Sebelum Jadi Pengacaranya Jokowi, Yusril Ihza Mahendra: Kita Dukung Kotak Kosong Saja!
Yusril bergabung ke kubu Jokowi-Ma'ruf sebagai pengacara pasangan bernomor urut 01 tersebut.
Sama halnya dengan menjadi pengacara Jokowi-Maruf Amin, Yusril Ihza Mahendra pun mengaku tak dibayar.
"Pak Erick mengatakan bahwa jadi lawyer Pak Jokowi dan Kiai Maruf ini prodeo alias gratis tanpa bayaran apa-apa. Saya bilang saya setuju saja," ungkap Yusril Ihza Mahendra.
Begabungnya Yusril Ihza Mahendra menjadi pengacara Jokowi-Maruf Amin tujuannya tidak lain yakni ingin menyumbangkan sesuatu pada Pilpres dan Pemilu serentak agar berjalan adil dan jujur.
"Bagi saya hukum harus ditegakkan secara adil bagi siapa pun tanpa kecuali. Menjadi lawyer haruslah memberikan masukan dan pertimbangan hukum yang benar kepada klien, agar klien tidak salah dalam melangkah, serta melakukan pembelaan jika ada hak-haknya yang dilanggar pihak lain," kata dia.
Yusril menegaskan, menjadi kuasa hukum pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin untuk semua hal yang terkait posisi keduanya sebagai capres-cawapres.
"Jika ada hak-hak Pak Jokowi dan Pak Ma’ruf yang dilanggar, beliau dihujat, dicaci dan difitnah misalnya, tentu saya akan melakukan pembelaan dan menunjukkan fakta yang sesungguhnya atau sebaliknya, agar segala sesuatunya dapat diletakkan pada proporsi yang sebenarnya," kata Yusril kepada Kompas.com, Senin (5/11/2018).
Baca: Miliki Lima Paket Ganja, Warga Kecamatan Babul Makmur Ditangkap
"Saya juga akan mewakili kepentingan hukum kedua beliau dalam berhadapan dengan pihak lain," tambahnya mengutip Tribunnews.com
Menurut Yusril, hukum harus ditegakkan secara adil bagi siapapun tanpa kecuali.
Menjadi pengacara, kata Yusril, haruslah memberikan masukan dan pertimbangan hukum yang benar kepada klien agar klien tidak salah dalam melangkah, serta melakukan pembelaan jika ada hak-haknya yang dilanggar pihak lain.
"Menjadi lawyer bukan berarti harus membenarkan yang salah dan atau menyalahkan yang benar. Pemihakan saya adalah pada hukum dan keadilan," tegasnya.
Yusril sempat ucapkan pilih kotak kosong.
Meski telah bergabung dengan kubu Jokowi-Ma'ruf, namun Yusril pernah menyatakan tak akan mendukung pasangan itu pada Pilpres 2019.
Bahkan bila nantinya dalam Pilpres 2019 hanya Joko Widodo yang menjadi capres, PBB lebih memilih untuk memberikan dukungan terhadap kotak kosong.
Penegasan itu diuraikan Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra usai menjadi pembicara di Musyawarah Nasional Umat Islam untuk Konstitusi di Pagelaran Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Senin (7/5/2018) lalu.
Baca: Sepekan Pembangunan, Bagaimana Rupa Hunian Nyaman Terpadu di Palu?
"Untuk pembicaraan antar partai, tentu kami sering melakukannya. Dengan Partai Gerindra misalnya, PAN, ataupun PKS. Kalau dengan PDIP kami tak ada pembicaraan," papar Yusril.