Bangun Stadion untuk Piala Dunia 2020 di Qatar, Para Pekerja Hanya Dibayar Rp600 ribu per Minggu

Sebagai tuan rumah, tentu Qatar harus mempersiapkan banyak hal. Karena turnamen ini merupakan turnamen sepakbola terbesar di dunia.

Editor: Fatimah
BUILDING.CO.UK
Sudut Kota Doha, ibukota Qatar 

"Agen itu berkata kepada saya, ‘Qatar adalah negara terkaya di dunia. Anda bisa Google itu'," kata seorang pekerja pria kepada reporter theguardian.com.

Baca: DAS di Aceh Rusak Parah

"Dia mengatakan kami akan mendapatkan 'gaji besar'. Tapi ketika kami datang ke sini, kami menemukan itu sebaliknya."

Pihak pemerintah Qatar mengatakan bahwa mereka menyiapkan kamp untuk para pekerja imigran.

Seperti pusat medis di situs, gym, lapangan sepakbola, dan ruang komputer dengan internet gratis untuk berkomunikasi dengan ruma mereka.

Baca: VIDEO - Polisi Tangkap Pemilik Pangkalan Gas Elpiji 3 Kilogram di Nagan Raya

Baca: Lhokseumawe Dulang Emas Tenis Lapangan

"Persis seperti hotel," ucap salah satu orang yang mengajak tim theguardian.com berkeliling.

Sayangnya, ketika tim theguardian.com bertanya kepada pekerja, mereka menjawab sebaliknya.

Menurut para pekerja, di kamp tersebut dapat menampung 4.500 orang dan dihuni oleh pria berusia 28 hingga 38 tahun.

Mereka mengakui bahwa kamp sangat baik, tapi masalahnya mereka tidak punya makanan atau perlengkapan.

Kemudian mereka mulai berbicara tentang bayaran.

"Kami pergi jauh untuk mencari uang. Kami seharusnya mendapatkan sesuatu yang besar, tetapi kami mendapat penghasilan kecil," ucap salah satu dari mereka.

Baca: Pijay Juara Umum Muaythai

Ketika ditanya berapa gaji mereka, mereka berkata dengan kesal. "650 Riyal Qatar (QAR) gaji pokok sebulan."

Untuk membangun salah satu stadion besar yang dapat mempesona dunia pada tahun 2022, mereka harus bekerja delapan jam sehari, enam hari seminggu.

Jadi, 650 QAR sekitar Rp2,6 juta. Per minggu 160 QAR sekitar Rp600 ribu per minggu.

Alhasil, para imigran mengirim semua uang mereka ke keluarga. Padahal mereka juga butuh uang untuk hidup di Qatar.

Baca: Nurul Akmal Raih Emas Kedua

Seorang pekerja lainnya (26) mengatakan dia tidak memiliki uang bahkan untuk makan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved