10 Negara Paling Berisiko Tertimpa Bencana Kemanusiaan pada 2019

Dan Komite Penyelamatan Internasional (IRC) telah menyebut negara-negara yang paling berisiko alami bencana kemanusiaan di tahun 2019.

Editor: Fatimah
MOHAMMED HUWAIS/AFP
Beberapa anak berjalan melintasi bangkai mobil pembawa bom yang hancur setelah meledak di dekat sebuah masjid Syiah di ibu kota Yaman, Sana'a, Rabu (17/6/2015). 

SERAMBINEWS.COM - Menurut PBB, hampir 132 juta orang di 42 negara di seluruh dunia akan membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk perlindungan, pada 2019.

Dan Komite Penyelamatan Internasional (IRC) telah menyebut negara-negara yang paling berisiko alami bencana kemanusiaan di tahun 2019.

Baca: Ketua KIP Aceh Lantik PPK Tambahan Simeulue, Ini Pesannya

Alasannya karena negara-negara tersebut mengalami perang, kelaparan, dan bencana lainnya.

Di antara beberapa negara tersebut, ada 10 yang paling berisiko. Mereka antara lain Yaman, Republik Demokratik Kongo, dan Sudan Selatan.

Baca: Perayaan Tahun Baru Usai, Ribuan Muslim Beraksi Bersihkan Sampah di 50 Kota di Seluruh Inggris

Sementara tujuh lainnya juga alami krisis tanggap darurat, seperti konflik bersenjata, keruntuhan ekonomi, serta alami kekeringan, banjir, dan peristiwa terkait iklim lainnya.

IRC mencatat sekitar 40 juta orang telah mengungsi di seluruh dunia, dengan hampir 22 juta berasal dari 10 negara ini.

Dilansir dari aljazeera.com  pada Selasa (1/1/2019), 10 negara itu juga bertanggung jawab atas sedikitnya 13 juta pengungsi atau 65 persen dari total global.

Yaman

Yaman dilanda perang setelah terjadi pemberontakan dan pemberontakan berhasil menguasai ibukota, Sanaa, dan bagian lain negara itu.

Baca: DKPP Nyatakan Pengaduan Abdullah Puteh terhadap KIP Aceh dan KPU tidak Dilanjutkan

Lebih dari 24 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan dan PBB pada akhir 2018 menyebut negara ini paling berisiko alami kelaparan.

Belum lagi fakta bahwa Yaman juga rumah bagi wabah kolera terburuk dalam sejarah, dengan lebih dari satu juta orang terkena

Republik Demokratik Kongo (DRC)

Pertempuran bertahun-tahun telah menyebabkan ketidakstabilan besar di beberapa bagian Republik Demokratik Kongo (DRC).

Lebih dari 13 juta orang di negara yang luas ini mengalami krisis atau tingkat kerawanan pangan yang lebih buruk.

PBB menghitung sekitar 4,5 juta pengungsi secara internal pada tahun 2017 dan DRC juga menjadi negara dengan wabah Ebola terbesar kedua dalam sejarah.

Baca: Polisi Tangkap Pria Bertato yang Pukul Mahasiswi Sedang Shalat di Masjid

Sudan Selatan

Dua tahun setelah kemerdekaan pada 2011, Sudan Selatan terjerumus ke dalam perang saudara yang menghancurkan yang telah menewaskan puluhan ribu orang.

Walau perang sedikit berkurang, tapi kekerasan tetap terjadi. Akibatnya1,96 juta orang terlantar, 2,47 juta pengungsi, dan 6,1 juta orang menghadapi krisis pangan.

Afghanistan

Afghanistan telah dilanda konflik sejak invasi pimpinan AS tahun 2001. Setelah berada di ambang kekalahan, Taliban tetap terus maju sejak 2014.

Akibatnya negara ini kehilangan jutaan warganya dan alami masalah pangan besar-besaran.

Baca: Sampel Makanan tak Ada, Rumah Sakit Kesulitan Ungkap Penyebab Keracunan 28 Warga Rinti, Pidie

Venezuela

Keruntuhan ekonomi Venezuela telah membuat setidaknya tiga juta orang dari negara itu tidak mampu lagi memberi makan keluarga mereka.

Hal ini juga menyebabkan meningkatnya kejahatan dan kekerasan serta hancurnya sistem perawatan kesehatan.

Republik Afrika Tengah

Republik Afrika Tengah (CAR) telah mengalami ketidakstabilan yang terus-menerus sejak kelompok-kelompok bersenjata menggulingkan pemerintah pada tahun 2013.

Hal ini memperburuk situasi di negara yang memang sudah tidak stabil..

Lebih dari 550.000 orang menghadapi tingkat krisis pangan yang mengkhawatirkan.

Baca: Pemohon SIM di Pidie Meningkat‬

Suriah

Suriah menghadapi konflik bersenjata sejak protes terhadap pemerintah Presiden Bashar al-Assad pada 2011.

Layanan kesehatan dan pendidikan telah runtuh. Hampir 6,2 juta warga Suriah menjadi pengungsi dan 5,6 juta lainnya terdaftar sebagai pengungsi di negara lain.

Nigeria

Selama 2018, beberapa bagian Nigeria mengalami serangan berulang kali oleh kelompok-kelompok bersenjata karena persaingan untuk sumber daya air dan tanah.

Akibatnya, lebih dari 2 juta orang Nigeria mengungsi dan hampir 230.000 mencari perlindungan di negara-negara tetangga.

Baca: Listrik Padam di Pidie, Warga Kecewa karena Banyak Pekerjaan tak Bisa Diselesaikan

Ethiopia

Ethiopia mencatat jumlah pengungsi terbanyak pada tahun 2018, dengan sekitar 1,4 juta orang.

Situasi ini diperburuk oleh ketegangan antara kelompok-kelompok politik dan etnis regional sejak Perdana Menteri baru Abiy Ahmed menjabat pada bulan April dan mulai melakukan reformasi.

Somalia

Somalia terganggu oleh konflik yang sudah berlangsung beberapa dekade.

Baca: Warga Aceh Utara Temukan Bongkahan Bom Rakitan yang Diduga Sudah Pernah Meledak

Dipicu oleh ketidakstabilan dan ketidakamanan dan dikombinasikan dengan bencana alam, krisis telah menyebabkan lebih dari 2,6 juta warga Somalia kehilangan tempat tinggal dan 870.000 terdaftar sebagai pengungsi.

Itulah 10 negara yang paling berisiko alami bencana kemanusiaan di tahun 2019.

Artikel ini tayang pada Intisari Online dengan judul : 10 Negara Paling Berisiko Tertimpa Bencana Kemanusiaan pada 2019, 132 Juta Orang Diprediksi akan Jadi Korban

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved