Luar Negeri
Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Jepang Tewaskan 88 Orang, Lebih dari 50 Orang Hilang
Hujan lebat yang menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di Jepang bagian barat telah menewaskan 88 orang
SERAMBINEWS.COM, OSAKA - Hujan lebat yang menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di Jepang bagian barat telah menewaskan 88 orang, dengan lebih dari 50 orang hilang.
Data tersebut dirilis pada Minggu (8/7/2018) malam, seperti dilaporkan oleh Japan Today.
Operasi penyelamatan terus dilakukan pada Senin (9/7/2018) dini hari.
Sementara, badan cuaca Jepang memperingatkan kepada masyarakat tentang kemungkinan longsor dan banjir lainnya yang berbahaya.
Perintah evakuasi dikeluarkan bagi 5,9 juta penduduk di 19 prefektur (provinsi).
Baca: Kita Dukung Penuh Aksi Bersih-bersih KPK di Aceh
Baca: Tanggal 13 Juli 2018 Daftar Ke KIP, PA Nagan Raya Bekali Para Bacaleg
Sebanyak 30.000 orang telah berada di pusat pengungsian sejak Minggu sore.
Jumlah kerusakan diperkirakan akan bertambah, dan beberapa orang diyakini masih berada di dalam rumah mereka karena akses jalan putus akibat banjir.
Di prefektur Okayama, lebih dari 1.000 orang terjebak sementara di atap bangunan yang terendam, menyusul tiga tanggul yang rusak di Sungai Oda.
Sebagian besar dari mereka diselamatkan oleh perahu dan helikopter.
Baca: Koptan Tacimita Pengelola Kebun Karet Peumakmu Gampong
Baca: Dewan Pertanyakan Proyek DOKA di Pidie
Di distrik Mabi, sekitar 1.200 ha atau sepertiga dari luas wilayah tersebut terendam banjir.
"Sejauh yang kami lihat dari helikopter, tidak ada orang yang melambaikan tangan (di atas atap) meminta pertolongan," kata seorang anggota tim penyelamat kepada AFP.
Pejabat pemerintah daerah menempatkan truk pemompa air untuk membantu memulihkan akses ke beberapa wilayah yang paling parah terdampak.
"Tim penyelamat harus pergi dengan kapal kemarin karena banjir, tapi air secara bertahap surut," kata juru bicara badan penanggulangan bencana.
Baca: Angin Kencang Tumbangkan Tiang Tower Radio Citis FM, Kerugian Diperkirakan Capai Ratusan Juta Rupiah
Baca: BRR Naik Dok, Pelayaran Rute Sabang - Banda Aceh Dilayani KMP Tanjung Burang
"Jika tingkat air menurun cukup rendah, mereka mungkin dapat mengakses daerag yang terdampak melalui jalur darat atau berjalan kaki," imbuhnya.
Di kota Saka, seorang warga bernama Eiichi Tsuiki memilih untuk tinggal di rumahnya, dan bertahan.
Dia pindah ke lantai atas ketika air banjir naik.
Baca: Satu Bengkel Kosong Di Gandapura Terbakar
Baca: Prodi Pendidikan Biologi UIN Ar-Raniry Adakan Seminar Nasional BIOTIK
"Saya sudah tinggal di sini selama 40 tahun. Saya belum pernah melihat ini sebelumnya," kata pria yang berprofesi sebagai peternak tiram ini.
Pihak berwenang mengatakan suhu tinggi diperkirakan akan terjadi pada Senin (9/7/2018).
Hal tersebut menimbulkan tantangan baru bagi banyak orang yang terjebak di tempat pengungsian sederhana dengan sedikit barang bawaan atau rumah yang rusak tanpa air dan listrik.(AFP/Japan Today)
Baca: Putra Irwandi, Teguh Meutuwah: Kita Harus Terangkan yang Gelap
Baca: Ini Total Dana Otsus yang Telah Diterima Aceh Sejak Tahun 2008
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "88 Orang Tewas Akibat Banjir dan Tanah Longsor di Jepang"