Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI

Ternyata Sarinah Lahir dari Tangan Seorang Aceh Bernama Teuku Hamid Azwar

Sarinah yang terletak di Jalan MH Thamrin pada masanya adalah gedung tertinggi di Jakarta selain Hotel Indonesia.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Yusmadi
Repro buku: Aceh dalam Perang Mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan 1945-1949 dan Peranan Teuku Hamid Azwar Sebagai Pejuang
Teuku Hamid Azwar bersama Presiden RI Soekarno. 

Sekolah dilanjutkan di Taman Dewasa.

Teuku Hamid Azwar ikut mendirikan Partai Indonesia Raya atau Perindra di Aceh.

Baca: Akses Menuju Objek Wisata Burnuyem Kuyun Masih Rusak

Baca: Ke Budapest, Haji Uma Bertemu Peneliti Hungaria Andras Polgar, Ini Masalah yang Dibahas

Baca: BPBD, TNI dan Polri di Aceh Barat Evaluasi Penanganan Karhutla

Ia kemudian diangkat sebagai Ketua Perindra di Samalanga oleh Dr. Soetomo, Ketua Umum Perindra di Surabaya.

Teuku Hamid Azwar juga ikut mendirikan Angkatan Pelajar Indonesia atau API bersama Syamaun Gaharu.

API adalah cikal bakal Angkatan Perang Indonesia. Pada usia 20 tahun Teuku Hamid Azwar sudah berbisnis dagang hasil bumi dan mengelola pabrik penggilingan padi Samalanga.

Pernah mengikuti pendidikan militer Giyu Gun, bersama-sama dengan Syamaun Gaharu, Said Usman, T. Saring dll.

Teuku Hamid Azwar juga mendirikan Central Trading Company (CTC) di Bukit Tinggi pada 1947.

Ketika itu ia berpangkat Letkol TNI.

Baca: Forum Penyelamatan Danau Lut Tawar Ajak Lintas Lembaga Bersinergi Jaga Kelestarian Danau

Baca: Inilah Korban Puting Beliung Versi Pusdalops BPBD Aceh Singkil

Baca: Angin Kencang Rusak Satu Rumah di Pante Gajah, Peusangan, Bireuen

CTC adalah badan usaha di bawah Panglima Komando Tertinggi Sumatra Mayor Jendral R. Soehardjo.

Letkol Teuku Abdul Hamid Azawar sebagai Kepala Atas SK2A Intedans Komandemen Sumatera.

CTC dibentuk sebagai badan pusat perdagangan hasil bumi ke luar negeri sekaligus membeli perlengkapan untuk kebutuhan TNI.

CTC juga membeli pesawat jenis AVRO ANSON dari Thailand. Pembayaran dilakukan dalam bentuk emas yang berasal dari Cut Nyak Manyak, istri dari Teuku Hamid Azwar dan dari Teuku M Daud, sebagai sumbangan dari CTC kepada Angkatan Udara TNI.

Sebelumnya, Panglima Tertinggi Komando Sumatera Mayor Jenderal S. Hardjiwardojo minta pimpinan CTC Bukit Tinggi mengusahakan dana untuk pembelian pesawat terbang, guna menembus blokade Belanda.

Pesawat tersebut dibeli 1947 dan diregistrasi dengan Nomor RI-003. Pesawat ini mengalami nasib naas, jatuh di Pulau Hantu Malaya dalam penerbangan pulang ke Indonesia pada 14 Desember 1947.

Pesawat tersebut dipiloti Halim Perdanakusumah dan Iswahyudi, keduanya gugur.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved