Melihat Alquran Kayu Terbesar di Dunia, Begini Kisah di Balik Pembuatannya
Museum ini menarik pengunjung domestik maupun turis dari negara-negara seperti Turki, Arab Saudi, Irak, Malaysia, Singapura, AS, dan Kanada.
SERAMBINEWS.COM, PALEMBANG - Dunia memiliki banyak Quran raksasa, tetapi satu-satunya Quran kayu raksasa dapat ditemukan di Palembang, ibukota provinsi Sumatra Selatan, Indonesia.
Dikenal sebagai Quran berukir kayu terbesar di dunia, dibuat dari kayu pohon tembesu (Fagraea fragrans) dan ukuran 1,77 kali 1,40 meter (5,8 x 4,6 kaki).
Penciptanya, Shofwatillah Mohzaib (43) mengatakan bahwa ia menghabiskan waktu selama 9 tahun untuk menyelesaikan 30 juz Alquran tersbeut.
Menurutnya, butuh waktu lama karena kekurangan kayu dan uang.
“Untungnya, produksi mendapat sumbangan pribadi dari beberapa donor besar, termasuk mantan ketua DPR Marzuki Alie dan mantan ketua MPR, almarhum Taufik Kiemas,” kata Shofwatillah kepada Anadolu Agency.
(Baca: Alquran dari Kerajaan Linge Dipamerkan di Anjungan Gayo Lues)
(Baca: Saat Ceramah di Batam, Ustaz Abdul Somad Ungkap Tips Murah Rezeki dan Berumur Panjang)
Berawal dari Mimpi
Shofwatillah mengatakan ide membuat Quran raksasa datang pada tahun 2000, dari mimpi yang dia miliki ketika mempelajari kaligrafi di Masjid Agung Palembang.
Setahun kemudian, ia mulai membuat halaman pertamanya, yang berisi Surah Al-Fatihah.
Sebelum mengukirnya menjadi kayu, Shofwatillah menulis ayat-ayat itu di atas karton. Setelah itu, dia meminta persetujuan dari para ahli Muslim, kemudian membuat salinan dari ayat-ayat dengan kertas kalkir.
“Butuh satu bulan untuk melakukan satu halaman dari Quran. Proses pahat berlangsung paling lama,” jelasnya.
Ia memilih kayu tembesu sebagai material karena kuat, tahan lama, dan cukup populer di Sumatera bagian selatan sebagai bahan baku untuk ukiran atau furnitur.
Bangunan lima lantai yang menampung Quran besar-besaran dapat ditemukan di pesantren Al Ihsaniyah Gandus di Palembang, juga rumah sebuah museum yang memamerkan karya iman Shofwatillah.
Pada tahun 2011, Presiden Indonesia saat itu Susilo Bambang Yudhoyono, didampingi oleh delegasi Uni Parlementer negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (PUOIC), meresmikan Alquran kayu raksasa bersama dengan Al Quran Al Akbar Museum.
(Baca: Presiden DMDI Kunjungi Alquran Kuno)

Objek Wisata
Menurut Shofwatillah, sejak 2012 satu juta pengunjung telah mengunjungi museum.
Museum ini menarik pengunjung domestik maupun turis dari negara-negara seperti Turki, Arab Saudi, Irak, Malaysia, Singapura, AS, dan Kanada.
Shofwatillah juga mengatakan dia ingin membangun ruang bioskop untuk memutar film berita penjelasan tentang mukjizat Alquran.
Pengunjung Sarmin Gumay (76) mengatakan dia kagum dengan keindahan Alquran al Akbar, menambahkan bahwa dia telah mengunjungi museum beberapa kali.
Amira Luthfiah (16) datang dari Lampung ke Palembang - perjalanan hampir 300 kilometer (186 mil) - hanya untuk memuaskan rasa penasarannya.
"Ini benar-benar luar biasa," katanya.
Amira mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa ada sedikit wisata religi di Palembang, tetapi dia berharap pemerintah akan memberikan lebih banyak dukungan.
"Saya berharap orang-orang dapat memahami Alquran lebih banyak," tambahnya.
(Baca: Caleg Harus Bisa Mengamalkan Alquran)

Meningkatkan Ekonomi
Museum ini memiliki dampak besar pada penduduk setempat, karena daerah itu sekarang ramai dengan pedagang. Tidak hanya turis, tetapi juga penjual pakaian, makanan, dan minuman berduyun-duyun ke area di sekitar museum.
Ujang (60) yang menjual minuman, mengatakan bahwa pesantren di daerah tersebut telah memberikan beasiswa untuk anak yatim.
“Saya senang anak-anak saya dapat belajar di sana dengan harga terjangkau,” katanya.
Selama liburan Muslim Idul Fitri - yang tahun ini berlangsung pada bulan Juni - juga menyediakan Zakat (bantuan keuangan) untuk penduduk setempat.(*)