Harga Sawit, Jeritan Petani, dan Impian Bupati Akmal Menghubungkan Abdya dengan Sabang

Bupati Abdya, Akmal Ibrahim menilai apa yang telah dilakukan BPKS di Sabang, sangat tidak sesuai dengan harapan.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
DOK SERAMBINEWS.COM
Bupati Abdya Akmal Ibrahim 

Untuk diketahui, harga TBS (tandas buah segar) kelapa sawit di Aceh, terpuruk ke level terendah selama delapan bulan terakhir.

Baca: Harga Sawit Anjlok, Mahasiswa Subulussalam Demo Ke Kantor Gubernur Aceh, Ini Tuntutannya

Baca: Petani Sawit Abdya tak Lagi Memanen TBS, Pendapatan Nyaris Habis untuk Biaya Pekerja

Agen pengumpul sedang memuat Tandan Buah Segar (TBS) sawit ke dalam truk di Jalan 30, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Abdya, belum lama ini. Harga TBS sawit di Kecamatan Babahrot dan Kuala Batee, Kabupaten Abdya  anjlok hanya berkisar Rp 900 sampai Rp 930 per kg sampai posisi Selasa (29/5/2018).
Agen pengumpul sedang memuat Tandan Buah Segar (TBS) sawit ke dalam truk di Jalan 30, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Abdya, belum lama ini. Harga TBS sawit di Kecamatan Babahrot dan Kuala Batee, Kabupaten Abdya anjlok hanya berkisar Rp 900 sampai Rp 930 per kg sampai posisi Selasa (29/5/2018). (SERAMBINEWS.COM/ZAINUN YUSUF)

Keadaan ini membuat para petani di Abdya kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Para petani sawit memilih tidak memanen karena kesulitan menanggung biaya pekerja atau ongkos panen.

Biasanya panen sawit dilakukan secara rutin setiap 15 atau 18 hari sekali.

Ongkos panen berkisar antara Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu per ton TBS.

Sedangkan harga TBS sawit saat ini berkisar antara Rp 720 sampai Rp 750 per kilogram (kg).

“Separuh harga TBS terserap untuk ongkos panen, kemudian ditambah pengeluaran pembersihan dan pemupukan sehingga hasil yang diperoleh nyaris tidak tersisa lagi,” kata Ubat, petani sawit di Babahrot kepada Serambinews.com, Senin (3/12/2018).

Parahnya, anjloknya harga sawit juga membuat sejumlah PNS di Aceh Barat Daya terjerat kredit di bank.

Sebabnya, para PNS itu mengambil kredit di bank untuk membeli kebun sawit, dengan harapan dapat menutupi kreditnya saat panen.

Namun pada kenyataannya, para PNS kewalahan menutupi kreditnya karena harga sawit saat ini anjlok ke level terendah.

Puluhan dam truk, termasuk L-300, sarat muatan TBS kelapa sawit dari Abdya setiap hari diangkut untuk dijual ke pengusaha PKS di Nagan Raya. Hal ini terjadi karena di Abdya belum ada yang mampu membangun PKS. Foto direkam Minggu (24/6/2018), di Jalan Nasional Krueng Seumanyam, perbatasan Abdya dengan Nagan Raya.
Puluhan dam truk, termasuk L-300, sarat muatan TBS kelapa sawit dari Abdya setiap hari diangkut untuk dijual ke pengusaha PKS di Nagan Raya. Hal ini terjadi karena di Abdya belum ada yang mampu membangun PKS. Foto direkam Minggu (24/6/2018), di Jalan Nasional Krueng Seumanyam, perbatasan Abdya dengan Nagan Raya. (SERAMBINEWS.COM/ZAINUN YUSUF)

Baca: PNS Jadi Korban Gaya Hidup Mewah dan ‘Terjerat’ Kredit, Ini Kebijakan Bupati Abdya Akmal Ibrahim

Baca: Hukum Menggadaikan SK PNS di Bank untuk Dapat Kredit, Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad

Akmal masih ingin banyak bercerita dan menyampaikan harapan-harapannya agar BPKS bisa memberikan manfaat kepada petani sawit di Abdya dan kabupaten lainnya di barat-selatan Aceh.

Namun, karena keadaan yang semakin larut, kami pun berpamitan, meninggalkan Akmal Ibrahim yang terus melanjutkan diskusi dengan puluhan temannya yang datang dari Manggeng.(Zainal Arifin M Nur)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved