Seniman Tutur Kontemporer Aceh Agus PMTOH Tampil dalam Repertoar 'Jiwa Laut' di TIM Jakarta
Agus PMTOH, si manusia ajaib. Ia sendirian mengubah banyak hal. Yang serius jadi cair. Ia laki-laki penuh kelakar.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Fikar W Eda I Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Seniman tutur kontemporer Aceh Agus Nur Amal yang akrab disapa Agus PMTOH memainkan repertoar "Jiwa Laut" di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Minggu (16/12/2018) malam.
Seperti dalam pertunjukannya yang lain, dalam pentas kali ini pun Agus PMTOH berhasil hadir dengan kenakalan yang menggelitik.
Ia juga berhasil memberi nyawa pada baskom-baskom plastik yang menjelma menjadi pulau, perahu dan sebagainya.
Baca: Sidang Irwandi Yusuf - Tiga Pejabat Aceh, Azhari, Amrizal J Prang, dan Darmansyah Beri Kesaksian
Baca: Bocah ini Sudah Tertidur 22 Hari dan Belum Terbangun, Hasil Pemeriksaan Dokter Dinyatakan Sehat
Ia memberi ruang lebar kepada kepala penonton memberi tafsir atas tindak laku Agus selama pementasan.
Dengan enteng ia bisa mengatakan lupa meletakkan properti. Atau dengan mudah mengingatkan kru panggung yang telat menarik baskom-baskom pulau, atau telat menurunkan ikan-ikan dari atas panggung.
Begitu juga saat ia lupa susunan konstruksi kayu perahu layar, dengan dengan mudah Agus mengatakan ia lupa dan membongkar-pasangnya kembali.
Tingkah Agus seperti adalah sebuah pertunjukan juga. Penonton yang --tidak terlalu ramai--- menerimanya sebagai kelaziman bukan kezaliman.
Baca: Jenguk Irwandi Yusuf, Elite Nasdem Aceh: Waktu Pilgub Jadi Lawan, Tapi Sekarang Harus Kami Dukung
Baca: Polemik Kotak Suara Berbahan Dasar Kardus untuk Pilpres 2019, Begini Penjelasan KPU
Penonton menikmati semuanya dengan tawa gembira. Begitu juga ketika Agus "menyerapahi" orang-orang-orang sok tahu di luar sana, "belum berbuat sudah marah-marah," penonton juga menerimanya dengan tawa.
Agus PMTOH, si manusia ajaib. Ia sendirian mengubah banyak hal. Yang serius jadi cair. Ia laki-laki penuh kelakar.
Lalu ia bercerita tentang ada sepasang suami istri, Hamzah dan istri hidup sebuah pulau. Hamzah pergi melaut. Tapi malang, ia gagal mendapatkan ikan.
Ia terempas badai. Tapi Agus tak hilang akal. Ia kirim elang yang baik hati, mengantarkan ikan kepada Hamzah yang frustasi.
"Elang itu sangat pintar membalas budi," kata Agus prihal elang baik itu.
"Tidak seperti manusia, bermusuhan terus," kata Agus menamsilkan keadaan saat ini.
Hamzah lalu menghadiahkan ikan-ikan tangkapan elang itu kepada istrinya yang sudah menunggu.
Tapi cerita tidak behenti sampai itu. Pasangan suami istri ini kemudian tidur dan bermimpi, mengantarkan pertolongan ke negeri gelap gulita.
Negeri yang dilukiskan dipenuhi oleh orang-orang gelap pikirannya, orang-orang-orang gelap akal budinya.
Hamzah dan istri membangun kapal layar mengantarkan pertolongan dengan membawa bola cahaya ajaib yang ditemukan didasar samudera.
Hamzah dan istri mengantarkan pencerahan ke negeri gelap gulita itu. Sampai di sini, pertunjukan Agus PMTOH kemudian usai. Berdurasi sekitar satu jam.
Agus PMTOH, lahir di Sabang. Alumni Jurusan Teater Institut Kesenian Jakarta ini adalah seorang tukang cerita yang andal dan menakjubkan.
Ia bebas memainkan apa saja yang terlintas di kepalanya pada saat pertunjukan.
Ia berguru kepada Adnan PMTOH, tukang hikayat dari Aceh. Di tangan Agus, seni hikayat asal Adnan PMTOH mencapai bentuknya yang lain.
Ia memberi warna lain dalam seni pertunjukan Indonesia.(*)