Perusahaan Paling Bernilai Sepanjang Sejarah Itu Bernama VOC
VOC didirikan sebagai perusahaan pada 1602, ketika diberikan monopoli 21 tahun oleh pemerintah Belanda untuk perdagangan rempah-rempah di Asia.
Namun, meskipun 200 tahun berjalan sebagai raksasa perdagangan terkemuka Eropa - puncak spekulasi prospek perusahaan terjadi bertepatan dengan Tulip Mania di Belanda pada 1637.
Baca: Pelaku Inses Habisi Nyawa 14 Anggota Keluarganya Sendiri, Dua Rekan Kerjanya Turut Jadi Korban
Dipertimbangkan secara luas sebagai gelembung keuangan pertama di dunia, sejarah Tulip Mania adalah kisah yang luar biasa.
Selama masa 'berbusa' ini, VOC memiliki nilai 78 juta gulden Belanda, atau setara dengan 7,9 triliun dalam dolar AS modern (sekitar Rp20 ribu triliun rupiah).
Nilai puncak VOC begitu tinggi, sehingga membuat ekonomi modern menjadi malu.
Bahkan, pada puncaknya, VOC bernilai kira-kira sama dengan gabungan PDB Jepang modern (AS$ 4,8T) dan Jerman (AS$ 3,4T).
Lebih jauh lagi, dalam bagan hari ini, kami menambahkan kapitalisasi pasar dari 20 perusahaan terbesar dunia, seperti Apple, Microsoft, Amazon, ExxonMobil, Berkshire Hathaway, Tencent, dan Wells Fargo.
Semuanya baru mampu mencapai nilai AS$ 7,9 triliun, setera VOC, jika sudah digabungkan.
Pada saat yang sama, perusahaan paling berharga di dunia (Apple) hanya mencapai 11% dari nilai puncak VOC dengan sendirinya.
Baca: Kasus Pembakaran Mapolsek Bendahara Aceh Tamiang, 6 Polisi Termasuk Mantan Kapolsek Diperiksa
Kelas berat bersejarah
Terlepas dari spekulasi yang memicu kenaikan saham Perusahaan India Timur Belanda, perusahaan itu masih sukses dalam hal nyata.
Pada satu titik, bahkan ada 70.000 karyawan - pencapaian besar untuk perusahaan yang lahir lebih dari 400 tahun yang lalu.
Hal yang sama tidak dapat dikatakan untuk dua perusahaan paling berharga lainnya dalam sejarah - keduanya merupakan subjek terjadinya gelembung simultan yang terjadi di Perancis dan Inggris yang muncul pada tahun 1720.
Di Prancis, kekayaan Louisiana dibesar-besarkan dalam skema pemasaran untuk Perusahaan Mississippi yang baru dibentuk, dan nilainya melonjak hingga setara dengan AS$ 6.5 triliun saat ini.
Sementara itu, perusahaan saham gabungan di Inggris, South Sea Company, yang diberikan monopoli untuk berdagang dengan Amerika Selatan memiliki nilai AS$ 4,3 triliun dalam mata uang modern.
Yang menarik, keduanya hampir tidak akan terlibat dalam perdagangan nyata dengan Amerika.