Rumah Dr Radjiman Mampu Berdiri Kokoh Selama 140 Tahun Meski Dibangun Tanpa Semen
Ia juga adalah ketua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUKI) yang berdiri pada 28 Mei 1945.
Saat pertama kali tiba di depan pintu gerbangnya, kita akan melihat halaman yang cukup luas, serta pintu gerbang berbentuk gapura bertuliskan Situs Dr. KRT. Radjiman Wediodiningrat.
Tampak mencolok begitu luas 1,5 hektare, ditengah rumah-rumah warga di samping kiri-kanan, dan depannya.
Layaknya rumah-rumah orang pada umumnya, pintu gerbang rumah Radjiman terkunci. Di pagarnya ada papan bertuliskan "JIka ingin berkunjung hubungi nomer berikut 0852-3595-4755."
Rupanya nomer tersebut adalah nomer juru kunci rumah Radjiman, Bapak Sadimin.
Sadimin tinggal tak jauh dari rumah Radjiman, ia menjadi juru kunci rumah tersebut sudah sejak tahun 1990.
Generasi ke-3, orang yang dipercaya menjaga rumah penuh sejarah itu.
Sadimin bercerita banyak tentang rumah Radjiman yang hak miliknya ada ditangan cucu Radjiman, Retno Widowati yang tinggal di Jakarta.
Sadimin pun dengan senang hati memperlihatkan dan menjelaskan setiap detil rumah Radjiman.
Ya, rumah tersebut menurut Sadimin telah berusia 140 tahun lebih.
Baca: Kelangkaan Solar di Abdya Makin Menjadi-jadi, Kadin: Hambat Aktivitas Pembangunan dan Perekonomian
Awalnya rumah tersebut milik orang Belanda Nicholas Leonard van Deuning, lalu pada tahun 1936 dibeli oleh Radjiman seharga 13.000 gulden Belanda, atau berkisar Rp99 juta.
Harga tersebut terdiri atas tanah tanah kering 10,5 hektare dan tanah sawah 63 hektare.
Baru tahun 1938, Radjiman menempatu rumah itu yang terdiri atas bangunan rumah tempat tinggal, lumbung padi, garasi, serta pekarangan yang luas untuk menjemur padi.
1. Rumah Radjiman tampak dari luar
Bangunan ini didominasi warna hijau dan putih, catnya masih tampak segar karena rutin dilakukan pengecatan.
Semua masih asli, hanya gentengnya saja yang diganti.