Kupi Beungoh
Nyak Sandang, Garuda Indonesia, dan “Kebaikan’’ Malaysia untuk Aceh
Kita tinggalkan Nyak Sandang sebentar yang masih menunggu realisasi janji masjid dan tiket umrah, kita beralih kembali ke masalah harga tiket pesawat
Obligasi pembelian pesawat angkut pertama yang dimiliki Republik Indonesia ini, kembali menegaskan bahwa Aceh adalah daerah modal bagi kemerdekaan Indonesia.
Dalam obligasi, tecatat secara detail siapa pemilik, berapa jumlah hasil obligasi dan berapa lama jangka waktunya.
Nyak Sandang pria kelahiran Mukhan, 4 Februari 1927 yang berdomisili di Aceh Jaya menjadi salah satu penyumbang modal pertama pembelian pesawat perdana Indonesia.
Sebenarnya, bukan hanya Nyak Sandang seorang, karena kala itu, saat Indonesia baru merdeka, tidak mungkin satu orang mampu membeli pesawat terbang.
Baca: Bicara di Depan Ulama Aceh, UAS: Nyak Sandang Ikon yang Telah Menolong Negeri Ini dengan Hartanya
Baca: VIDEO – Ustadz Abdul Somad Ajak Masyarakat Aceh Mengikuti Jejak Nyak Sandang
Bahkan, kala itu, saat baru-baru awal merdeka, orang di satu pulau besar pun belum tentu mampu membeli pesawat terbang.
Mungkin saja jika seluruh orang di pulau Sumatera atau rakyat Indonesia di Pulau Jawa atau di pulau-pulau lainnya menyumbang, akan mampu membeli pesawat terbang untuk menyokong kemerdekaan Indonesia.
Tapi bisa jadi rakyat tak mau menyumbang, karena belum percaya dengan pemerintah baru atau masa depan republik yang baru merdeka.
Buktinya, Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno tidak meminta sumbangan kepada rakyat di pulau-pulau itu.
Beliau datang ke Aceh, karena beliau tahu, di sinilah markasnya para saudagar yang dermawan.
Tapi itu dulu, orang Aceh begitu ikhlas membantu ketika Indonesia masih coba berdiri di atas kaki sendiri.
Saat ini, Nyak Sandang masih menyimpan rapi bukti dokumen berupa obligasi yang merupakan surat pernyataan utang dari pemerintah Indonesia terhadap dirinya.
Sumbangan modal pembelian pesawat itu dijanjikan pemerintah, akan dikembalikan beserta dengan pemberian hadiah dalam kurun waktu 40 tahun.
Tapi hingga kini, setelah 73 Tahun Indonesia merdeka belum ada tanda-tanda pengembalian, justru sebaliknya kedermawanan masyarakat Aceh saat itu, kini bak seakan dibalas ‘’tuba’’ oleh Garuda Indonesia.
Belakangan saya mendapat informasi, Nyak Sandang masih menunggu janji Presiden Jokowi untuk membangun masjid di kampung halamannya, sebagai balasan dari pemerintah Indonesia kepada warga kampungnya yang telah menyumbang pada awal kemerdekaan dulu.
Kita tinggalkan Nyak Sandang sebentar yang masih menunggu realisasi janji bangunan masjid dan tiket umrah, kita beralih kembali ke masalah harga tiket kapal terbang.
Baca: Presiden Jokowi Bertemu Nyak Sandang di Bandara SIM Aceh Besar, Bicarakan Masjid dan Ingin Naik Haji