Kupi Beungoh
Nyak Sandang, Garuda Indonesia, dan “Kebaikan’’ Malaysia untuk Aceh
Kita tinggalkan Nyak Sandang sebentar yang masih menunggu realisasi janji masjid dan tiket umrah, kita beralih kembali ke masalah harga tiket pesawat
Semestinya untuk mengakses penerbangan Garuda Indonesia masyarakat Aceh selaku pemilik modal mendapatkan layanan khusus seperti pemotongan harga, atau penerbangan haji gratis bagi penyumbang obligasi yang telah terverifikasi oleh Bursa Efek Indonesia.
Jejak penting dalam sejarah penerbangan ini akan terus dikenang jika pemerintah Indonesia terus berkilah, terutama untuk melunasi obligasi masyarakat Aceh.

Bantu Dua Negara
Jika bertahan lama, keterpaksaan masyarakat membuat paspor sebagai syarat terbang ke Jakarta via Malaysia akan membuat disintegrasi antara Aceh dan Jakarta.
Memang sejarah telah mencatat hubungan Aceh dan Malaysia bak saudara kandung yang serumpun.
Tapi, di balik fenomena ini setidaknya Aceh telah mampu membantu 2 negara.
Pertama, Aceh telah membantu Indonesia di awal kemerdekaan dengan menyumbang harta agar dapat membeli pesawat Dakota cikal bakal Garuda Indonesia.
Dokumen sejarah telah membuktikan hingga kini masih tersimpan rapi pada pemegangnya.
Kedua, Aceh membantu malaysia keluar dari krisis. Karena tiket domestik yang mahal membuat warga Aceh mulai mengalihkan kunjungannya ke Malaysia ketimbang Jakarta dan sekitarnya.
Orang yang dulunya tak pernah terbayang datang ke Malaysia akan memberanikan diri singgah di negara jiran itu.
Baca: Saudagar Asal Aceh Ini Sumbang Rp 72 Juta, Bayi Kembar di RS Malaysia Kembali ke Pelukan Ibunya
Baca: Warga Aceh di Malaysia Peringati Maulid Nabi, Potong 3 Ekor Kerbau dan 5 Sapi
Lama kelamaan akan terbiasa ke Malaysia dengan segala kemudahan-kemudahannya.
Sehingga sedikit tidaknya akan berpengaruh pada kunjungan wisatawan ke malaysia.
Apalagi di zaman digital ini, di mana orang-orang senang memposting foto-foto dan pengalaman ke Malaysia.
Dengan sendirinya telah mempromosikan wisata di negara tetangga itu. Bahkan wisatawan bisa melanjutkan ke negara tetangga Malaysia seperti Thailand dan Singapura.
Tentu kita berharap Pemerintah Aceh mampu melobi Toni Fernandes pemilik maskapai Air Asia dan pemerintah Malaysia berbaik hati agar penerbangan ke Jakarta via Malaysia tidak harus membawa paspor lagi.
Bagaimana pun, untuk saat ini kami berterima kasih kepada Malaysia yang telah memberikan kemudahan dan kemurahan bagi rakyat Aceh untuk terbang ke Jakarta.
Tanpa Air Asia, atau jika pemerintah Malaysia mempersulit, tentu orang Aceh harus seperti warga Indonesia di Maluku, yang hanya bisa memamerkan paspor sindiran untuk memprotes para “lintah udara”.
Terima kasih Malaysia telah membuat semua warga Aceh kini bisa terbang. Now everyone can fly...
Baca: Asyik! Liburan ke Luar Negeri Lebih Hemat 50 Persen dengan Air Asia
*) PENULIS Munawar AR adalah Aktivis KWPSI dan Sekretaris KNPI Aceh Besar, berdomisili di Kutabaro Aceh Besar
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.