Seorang Nenek di Aceh Singkil Sumbangkan Sepasang Anting untuk Korban Tsunami Palu

Ketika petugas pengumpul sumbangan keliling menemui jamaah sambil membawa kardus, seseorang nenek melepas antingnya untuk disumbangkan

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Muhammad Hadi
Sepasang anting yang disumbangkan seorang nenek-nenek untuk korban gempa tsunami Palu, saat tablig akbar peringatan 1 Muharam 1440 H di Lapangan MTQ Lipat Kajang Atas, Simpang Kanan, Aceh Singkil, Sabtu (13/10/2018) malam. 

Saat itu, kondisi sudah gelap. Mereka terus bergerak.

"Sampai di Kelurahan Mamboro, kami melihat seorang ibu yang terjepit runtuhan bangunan. Kami berhenti dan membawanya ke tempat aman. Tampaknya ada tulang yang patah," tutur Ody.

"Kami sempat terjebak di Kelurahan Layana karena jalan tertutup. Terpaksa berhenti dan menunggu. Beberapa jam kemudian, ada iring-iringan kendaraan Brimob melintas yang membuka akses jalan. Akhirnya, sekira pukul 23.00 WITA, kami tembus Palu," kata Abdy.

Baca: Derita Pengungsi Hidup di Tenda Terpal Plastik Setelah 14 Hari Gempa dan Tsunami Palu

Di Palu, Abdy menghadapi kenyataan keluarganya telah mengungsi.

Ketika bertemu, hanya ada isteri dan anak pertama.

Sedangkan anak kedua, Andra, hilang dengan posisi terakhir yang diketahui berenang di Hotel Golden Palu yang kena tsunami.

Hingga pagi, mereka mencari Andra. Setelah hampir putus asa, mereka pulang melihat kondisi rumah.

Tak lama kemudian, Andra muncul.

Anak SD itu rupanya lari ke gunung dan bermalam sendirian di sana hanya mengenakan celana renang.

Ada beberapa luka karena ditabrak motor saat lari.

Setelah memastikan keluarga semua selamat, hari itu juga mereka kembali ke "lapangan".

Kembali ke bekerja seperti biasa.

"Kami baru bisa mengirim berita pada hari kedua melalui saluran yang sangat terbatas. Alhamdulillah," kata Abdy.

Baca: Bayi 2 Bulan Ditemukan Selamat di Atas Pohon usai Tsunami Palu, Kami Kira Dia Sudah Meninggal Pak

Setelah memastikan berada di lokasi yang aman, mereka melihat ke arah tempat tadi berhenti di dekat Pelabuhan Pantoloan.

"Sudah rata dengan tanah. Rumah-rumah hancur dan berpindah tempat. Perahu dan kapal melintang di jalan. Di mana-mana terlihat penuh puing," tutur Abdy.

Pofesional dan kepala keluarga yang baik

Erick Tamalagi, tokoh masyarakat Palu dan salah seorang pendiri Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia yang tinggal di Palu dan mengalami langsung bencana tersebut, menjadi saksi bagaimana para jurnalis TV di Palu telah bekerja dengan sangat profesional.

"Apa yang dilakukan teman-teman para jurnalis tv di Palu, menurut saya, adalah kesadaran yang tinggi sebagai seorang jurnalis dan kepala keluarga. Kegigihan terus meliput dan mencari spot untuk mengirimkan gambar di saat jaringan internet sangat terbatas dan membagi perhatian untuk keselamatan keluarga yang berada di pengungsian, adalah perjuangan yang sangat patut kita hargai," kata Erick.

Baca: Relawan Asing Mengaku Diusir dari Palu, BNPB Beri Penjelasan Terkait Bantuan

Erick terus bergerak membantu para korban.

Ia mendatangi berbagai lokasi hingga ke pelosok untuk mendistribusikan bantuan.

"Puji syukur keluarga saya selamat," kata Erick yang juga mengungsikan seluruh keluarganya ke rumah famili yang lebih aman.

Tokoh muda nasional asal Palu, M. Ichsan Loulembah, menjadi saksi kegigihan para jurnalis TV di Palu.

"Para jurnalis menuangkan laporan untuk melayani kemanusiaan dengan profesionalisme yang terjaga. Tanpa lelah, lupa melihat jam, mereka menyajikan suara dan gambar melalui televisi yang amat berarti bagi masyarakat. Hanya ini yang kami punya (untuk mereka): setulusnya ucapan terima kasih," tulis Ichsan.

Ichsan tinggal di Jakarta. Begitu mendengar gempa dan tsunami di kampungnya, ia berusaha pulang.

Tiba di Palu pada hari ketiga pasca-tsunami, Ichsan membuka posko "Sulteng Bergerak" di rumah ibunya, di Jalan Rajawali 24, untuk menyalurkan berbagai bantuan ke seluruh wilayah terdampak.(*)

Baca: 5.000 Orang Masih Tertimbun di Palu dan Kesaksian tentang Orang-orang Hilang Ditelan Bumi

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Penghargaan untuk Lima Jurnalis Heroik Peliput Gempa Palu

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved