Breaking News

Lima Psywar Jokowi Vs Prabowo Menjelang Debat Kedua Pilpres 2019

Celetukan, sindiran, dan tuduhan yang dilontarkan dua pasangan calon menuai kontroversi hingga viral.

Editor: Zaenal
Kolase/Tribunnews/Kompas.com
Capres Nomor Urut 01 Joko Widodo dan Capres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto, saat Debat Pilpres pertama di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019). 

Lima Psywar Jokowi Vs Prabowo Menjelang Debat Kedua Pilpres 2019

SERAMBINEWS.COM - Perang urat saraf (psywar) antara dua kubu kandidat presiden semakin terasa akhir-akhir ini.

Tidak hanya di tataran pendukung dan tim sukses, perang psywar dalam bentuk celetukan, sindiran, dan tuduhan, juga melibatkan langsung dua calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Jika psywar di tataran pendukung dan timses terjadi di dunia maya (media sosial), maka perang urat saraf antara Capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto terjadi di panggung terbuka atau ketika diwawancarai wartawan.

Saling serang antara kedua capres ini semakin kentara terlihat menjelang debat Pilpres 2019 kedua, yang akan digelar pada 17 Februari mendatang.

Celetukan, sindiran, dan tuduhan yang dilontarkan dua pasangan calon menuai kontroversi hingga viral.

Berikut lima psywar yang dilontarkan dua kandidat jelang debat Pilpres 2019 kedua, yang dikutip Serambinews.com dari TribunWow.com, Senin (11/2/2019):

1. Propaganda Rusia 

Polemik propganda Rusia yang dilontarkan oleh Jokowi tak hanya menuai kontroversi di Indonesia.

Bahkan Kedutaan Besar Rusia juga turut angkat bicara dan membantah pernyataan sang presiden.

Dikutip dari Surya, Jokowi merasa propaganda Rusia dilakukan oleh satu tim sukses untuk menyebarkan berita palsu atau hoaks, Sabtu (2/2/2019).

Untuk itu, Jokowi mengajak para alumni perguruan tinggi yang mendukungnya untuk ikut serta memerangi hal itu.

“Saya merasa yang ada di hadapan saya adalah intelektual karena lulusan perguruan tinggi ternama,” papar Jokowi di depan ribuan alumni di Jalan Pahlawan, Surabaya (2/2/2019).

“Oleh karena itu, saya mengajak kawan-kawan sekalian. Saat ini kita menghadapi banyaknya hoaks, kabar bohong yang lalu lalang di media sosial,” sambungnya.

Lalu, Jokowi menyatakan, dalam berpolitik seharusnya dilakukan dengan cara yang bijaksana.

“Kami ingin menyampaikan dengan cara politik kita harus memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa gaya politik kita cara politik yang penuh etika, tata krama, penuh peradaban, penuh dengan sopan santun,” jelas Jokowi.

Menurut Jokowi, hal itu perlu dilakukan sebab ia merasa ada tim sukses yang menyatakan kabar fitnah.

Ia menyebut terdapat tim sukses yang sedang menyiapkan sebuah propaganda Rusia.

“Problemnya, ada tim sukses yang menyiapkan sebuah propaganda Rusia," ungkap Jokowi.

Meski Jokowi tidak menyebutkan secara pasti siapa timses yang dimaksud, kubu Prabowo mencurigai bahwa yang dimaksud Jokowi adalah timnya.

Hal itu lantaran kadidat pilpres hanya ada 2, dan tidak mungkin Jokowi menunjuk kubunya sendiri.

Baca: Tepis Jokowi Soal Propaganda Rusia, Kedubes Rusia: Kami Tak Ikut Campur Urusan Pemilu di Indonesia

Baca: Ramai Soal Propaganda Rusia hingga Kedubes Angkat Suara, Jokowi Berikan Klarifikasi

Tanggapan Prabowo

Prabowo pun angkat bicara menanggapi tudingan konsultan asing dan propaganda Rusia yang dilontarkan Jokowi.

Dilansir oleh TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui video yang diunggah oleh Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN), Dahnil Anzar Simanjuntak, di akun Instagramnya, Senin (4/2/2019).

"Pak ada tuduhan bahwa kita memakai konsultan Rusia," kata Dahnil Anzar mengawali video.

Prabowo Subianto yang memakai baju putih lantas menjawab bahwa tuduhan itu sama sekali tidak benar.

"Tidak ada itu, bahwa saya punya teman di mana-mana, ada orang Jepang, orang Korea, orang Rusia, orang Jerman, saya kan 20 tahun bisnis di luar negeri, tapi tidak ada konsultan," kata Prabowo.

"Bagaimana? Bayarnya mahal dan dia tidak mengerti apa-apa politik di Indonesia, tidak ada itu," lanjut Prabowo disambut tawa Dahnil Anzar.

"Kalau untuk bidang-bidang lain mungkin, ekonomi, bisnis dan sebagainya, tapi untuk politik sama sekali enggak ada," tegas Prabowo.

"Berarti politik kita ala-ala Bojong Koneng saja ya Pak ya," sahut Dahnil Anzar.

Mendengar omongan itu, Prabowo langsung tertawa keras.

"Iya benar, Bojong Koneng, ya kita belajar dari rakyat kita lah," imbuh Prabowo.

Baca: Polemik Propaganda Rusia, Politisi Demokrat Ungkap Jejak Konsultan Asing Jokowi

2. Anggaran Bocor Rp 500 Triliun 

Psywar kedua dilontarkan oleh Prabowo, yang menyebut adanya kebocoran anggaran Rp500 triliun APBN.

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (6/2/2019), pernyataan Prabowo itu ia sampaikan saat pidato dalam acara hari ulang tahun ke-20 Konferensi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) di Mall Gading, Jakarta.

Prabowo menyatakan, kebocoran anggaran itu lantaran dipicu perilaku korupsi di sejumlah proyek pembangunan.

Pada 2018, penerimaan negara mencapai Rp1.942,3 triliun, tumbuh 16,6 persen dari tahun 2017.

Jumlah tersebut juga melebihi target atau 102,5 persen dari target yang ada di APBN 2018 sebesar Rp1.894,7 triliun.

Sementara itu total realisasi belanja negara di APBN 2018 Rp2.202,2 triliun atau 99,2.persen dari target APBN 2018 dan tumbuh 9,7 persen dari tahun sebelumnya.

Menurut Prabowo, bila anggaran belanja negara bocor 25 persen, maka angkanya lebih dari Rp500 triliun.

Baca: Prabowo Sebut Anggaran Bocor Rp 500 Triliun, Jokowi Menantang untuk Lapor KPK

Jawaban Jokowi

Dikutip dari Tribunnews, Jokowi langsung merespons pernyataan Prabowo.

Jokowi bahkan menantang Prabowo untuk membuktikan omongannya dengan melapor ke KPK.

"Kalau memang bocor sampai 25 persen laporin aja ke KPK. Duit gede banget itu," ungkap Jokowi.

Baca: 5 Destinasi Wisata Indah di Xinjiang, Tempat Tinggal Muslim Uighur China yang Menakjubkan

3. Menteri Pencetak Utang

Tak hanya menyindir Jokowi secara langsung, Prabowo juga menyinggung pemerintah, melalui menteri keuangan yang ia tuding mencetak banyak utang untuk Indonesia.

Diketahui, kritikan 'Menteri Pencetak Utang' itu disampaikan Prabowo karena menurutnya situasi utang pemerintah saat ini sudah tidak wajar.

"Menurut saya, jangan disebut lagi Menteri Keuangan tapi mungkin Menteri Pencetak Utang. Bangga untuk utang, yang bayar orang lain," ujar Prabowo dikutip TribunWow.com dari Tribunnews, Sabtu (25/1/2019).

Prabowo juga menambahkan persoalan tersebut tidak bisa diselesaikan secara instan.

Ia menegaskan utang seperti penyakit dengan stadium yang lumayan parah.

"Ibarat penyakit ini stadium lumayan parah. Utang menumpuk terus," tambah Prabowo.

Baca: Prabowo Sebut Menkeu Mesin Pencetak Utang, Pejabat Kemenkeu: Mencederai Perasaan Kami

Jawaban Jokowi

Tak terima mentertinya dituding sebagai pencetak Utang, Jokowi langsung memberikan pembelaan.

Jokowi menilai Prabowo tak paham soal ekonomi makro, sehingga menyebut Menkeu Sri Mulyani sebagai pencetak utang.

"Kalau ada kita yang menyampaikan itu (sebut Sri Mulyani menteri pencetak utang), ya mungkin belum ngerti masalah ekonomi makro," ujar Jokowi di GOR Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (3/2/2019), dikutip dari Warta Kota.

Jokowi pun menyebut Sri Mulyani sebagai putri kebanggaan Indonesia.

"Juga menteri terbaik di dunia. Semuanya orang menghargai kok, semua orang hormat kepada Bu Sri Mulyani," sambung Jokowi.

Baca: Disebut Menteri Pencetak Utang, Sri Mulyani Tulis Puisi Untuk Prabowo: Bagaimana Engkau?

4. Belum Jadi Pemimpin Sudah Pesimis

Jokowi sempat membuat sindiran yang ramai dibicarakan, di mana ia mengkritik Prabowo yang dianggap terlalu pesimis.

Hal itu diungkapkan Jokowi saat kampanye di Kota Semarang, Minggu (3/2/2019).

Dalam kesempatan ini, Jokowi menyindir pidato viral Prabowo soal 'Indonesia Bubar 2030'.

"Belum jadi pemimpin kok sudah pesimis. Harusnya bangsa yang besar ini dibangun dengan rasa optimisme yang tinggi," ungkap Jokowi.

"Sehingga tantangan-tantangan ke depan bisa dihadapi bersama. Kalau mau bubar dan punah sendiri saja. Tidak usah mengajak rakyat," sambung Jokowi.

Baca: Jokowi Tanggapi Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto: Jangan Pesimistis Lah!

Jawaban Prabowo

Menanggapi sindiran Jokowi, Prabowo jelas membantah dirinya pesimis soal masa depan Indonesia.

"Dibilang saya pesimis. Tidak. Justru saya optimis saya mau maju sebagai calon Presiden RI. Kalau saya pesimis ngapain saya maju, bikin capek saja," ucap Prabowo saat menghadiri ulang tahun ke-20 Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) di Sports Mall, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (6/2/2019), dikutip dari Kompas.com.

Tak hanya itu, dalam kesempatan ini, Prabowo juga menanggapi sindiran Jokowi soal tak paham ekonomi makro.

"Ada yang mengatakan Prabowo tidak mengerti ekonomi makro. Prabowo bisa baca angka dan angka-angkanya, semua tidak baik untuk bangsa kita sekarang," ujar Prabowo.

Baca: Relawan Milenial di Kuala Lumpur Malaysia Deklarasi Dukungan untuk Prabowo-Sandi

5. Selang Transfusi Darah, Ratna Sarumpaet, dan Surat Suara Tercoblos

Jokowi sempat melontarkan sindiran kepada Prabowo terkait pernyataan selang transfusi darah dan hoaks Ratna Sarumpaet.

"Saya tahu arah kebohongan yang dilakukan ke mana. Ingin menganggap kami ini melakukan kriminalisasi. Untung saja, beliau (Ratna) berani mengakui kesalahannya," kata Jokowi, dikutip dari Tribunnews, Minggu (3/2/2019).

Jokowi lantas menyindir soal kasus hoaks 7 kontainer surat suara tercoblos.

"Saat kami jawab dan diselidiki. Ternyata salah. Mereka yang buat berita hoaks, diam. Ada lagi bilang kalau selang darah di RSCM dipakai sampai 40 kali."

"Setelah dikonfirmasi, mereka diam lagi. Dikira masyarakat ini bodoh mau dibohong-bohongi seperti itu," sambung Jokowi.

Baca: Isu Kebangkitan PKI Hingga Kebohongan Ratna Sarumpaet, 10 Hoaks Sepanjang 2018 yang Menggemparkan

Baca: Pembuat Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos Hapus Akun, Buang Ponsel, Lalu Kabur dari Jakarta

Tanggapan Prabowo

Terkait hoaks Ratna Sarumpaet, Prabowo mengatakan bahwa pihaknya jadi korban kebohongan Ratna.

Sementara terkait selang cuci darah yang dipakai 40 pasien di RSCM pada 2015, Prabowo mengaku mendapat laporan.

"Saya dapat laporan di RSCM ada alat pencuci ginjal yang seharusnya alat itu punya saluran-saluran dari plastik dari karet dan dari alat-alat tertentu yang hanya boleh dipakai satu orang satu kali," ujar Prabowo Subianto, dikutip dari Tribunnews, Kamis (3/1/2019).

"Jadi orang yang sakit ginjal dia harus hidup dari pencucian darah. Tapi kalau dia ke RSCM alatnya dipakai 40 orang dia dapatnya bisa macam-macam," sambungnya.

Baca: Terungkap, Ratna Sarumpaet Sudah Jadi Pasien Psikiater Selama Setahun Terakhir

Baca: Amien Rais Beberkan Kronologi Ratna Sarumpaet Bohongi Dirinya, Terhanyut dalam Akting Sinetron

Debat Pilpres II

Diketahui, debat kedua nanti akan membahas soal energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam (SDA), dan lingkungan hidup.

Berikut Jadwal Debat II Pilpres 2019:

Waktu: 17 Februari 2019

Lokasi: Hotel Fairmont, Senayan

Lembaga penyiaran: RCTI, GTV, MNC TV dan INews TV.

Tema: Energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, lingkungan hidup

Peserta: Calon presiden. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Deretan Psywar Jokowi Vs Prabowo Jelang Debat Kedua Pilpres 2019.

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved