Fakta Nyata, Pergi ke Surabaya via Kuala Lumpur, Keluarga Aceh Ini Bisa Hemat Biaya Rp 32 Juta

Melalui rute ini, Safaruddin yang merupakan pemegang kartu GarudaMiles Platinum bisa menghemat uang hingga Rp 32 juta untuk tiket pesawat 6 orang

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
KOLASE SERAMBINEWS.COM/GOOGLE MAPS
Ketua YARA, Safaruddin SH bersama keluarganya berwisata di Kuala Lumpur dalam perjalanan dari Banda Aceh ke Surabaya, Selasa (5/2/2019). 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Setelah sempat turun beberapa saat, harga tiket pesawat rute domestik kembali naik sejak beberapa hari terakhir.

Kembali naiknya harga tiket pesawat rute domestik ini disampaikan sejumlah warga Aceh kepada Serambinews.com dalam beberapa hari ini.

Karenanya, para warga Aceh ini mengaku tetap memilih jalur penerbangan internasional via Malaysia untuk mencapai ibukota Republik Indonesia (Jakarta), maupun kota-kota tujuan lainnya di Pulau Jawa.  

Seperti disampaikan Safaruddin SH kepada Serambinews.com Selasa (12/2/2019).

Melalui pesan Whatsapp kepada Serambinews, Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) ini menceritakan, dia bersama istri dan 3 anak serta seorang familinya (total 6 orang), berangkat ke Malang (Jawa Timur) dengan menempuh jalur Banda Aceh - Kuala Lumpur - Surabaya.

Melalui rute ini, Safaruddin yang merupakan pemegang kartu GarudaMiles Platinum bisa menghemat uang hingga Rp 32 juta untuk tiket pesawat (6 orang) pergi dan pulang Banda Aceh - Surabaya.

Kartu GarudaMiles Platinum milik Safaruddin SH.
Kartu GarudaMiles Platinum milik Safaruddin SH. (SERAMBINEWS.COM/Hand Over)

Rinciannya, total harga tiket dari Aceh ke Surabaya melalui Kuala Lumpur adalah Rp 9.263.131 (sudah termasuk biaya bagasi).

Safaruddin hanya perlu membuat paspor untuk 3 orang anaknya, sebagai dokumen perjalanan internasional.

Baca: AirAsia Terbang 21 Kali Seminggu

Baca: Tren Penerbangan Internasional Naik, AirAsia Tambah Rute 

Paspor dan tiket pesawat Malaysia Airlines tujuan Kuala Lumpur-Surabaya, milik Safaruddin dan keluarga, Rabu (6/2/2019).
Paspor dan tiket pesawat Malaysia Airlines tujuan Kuala Lumpur-Surabaya, milik Safaruddin dan keluarga, Rabu (6/2/2019). (For Serambinews.com)

“Pada saat saya pesan tiket dengan jalur internasional itu, harga tiket Garuda Rp 4.034.700 per orang, kalau 6 orang totalnya Rp. 24.208.200. Dengan berangkat menggunakan maskapai milik Malaysia, saya bisa hemat Rp 14.945.069,” kata Safaruddin.

Harga tersebut juga tidak jauh berbeda, bahkan lebih tinggi saat pulang ke Aceh.

Karena besarnya biaya tiket pesawat yang bisa dihemat, maka Safaruddin memilih menginap dua malam di Kuala Lumpur, membawa anak-anaknya berwisata di ibukota negeri jiran itu.

Safaruddin juga menyatakan, pesawat yang ditumpanginya melalui jalur internasional ini, bukan hanya pesawat Air Asia yang dikenal berbiaya murah.

Tapi, dari Kuala Lumpur ke Surabaya dan sebaliknya, pesawat yang ditumpangi oleh Safaruddin adalah Malaysia Airlines yang kualitas pelayanannya setara Garuda Indonesia.

Sama seperti Garuda Indonesia, penumpang pesawat Malaysia Airlines juga tidak dikenakan biaya bagasi, hingga 30 kilogram per orang.

Sebagai gambaran, di bawah ini perbandingan harga tiket Surabaya – Kuala Lumpur dengan menumpang Garuda Indonesia dan Malaysia Airlines.

Baca: Harga Tiket Pesawat Turun, Warga Aceh Tetap Pilih Terbang ke Jakarta via Kuala Lumpur, Ini Alasannya

Perbandingan harga tiket Garuda Indonesia dan Malaysia Airlines dari Surabaya - Kuala Lumpur, untuk penerbangan hari Minggu 17 Februari 2019.
Perbandingan harga tiket Garuda Indonesia dan Malaysia Airlines dari Surabaya - Kuala Lumpur, untuk penerbangan hari Minggu 17 Februari 2019. (Capture Situs Traveloka)
Harga tiket Garuda Indonesia, Surabaya - Banda Aceh (transit CGK), untuk penerbangan hari Minggu 17 Februari 2019.
Harga tiket Garuda Indonesia, Surabaya - Banda Aceh (transit CGK), untuk penerbangan hari Minggu 17 Februari 2019. (Capture Situs Traveloka)

Berikut cerita lengkap Safaruddin yang dikirim melalui pesan Whatsapp kepada Serambinews.com.

Saya berangkat dari Banda Aceh tanggal 5 Februari 2019, dari Aceh ke Kuala Lumpur dengan menggunakan maskapai Air Asia.

Harga tiketnya Rp 425.000/org dan kami berangkat sebanyak enam orang (3 dewasa 3 anak anak), jadi total tiketnya dengan bagasi 40 Kg seharga Rp 365.926, dengan total seluruhnya Rp 2.915.038.

Setelah menginap dua malam di Bukit Bintang, sambil berwisata sejenak, kemudian tanggal 6 Februari kami terbang ke Surabaya dengan menggunakan maskapai Malaysia Airlines.

Harganya tiketnya Rp 1.089.200, untuk orang dewasa dan Rp 951.700 untuk anak anak dengan gratis bagasi 30 kg/org.

Total harga tiket untuk 3 dewasa dan 3 anak adalah Rp. 6.348.093,-

Jadi total harga tiket enam orang dari Aceh ke Surabaya dengan maskapai Air Asia dan Malaysia Airlines adalah Rp 9.263.131.

Pada saat saya pesan tiket melalui jalur internasional ini, harga tiket Garuda Indonesia dari Banda Aceh ke Surabaya (transit di Cengkareng), per orangnya adalah Rp 4.034.700.

Kalau 6 orang totalnya Rp 24.208.200.

Maka, dengan berangkat menggunakan maskapai milik Malaysia, saya bisa menghemat uang Rp 14.945.069.

Kemudian saya juga sudah pesan tiket pulang untuk tanggal 17 Februari 2019, dari Surabaya ke Banda Aceh menggunakan maskapai Air Asia dengan harga tiket Rp. 936.100/orang, total harga tiket di tambah bagasi 60 kg total yang harus saya bayarkan adalah Rp. 7.154.100.

Sedangkan jika menggunakan maskapai Garuda Indonesia saya harus keluarkan Rp 4.089.700/orang.

Total untuk enam orang sejumlah Rp 24.538.200.

Maka, dengan menempuh jalur internasional, untuk tiket pulang saya bisa hemat Rp 17.384.100.

Untuk perjalanan Aceh -Surabaya pergi dan pulang saya bisa hemat Rp  32.329.169

Memukul Pariwisata

Tak hanya di Aceh yang berada di ujung Pulau Sumatra, dampak kenaikan harga tiket domestik memukul industri pariwisata di banyak daerah.

Kebijakan bagasi berbayar yang diterapkan maskapai penerbangan berbiaya “agak murah”, semkain menambah berat beban para pelaku usaha kecil menengah yang memproduksi merchandise dan oleh-oleh khas daerah.

Di Batam, keadaan ini mendorong para pelaku wisata menggelar pawai keprihatinan pariwisata, Senin (11/2/2019).

Baca: Harga Tiket Tinggi, Pariwisata Mati

Baca: Jadi Ancaman Bagi Pariwisata dalam Negeri, Ini Dampak Naiknya Harga Tiket Pesawat & Bagasi Berbayar

Dalam aksi yang digelar di Gerbang Utara Dataran Engku Putri Batam, para pelaku pariwisata di Batam menyuarakan keprihatinan terhadap mahalnya harga tiket pesawat tujuan domestik dan penerapan bagasi berbayar.

Syarif Hidayatullah, manajer salah satu usaha penghasil oleh-oleh di Batam mengatakan, industri pariwisata di Batam turun drastis sejak naiknya tiket pesawat domestik serta pemberlakuan bagasi berbayar.

Khusus untuk outlet oleh-oleh, biasanya mereka bisa mengumpulkan omset sehari Rp 5 hingga Rp 6 jutaan, sekarang menurun drastis hanya Rp 2 jutaan.

"Hampir 60 persen omset menurun. Sangat berdampak pada pelaku usaha pariwisata. Baik di bidang oleh-oleh, restoran, jasa transportasi, agent, travel. Orang pasti berpikir dua kali mau beli oleh-oleh," ujar Manajer Operasional Nayadam, Syarif Hidayatullah kepada Tribun Batam, Kamis (24/1/2019).

Diakuinya, saat pegawai yang menjaga outlet Nayadam di Nagoya dan Bandara menawarkan pada konsumen, mereka beralasan takut dikenakan charge lagi oleh maskapai penerbangan yang menerapkan bagasi berbayar.

"Belinya sedikit-sedikit. Palingan 1 buat makan atau dua untuk dibawa balik yang bisa dimasukkan ke dalam tasnya. Pembelinya otomatis berkurang," katanya.

Baca: Penumpang Pesawat Turun Drastis, Ini yang Sedang Terjadi di Dunia Penerbangan

Baca: Frekuensi Penerbangan Internasional Naik

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved