Breaking News

Arsip

Hari Ini 20 Tahun Lalu, PPRM Diserang, 4 Tewas, Termasuk Dokter yang Sedang Hamil

Berita tentang peristiwa ini diturunkan sebagai laporan utara (headline) Harian Serambi Indonesia edisi 26 Mei 1999.

Editor: Zaenal
Dok. Serambi Indonesia
Harian Serambi Indonesia edisi 26 Mei 1999. 

Namun sejauh itu insiden Peudada itu, tidak mempengaruhi Kota Bireuen secara keseluruhan. Perekonomian tetap berjalan normal dan tak ada toko yang tutup.

Begitupun, peristiwa penembakan di Peudada menjadi pembicaraan hangat warga Bireuen.

Paramedis merawat korban luka akibat kontak senjata di Peudada, Kabupaten Bireuen, di Alue Kuta, Kecamatan Peudada, Bireuen, 25 mei 1999.
Paramedis merawat korban luka akibat kontak senjata di Peudada, Kabupaten Bireuen, di Alue Kuta, Kecamatan Peudada, Bireuen, 25 mei 1999. (Dok. Institut Peradaban Aceh)

Baca: SBY Buka Rahasia Akhiri Konflik Aceh, Begini Kisahnya Menelepon Panglima GAM hingga Tsunami Datang

Resiko tugas

Dansatgas PPRM, Kolonel Pol Drs Ridhwan Karim, kepada pers mengatakan peristiwa tersebut sangat di luar dugaan. Pelaku penembakan menyerang pasukannya secara membabi-buta dari atas bukit.

"Pasukan mendatangi TKP sesuai dengan tugasnya untuk melaksanakan prosedur kepolisian. Kalau pun kemudian luka mereka menjadi korban, itu merupakan resiko tugas," katanya dalam nada berat.

Karena itu, kepada masyarakat luas ia meminta sekaligus mengimbau agar tidak panik dan tidak pula terpengaruh dengan provokasi dan hasutan-hasutan orang-orang tak bertanggung jawab yang ingin mengacaukan keamanan di Aceh. (tim)

Baca: Jaringan Aneuk Syuhada Aceh Klaim Hanya Malik Mahmud yang Peduli pada Anak Korban Konflik Aceh

Baca: Penulis Siti Rahmah Rekam Kisah Konflik Aceh dalam Jejak Setapak di Tanah Rencong

Pria Bermobil Tembaki Mapolsek

Pada hari yang sama, 26 Mei 1999, Harian Serambi Indonesia juga menurunkan berita di halaman 1 tentang penembakan di depan Mapolsek Muara Dua dan Polres Aceh Utara, di Lhokseumawe. Berikut liputannya.

 Serambi-Lhokseumawe

Kawanan pria bersenjata api yang meluncur kencang menggunakan mobil Toyota Kijang pick up warna merah, kemarin petang, menghamburkan tembakan di depan Mapolsek Muara Dua dan Polres Aceh Utara, di Lhokseumawe.

Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, tapi masyarakat sempat terguncang ditandai dengan jeritan histeris warga di sekitar lokasi kejadian.

Para saksi di lokasi kejadian mengabarkan, pikap merah itu meluncurkan kencang dari arah Banda Aceh ke arah Medan. Sekitar pukul 18.45 WIB mereka melintasi Mapolsek Muara Dua di Batuphat, sekitar 12 km dari Lhokseumawe.

"Di depan Mapolsek itulah lelaki di dalam mobil pikap itu melepaskan sedikitnya enam tembakan yang diperkirakan diarahkan ke udara. Sebab, tak ada korban dalam peristiwa itu," kata sumber.

Dilaporkan, rentetan tembakan di saat magrib itu, sangat mengejutkan warga sekitar Batuphat. Apalagi, Mapolsek itu bersisian dengan pasar serta berdampingan pula dengan kompleks perumahan karyawan PT Arun.

Di antara letusan senjata api itu, sempat pula terdengar jeritan anak-anak dan wanita. Kepanikan segera terjadi disusul dengan suasana mencekam.

Warga segera menghentikan aktivitasnya di luar rumah. Kota Batuphat dilaporkan mendadak sepi.

Sedangkan petugas piket di Mapolsek Muara Dua, menurut sumber, tak ada yang cedera. Begitu juga gedung markas polisi tak mengalami kerusakan.

Halaman 1 dan halaman 7 (sambungan) Koran Serambi Indonesia edisi 26 Mei 1999.
Halaman 1 dan halaman 7 (sambungan) Koran Serambi Indonesia edisi 26 Mei 1999. (SERAMBINEWS.COM/ZAINAL ARIFIN M NUR)

Baca: Inspirasi Semasa Meliput Konflik Aceh, Mantan Wartawati Ini Luncurkan Novel Siti Kewe

Baca: Presiden Turki Pelajari Perdamaian Konflik Aceh

Usai bikin heboh di Batuphat, tiga lelaki bersenjata meluncur kencang menuju arah Lhokseumawe.

Sekitar 10 menit kemudian mereka kembali menghamburkan tembakan di depan Polres Aceh Utara di Cunda, Lhokseumawe.

Di sini pun, sempat terdengar dua kali letusan senjata api sambil terus meluncurkan ke arah Medan.

Tembakan itu, diperkirakan juga diarahkan ke udara, hingga tak ada korban jiwa.

Meski demikian, dua tembakan itu sangat menge jutkan warga sekitar.

Apalagi, sebelumnya ada dua kejadian di lokasi yang telah membuat ma masyarakat sekitar trauma. Yakni kasus demo yang berbuntut tewasnya anggota brimob dan siswa STM Bireuen akibat tembakan, serta kasus meledaknya bom barang bukti pekan lalu yang mencederai tiga anggota Polri.

Bahkan, pagi kemarin, pihak Polres Aceh Utara baru saja mengadakan kenduri atau peusijuek "kru seumangat" atas peristiwa meledaknya bom rakitan sebagai barang bukti yang diambil dari Kantor Camat Matangkuli.

Kenduri yang menghadirkan Tgk Ibrahim dari kandang itu juga dirangkai dengan pemberian santunan untuk 120 anak yatim.(tim)

Baca: Pertengahan September, KKR Temui Korban Konflik Aceh, Apa yang Ingin Digali?

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved