Bayi yang Lahir Bermata Satu Sudah Dikebumikan, Begini Kondisi Ibu Sang Bayi Saat ini

Ibu bayi bermata satu (Cyclops syndrome) yang lahir di RS Panyabungan, Mandailing Natal tampak begitu lemas.

Editor: Faisal Zamzami
Tribun Medan
Kolase foto ibu penderita sindrom cyclops 

"Lahirnya sesar, tapi tidak prematur. Beratnya 2,4 kilogram. Waktu lahir juga tidak bagus, bayinya tidak menangis dan tidak ada gerakan. Denyut jantungnya juga di bawah seratus. Jadi kondisinya sangat parah," kata

Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Mandailing Natal Syarifuddin Nasution saat dihubungi.

Menurut Syarifuddin, terdapat beberapa kemungkinan penyebab kelainan pada bayi ini.

"Kalau kata dokter spesialis bayi yang tadi melihat bersama kami, ada beberapa kemungkinan penyebab. Pertama bisa jadi karena obat-obat yang dulu dikonsumsi si ibu, kemudian bisa juga karena virus," ujar Syarifuddin saat dihubungi.

Syarifuddin mengungkapkan pesimistis terhadap kelangsungan hidup bayi  tersebut. Sebab, kelahiran bayi seperti juga pernah terjadi di luar negeri. Rata-rata meninggal beberapa saat setelah dilahirkan.

"Ini kejadian yang ketujuh. Yang terakhir di Mesir dan meninggal beberapa jam kemudian. Kalau kata dokter bayi, bayi perempuan itu tidak akan bertahan lama hidup," ujar Syarifuddin. 

Prediksi Syarifuddin terbukti, anak kelima dari pasangan Tatan dan Surianti itu meninggal dunia sekitar tujuh jam pascadilahirkan. Tepatnya pada Kamis (12/9/2018) sekitar pukul 22.40 WIB.

"Kita sudah berupaya semaksimal mungkin, tapi Tuhan berkata lain," kata Syarifuddin.

Inilah Penyebab Bayi Lahir Bermata Satu (Cyclopia) Menurut Para Ahli

Malam Minggu, Aquarius akan Menemukan Cinta Baru dan Gemini Ingin Melakukan Hal Romantis

Baca: Sedan Ringsek, Sopir Terluka

Baca: Sepmor Tertukar, Pemilik Bertemu di Polsek

Dimakamkan Dini Hari

Hati Tatan hancur. Kesedihan terpancar jelas di wajahnya.

Suami Surianti ini hanya bisa terdiam sambil berjalan kaki menggendong jenazah bayi perempuannya dengan kain sarung menuju sepeda motor matic yang sudah menunggu di luar gedung RSUD Panyabungan, Kamis (12/9/2018) malam sekitar pukul 23.00 WIB.

Dengan sepeda motor berwarna putih itu, Tatan diantar menuju kediamannya di Kelurahan Kayu Jati, Panyabungan, Mandailing Natal.

 Ia hendak menyemayamkan dan mengebumikan jenazah bayinya di tempat pemakaman umum yang berada tak jauh dari rumahnya.

Anak sulung Tatan itu telah meninggal dunia, sekitar tujuh jam pascadilahirkan sesar di RSUD Panyabungan, Mandailing Natal, Kamis (13/9/2018) pukul 15.40 WIB.

Tak ada kata-kata atau jeritan tangis yang keluar dari mulut Tatan. Tidak juga terlihat sanak saudara yang mendampinginya saat itu. Tatan hanya tertunduk sendiri sembari berjalan menggendong jenazah bayinya.

Tatan merupakan ayah dari bayi perempuan yang terlahir dengan kelainan fisik. Anak kelimanya itu lahir dengan satu mata dan tidak memiliki hidung. Istilah medis menyebutnya Cyclopia.

"Tadi malam diantar naik sepeda motor dari rumah sakit. Tak lama di sini langsung dimandikan, disalatkan dan langsung dikebumikan. Dikebumikan sekitar pukul 02.00 WIB," ujar Boru Harahap, tetangga Tatan, saat berbincang di depan rumahnya, Jumat (13/9/2018). (nan/tribun-medan.com)

Baca: Sejumlah Cabang MTQ Mulai Diperlombakan

Baca: Sepmor Tertukar, Pemilik Bertemu di Polsek

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Bayi Bermata Satu (Cyclopia) Sudah Dikebumikan Begini Kondisi Terbaru Kedua Orang Tuanya, 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved