Kupi Beungoh
Ngopi, Blasphemy, dan Nasihat Socrates
Ngopi inspiratif itu adalah saat menerima masukan kebaikan dan kebajikan yang sangat bermanfaat untuk tatanan berkehidupan.
“Anda pernah dengar Socrates?”
“Belum,” ujarnya dengan rasa penuh ingin tahu.
Socrates adalah filsuf besar Yunani memberikan siasat menyetop berita tidak benar, agar tidak sampai kepada dirinya.
Begini, saat itu Socrates dihampiri seseorang dan berujar bahwa “tahukah Anda perihal teman dekat Anda?”
“Wah ada apa lagi ini? sebelum anda menyampaikan, yakinkan Anda bahwa apa yang akan Anda ceritakan itu ada kebenarannya,” ujar Socrates.
“Tidak tahu, saya hanya mendengar informasi itu,” jawab orang tersebut.
Socrates melajutkan kalimatnya, “kemudian apakah sesuatu yang hendak Anda ceritakan kepada saya ada ‘kebaikan’ di dalamnya?”.
Orang tersebut menjawab, “tidak”.
“Dan apakah yang akan Anda sampaikan itu ada ‘kegunaannya’ kepada saya?,” lanjut Socrates.
Orang itu menjawab lagi, “saya pikir ini tidak berguna buat Anda”.
Akhirnya Socrates mempertegas “bila Anda ingin menceritakan sesuatu yang belum tentu benar, bukan tentang kebaikan, dan bahkan tidak berguna, mengapa Anda harus menceritakan itu kepada saya?".
Akhirnya sahabat Socrates tertegun dan memilih diam.
(Baca: Jadi Narasumber di UIN Suska Riau, Prof Syamsul Rijal Minta Mahasiswa Siapkan Mental Menuntut Ilmu)
(Baca: Dr Syamsul Rijal: Gerhana, Cahaya Diredupkan Sejenak)
Teman semeja yang sedang menyeruput kopi bersama saya termenung.
Nah pikirkan baik-baik, stop lah pada diri Anda, di saat Anda menerima informasi tidak benar, dan atau lakukanlah tabayyun (klarifikasi) sehingga Anda adalah sosok penyampai kebenaran, penyampai kebaikan, dan berguna bagi semua.
Bukan sebaliknya, Anda hanya penebar kebohongan, memberitakan kejahatan, dan membangun paradigma sesuatu yang tidak bermanfaat.