Musfriatun Mengaku Sempat Terseret ke Dasar Laut, Tak Pejamkan Mata Saat Digulung Ombak Tsunami Palu

Musfriatun yang merupakan warga Kampung Nelayan, Kecamatan Mantikulore, Palu itu kehilangan harta bendanya.

Editor: Amirullah
Gandhi Wasono/NOVA
Musfriatun korban gempa dan tsunami Palu menceritakan kisahnya 

Bahkan ketika terseret di dalam air, dia justru membuka mata dan tak mau memejam.

“Karena kalau aku terpejam, maka tidak tahu apa yang ada di depanku. Ketika di dalam air, begitu (tubuh) mau menghantam sesuatu, maka kedua lengan aku lingkarkan ke atas untuk melindungi wajah dan kepala. Makanya ini luka semua,” cerita Musrifatun dengan lancar.

Musrifatun masih ingat betul air itu tak hanya membawanya ke tengah laut, tetapi juga menariknya ke dasar, kemudian mengangkatnya lagi ke permukaan.

Yang lebih menguatkan hatinya, di saat tubuhnya digulung ombak sampai ke dasar laut, dia mendengar suara mendiang suaminya yang meninggal tiga tahun lalu karena sakit.

“Anak-anakmu suruh menyelamatkan diri, kalau kamu enggak apa-apa. Tenang saja,” kata Musrifatun menirukan suara yang dia dengar.

Dan memang Tuhan Maha Besar, setelah beberapa kali diombang-ambing gelombang kemudian dihempaskan ke daratan, akhirnya Musrifatun selamat.

Baca: Tahanan yang Meninggal di Polsek Bendahara Aceh Tamiang Dimakamkan, Forkopimda Ikut Shalat Jenazah

“Aku tidak takut. Aku hanya minta kepada Allah, kalau memang sudah waktunya meninggal, aku mohon agar disegerakan supaya tidak kesakitan,” tukasnya.

Kawasan Kampung Nelayan, Palu, usai dihantam tsunami.
Kawasan Kampung Nelayan, Palu, usai dihantam tsunami. (Gandhi Wasono/NOVA)

Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tsunami yang terjadi di sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah ketinggiannya bervariasi.

Titik tertinggi tsunami tercatat 11,3 meter, terjadi di Desa Tondo, Palu Timur, Kota Palu.

Sedangkan titik terendah tsunami tercatat 2,2 meter, terjadi di Desa Mapaga, Kabupaten Donggala.

Baik di titik tertinggi maupun titik terendah, tsunami menerjang pantai, menghantam permukiman, hingga gedung-gedung dan fasilitas umum.

Akibat tsunami, gedung-gedung tersapu, permukiman luluh lantak, berbagai fasilitas umum hancur.

"Dengan kekuatan cukup besar, Tsunami datang dari sekitar Teluk Palu, menerjang pantai dan menghantam permukiman juga bangunan-bangunan lainnya," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Rabu (10/10/2018).

Sutopo mengatakan, wajar jika Kota Palu terdampak bencana paling parah lantaran tsunami di kota tersebut mencapai puncak tertingginya.

Baca: Bukan Prabowo, Faisal Basri Sebut Musuh Utama Jokowi Adalah Para Menterinya Sendiri

Tercatat, korban tewas paling banyak berada di Kota Palu.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved