan yang bersih demi rakyat.
“Tak ingin berspekulasi, saya menyerahkan hal ini sepenuhnya kepada penegak hukum dan berharap proses hukum berjalan dengan adil,” ujar Munawar Liza.
Sementara itu, Koordinator masyarakat Transparansi Aceh (MATA) Alfian mengatakan, semua mata di Aceh sekarang tertuju kepada KPK.
“Harus diakui OTT KPK ini adalah akumulasi tindakan korupsi yang terjadi selama ini di Aceh, dan MATA akan terus mengawal proses ini sehingga ada kepastian hukum yang dikeluarkan KPK,” tuturnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ditahan KPK, Gubernur Aceh Singgung Jasanya Jadi Juru Runding GAM hingga di Pemerintahan" dan "Kiprah Irwandi Yusuf, Mantan Pejabat GAM yang Jadi Gubernur Aceh Lalu Jatuh Hati pada Pesawat".