Ajik Krisna Juragan Oleh-oleh, Dulu Tukang Cuci Mobil Kini Punya 16 Mobil Mewah Puluhan Miliar
Melihat bangunan luas Krisna Oleh-oleh dan ribuan pegawai yang bekerja di sana, tentu sudah terbayang
SERAMBINEWS.COM - Bagi siapa saja yang pernah mengunjungi Bali, tentu tak asing dengan toko oleh-oleh terbesar di Pulau Dewata, Krisna Oleh-oleh.
Krisna Oleh-oleh saat ini sudah memiliki puluhan gerai yang tersebar di berbagai daerah di Bali dan bahkan membangun arena wisata sendiri seperti Krisna Water Park dan Krisna Eco Village.
Baca: Malik Mahmud tak Jalankan Fungsi
Melihat bangunan luas Krisna Oleh-oleh dan ribuan pegawai yang bekerja di sana, tentu sudah terbayang betapa sukses dan kayanya pemilik Krisna.
Hal itu memang benar, pemilik toko oleh-oleh Krisna Bali, Gusti Ngurah Anom atau biasa disapa Ajik Krisna (Ajik dalam bahasa Bali artinya Bapak) ini memang seorang pengusaha sukses.
Baca: Pertama di Dunia, Sebuah Rumah di Belanda Dibuat dari Serat Ganja
Ajik Krisna bahkan punya koleksi 16 mobil mewah yang harganya mencapai puluhan miliar dan beberapa motor mewah.
Garasinya bahkan dijuluki sebagai garasi impian karena berisi mobil mewah mulai dari Honda Jazz hingga Ferrari yang harganya mencapai Rp12 miliar.
Saat didatangi oleh Atta Halilintar, Ajik Krisna mengaku dulu hidup miskin dan susah. Ia hanya tamat SMP dan tak sanggup sekolah lagi.
Baca: Sjamsul Kahar: ISBI Laboratorium Budaya
Video itu diunggah di kanal YouTube Atta Halilintar pada 5 Desember 2018 kemarin.
Hingga bisa hidup serba berkecukupan seperti sekarang, Ajik harus melalui jalan yang berliku.
Ia bahkan memulai pekerjaan pertamanya sebagai tukang cuci mobil keliling dari hotel ke hotel.
Tamat SMP, Ajik Krisna meninggalkan rumahnya di daerah Seririt, Buleleng untuk mencari pekerjaan di Denpasar.
Ajik Krisna saat itu sampai di depan Hotel Rani, Sanur dan memutuskan untuk beristirahat di depan pos satpam. Ia mencoba menarik perhatian pemilik hotel dengan membersihkan sampah di depan hotel.
Baca: Herman Terpilih Jadi Rektor Unimal
Pemilik hotel yang melihatnya memperbolehkan Ajik Krisna untuk tinggal di pos satpam dengan syarat ikut menjaga keamanan hotel.
Baca: Polda Aceh Koordinasi dengan Provinsi Tetangga
Dari hotel Rani itu, Ajik Krisna mulai mencuci mobil para tamu hotel dan mendapat imbalan berupa uang Rp 2.500. Jumlah yang besar karena saat itu sebungkus nasi dan kopi harganya hanya Rp 75.
Selama 2 tahun ia mencuci mobil dari hotel ke hotel hingga seiring berjalannya waktu, ia mendapat pekerjaan baru di sebuah usaha konveksi.