Kupi Beungoh
Budayakan Politik Santun, Tinggalkan Aksi Premanisme
Masyarakat juga harus disadarkan bahwa perbedaan pilihan politik adalah medium untuk saling menghargai, bukan sarana untuk bertikai.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi terjadinya aksi "premanisme" adalah mengenalkan politik santun.
Gerakan politik santun dapat dimulai dengan memberikan penyadaran kepada masyarakat agar perilaku-perilaku tak patut dalam pentas politik segera ditinggalkan demi terwujudnya iklim politik yang kondusif, aman dan damai.
Masyarakat juga harus disadarkan bahwa perbedaan pilihan politik adalah medium untuk saling menghargai, bukan sarana untuk bertikai.
Gerakan politik santun juga harus dimulai dari politisi itu sendiri.
Meskipun Alat Peraga Kampanye dirusak, robek, koyak dan hancur, namun semangat dan moral politik harus tetap kukuh, tegak, mengakar ke bumi dan menjulang ke langit.
Inilah yang disebut dengan politik rahmatan lil'alamin; politik yang memberi rahmat kepada semesta, bukan politik yang merusak.
Baliho yang rusak dan bahkan hancur dengan mudah bisa kita ganti dengan yang baru, namun kalau moral dan budaya politik yang rapuh dan rusak butuh waktu satu generasi untuk memulihkannya.
Kita butuh orang-orang yang bernyali besar untuk berani berjalan melawan arus tradisi politik yang destruktif dan membantu masyarakat termasuk politisi untuk bisa keluar dari penjara hegemoni materialistik.
Disadari atau tidak, kita sekarang sedang mengalami apa yang disebut dengan materialism syndrom atau kegilaan terhadap kemegahan materialisme.
Dorongan ini kemudian menyasar dunia politik, sehingga wajah perpolitikan kita berubah dari tradisi yang santun, damai, bijaksana, dewasa dan bersahaja ke wajah yang seram, angker, menakutkan, beringas dan sarat dengan suasana permusuhan.
Kondisi ini akhirnya menggusur subtansi politik dan demokrasi Aceh yang sudah lama terbentuk dan mentradisi di Aceh.
Dunia politik pada awalnya dibangun sebagai instrumen untuk pengelolaan kepentingan kolektif dalam sebuah komunitas bangsa dan negara.
Karenanya dia sepi dari perilaku premanisme.
Baca: Milad GAM, Momentum Konsolidasi Aceh
Kita pasti gelisah dan cemas ketika menyaksikan tercerabutnya masyarakat dari kearifan lokal dan tradisi berpolitik yang santun.
Mari kita bangun, rawat dan pelihara perilaku politik yang santun, ramah, damai, demokratis, ekonomis dan halal tentunya.
Dengan cara inilah kita melahirkan pemimpin yang berkualitas, layak, dan patut.
Banda Aceh, 4 Januari 2019
*) PENULIS Faisal Ridha, SAg, MM adalah Aktivis Referendum dan Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Aceh.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.