Kupi Beungoh

Mengenang Prof Safwan Idris, Sang Idola Rakyat Aceh

Penembakan dan pembunuhan terhadap Prof. Safwan Idris yang saat itu menjabat sebagai Rektor di IAIN Ar-Raniry sangat mengejutkan.

Editor: Zaenal
Sumberpost.com
Almarhum Prof Dr Safwan Idris 

Tapi saya tidak selamanya berbeda pandangan dengan beliau, lebih sering berfikiran sama malah.

Jika banyak orang mengenal dan mengenang Prof. Safwan sebagai tokoh pendidikan, di mata saya, almarhum lebih dari itu.

Ia tokoh Aceh yang spesial, dengan kapasitas melampaui jabatan yang biasa diembannya dalam dunia pendidikan.

(Ajal Usai Shalat Magrib)

(SMUR bukan PRA)

Bagaimana tidak, putra asli Aceh Rayeuk kelahiran Siem ini merupakan sosok visioner dan berani.

Jauh-jauh hari, ia sudah menyatakan pandangannya bahwa persoalan (konflik) Aceh tidak akan selesai jika penyelasaiannya dilakukan dengan cara-cara represif dan pendekatan militeristik.

Ia turut mendukung gerakan reformasi ’98 oleh mahasiswa, sertu turut menuntut pencabutan DOM Aceh 1989-1998.

Terakhir, ia bahkan dipercaya oleh Presiden Habibie menjadi anggota Komisi Independen Pengusut Tindak Kekerasan di Aceh dengan masa tugas hingga Juli 2000, sekitar dua bulan sebelum tragedi terjadi.

Visioneritas Safwan Idris juga terlihat pada banyak pemikiran beliau yang hari ini masih dimplementasikan, semisal pengelolaan zakat melalui BAZIS dan lain sebagainya.

Di mata saya, Safwan Idris bukan saja ulama dan intelektual, tapi juga pelaku gerakan perubahan.

Putra kebanggaan masyarakat Aceh Rayeuk ini merupakan teman perjuangan melawan kekerasan dan militerisme di Aceh.

(Siang Berdarah di Teuku Nyak Arief)

(Kontroversi di Balik Kepergian Sang Tokoh)

***

16 September 2018.

Sudah 18 tahun berlalu, sejak Prof. Safwan Idris meninggal dunia akibat ditembak di rumahnya di Kopelma Darussalam, Banda Aceh

Penembakan tersebut sampai saat ini masih berbalut misteri.

Tidak ada yang mampu mengusut siapa kedua pelaku dan otak yang mendalangi penembakan secara sadis itu. 

Dan terhadap kegagalan pengungkapan ini, saya merasa marah.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved