Citizen Reporter
Susahnya Bersujud di Negeri Komunis
VIETNAM merupakan salah satu negara tujuan wisata di Asia. Pada musim liburan kali ini saya sekeluarga
Esoknya kami ke Halong Bay, dengan waktu tempuh 3,5 jam dari Hanoi, salah satu tempat wisata laut dengan ratusan pulau batu, gua laut, pantai yang sudah sangat terkenal di dunia, bagaikan Raja Ampatnya Indonesia. Semua fasilitas umum penunjang wisata di kawasan ini disiapkan Pemerintah Vietnam dengan sangat terencana dan rapi. Swasta hanya menjadi operator saja, misalnya, menyiapan kapal-kapal pesiar mewah (cruise) lengkap dengan kamar tidur bintang 5, restoran, serta pesawat-pesawat kecil yang mampu terbang dan mendarat di air untuk kebutuhan turis. Namun sayangnya, kota wisata ini tidak menyediakan satu pun fasilitas rumah ibadah untuk semua agama. Bahkan kami sempat terkecoh saat melihat sebuah hotel baru dengan kubah menyerupai masjid, berwarna putih, berbentuk empat persegi, kami kira itu masjid. Oh, betapa susahnya bersujud di negeri komunis yang satu ini.
Begitupun, bagai tak hirau akan pentingnya ibadah di tengah rekreasi, ratusan bahkan ribuan turis kelas menegah ke atas setiap hari memadati Halong Bay. Ini dapat kita lihat dari hilir mudiknya microbus mewah di sepanjang pelabuhan Pantai Halong Bay. Banyak wisatawan yang bermalam di kapal. Paket-paket kamar di atas cruise memang dapat kita pesan di Traveloka dan di travel wisata online lainnya. Tarif per malam bervariasi, dari yang 2 juta hingga 30 juta rupiah per kamar, tergantung bintang berapa dan kapal apa yang kita pilih. Semuanya bisa dipesan secara online.
Sejauh yang saya amati dan rasakan, Pemerintah Vietnam sedang giat-giatnya melakukan pembagunan infrastruktur pariwisata, karena sektor inilah yang langsung menyentuh ekonomi rakyat dan paling banyak menyerap tenaga kerja. Pendapatan terbesar negara ini adalah minyak dan gas, pariwisata, kehutanan, dan pertanian.
Mata uang Vietnam adalah dong dan menjadi mata uang paling rendah nilainya di dunia. Lebih rendah bahkan daripada rupiah. Andai 1.000 rupiah kita tukarkan ke dong maka akan menjadi 1.400 dong. Jadi, wajar kalau semua produk lokal Vietnam lebih murah dibandingkan di Indonesia, kecuali produk impor yang memang lebih tinggi kualitasnya. Datanglah ke Vietnam dan mungkin hanya di sini Anda bisa merasakan rupiah kita lebih bernilai.