Feature
Kisah Putri, Siswi dari Peureurak yang tak Punya Beras Bertemu Menteri dan Kado Istimewa di HUT RI
Putri Dewi Nilaratih, anak kelima dari tujuh bersaudara keluarga Suparno -Mariani, suatu ketika harus pulang lebih awal dari sekolah.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Fikar W Eda I Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Raut wajah Putri Dewi Nilaratih tak lagi sendu.
Ia lancar bercerita tentang harapan dan cita-citanya.
"Saya ingin jadi Polwan, ingin mengubah keadaan," jawab Putri Dewi Nilaratih, tentang masa depannya.
Mengenakan jilbab hijau, remaja 14 tahun ini, mengatakan akan mempertimbangkan tawaran Menteri Pertanian Amran Sulaiman, yang bersedia menyekolahkannya.
"Insya Allah saya siap. Tapi harus menyelesaikan dulu SMP. Sekarang kan tanggung," jawab Putri.
Putri, siswa kelas II SMPN 4 Peureulak Aceh Timur mendapat perhatian khusus dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman setelah membaca kisah getir gadis itu di media.
"Saya membacanya saat Lebaran Idul Adha kemarin. Saya tergugah, dan meminta Putri dan orangtuanya datang ke Jakarta bertemu saya," kata Menteri Amran prihal idenya mengundang Putri.
Baca: Suparno, Ayah Putri dari Peureulak Siap Jalankan Traktor Bantuan Menteri Pertanian
Baca: Menteri Pertanian Tawarkan Sekolah dan Pekerjaan Bagi Putri Peureulak dan Abangnya yang Lulusan SMK
Baca: Terenyuh, Menteri Pertanian Serahkan Bantuan untuk Putri, Siswa yang Sakit Perut Sebab tak Ada Beras
Baca: Kepada Menteri Pertanian, Putri dari Peureulak Sampaikan Bercita-cita Jadi Polwan
Putri Dewi Nilaratih, anak kelima dari tujuh bersaudara keluarga Suparno -Mariani, suatu ketika harus pulang lebih awal dari sekolah.
Ia mendadak sakit perut, akibat lapar.
Kepada guru yang menanyainya di sekolah, Putri mengatakan bukannya tak mau sarapan, tapi tak ada makanan yang ia makan.
Beras di rumahnya habis.
Kisah pilu inilah yang kemudian menghiasai media sosial dan media mainstream.
Kisah ini bak petir menyambar rasa kebangsaan dan kemanusiaan.
Bahwa di negeri subur makmur, yang pekan ini merayakan kemerdekaannya ke-74 tahun, ada remaja putri cerdas siswa sekolah menengah negeri, masih kelaparan, karena tak ada beras yang ditanak di rumah.
