Mengungsi ke Makassar, Bocah Korban Gempa dan Tsunami Palu Diperkosa Tiga Pemuda
Warga sempat melakukan pengejaran terhadap ketiga pelaku dan seorang di antaranya berhasil diamankan
Penghargaan ini diberikan setelah dengan cermat mempelajari kisah mereka.
Kisah heroik lima jurnalis TV saat terjadi tsunami di Pelabuhan Pantoloan dan telah menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Donggala, Sigi, dan Palu.
Mereka adalah Abdy Mari (tvOne), Ody Rahman (NET.), Rolis Muhlis (Kompas TV), Jemmy Hendrik (Radar TV), dan Ary Al-Abassy (TVRI), yang pada Jumat petang 28 September, sekira pukul 15.00 WITA, turun dari Kota Palu menuju Kecamatan Sirenja di Kabupaten Donggala untuk meliput dampak gempa M 5,9 yang terjadi satu jam sebelumnya, pada pukul 14.00 WITA.
Baca: Derita Pengungsi Hidup di Tenda Terpal Plastik Setelah 14 Hari Gempa dan Tsunami Palu
Kabarnya, ada korban meninggal akibat bangunan ambruk.
Jarak Palu ke Sirenja di Pantai Barat biasanya 2 jam perjalanan menyusuri sisi utara teluk.
Mereka bermobil dengan kapasitas tempat duduk tujuh penumpang.
Satu jam perjalanan, dekat Pelabuhan Pantoloan menjelang perbatasan Palu-Donggala, pemandangan laut terlihat indah seperti biasanya.
Namun, tiba-tiba, mereka merasakan gempa yang sangat kuat.
"Saya langsung tarik rem tangan, mobil berhenti di tengah jalan," tutur Ody yang mengemudikan mobil.
"Kami lihat hampir semua pengendara motor di sekitar kami berjatuhan," lanjut Ody.
Mereka langsung turun dan merekam semua peristiwa itu dengan telepon genggam masing-masing.
Baca: Tsunami Bervariasi, Tertinggi di Palu Capai 11,3 Meter, Terendah di Donggala Tercatat 2,2 Meter
Ada yang sambil menolong orang-orang yang terjatuh.
Tiba-tiba terjadi lagi gempa. Dan, ketika mereka melihat ke laut, tampak gelombang tinggi bergerak cepat ke arah mereka. Mereka terpana.
Jemmy Hendrik berteriak, "Itu tsunami!"
Teriakan Jemmy menyadarkan mereka dan semua orang yang mendengar.