Feature

Kisah Putri, Siswi dari Peureurak yang tak Punya Beras Bertemu Menteri dan Kado Istimewa di HUT RI

Putri Dewi Nilaratih, anak kelima dari tujuh bersaudara keluarga Suparno -Mariani, suatu ketika harus pulang lebih awal dari sekolah.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/FIKAR W EDA
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat menyerahkan bantuan kepada Putri Dewi Nilaratih disaksikan kedua orang tuanya dan Kadis Pertanian Aceh A. Hanan, di Jakarta,Selasa (13/8/2019) 

Laporan Fikar W Eda I Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Raut wajah Putri Dewi Nilaratih tak lagi sendu.

Ia lancar bercerita tentang harapan dan cita-citanya.

"Saya ingin jadi Polwan, ingin mengubah keadaan," jawab Putri Dewi Nilaratih, tentang masa depannya.

Mengenakan jilbab hijau, remaja 14 tahun ini, mengatakan akan mempertimbangkan tawaran Menteri Pertanian Amran Sulaiman, yang bersedia menyekolahkannya.

"Insya Allah saya siap. Tapi harus menyelesaikan dulu SMP. Sekarang kan tanggung," jawab Putri.

Putri, siswa kelas II SMPN 4 Peureulak Aceh Timur mendapat perhatian khusus dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman setelah membaca kisah getir gadis itu di media.

"Saya membacanya saat Lebaran Idul Adha kemarin. Saya tergugah, dan meminta Putri dan orangtuanya datang ke Jakarta bertemu saya," kata Menteri Amran prihal idenya mengundang Putri.

Baca: Suparno, Ayah Putri dari Peureulak Siap Jalankan Traktor Bantuan Menteri Pertanian

Baca: Menteri Pertanian Tawarkan Sekolah dan Pekerjaan Bagi Putri Peureulak dan Abangnya yang Lulusan SMK

Baca: Terenyuh, Menteri Pertanian Serahkan Bantuan untuk Putri, Siswa yang Sakit Perut Sebab tak Ada Beras

Baca: Kepada Menteri Pertanian, Putri dari Peureulak Sampaikan Bercita-cita Jadi Polwan

Putri Dewi Nilaratih, anak kelima dari tujuh bersaudara keluarga Suparno -Mariani, suatu ketika harus pulang lebih awal dari sekolah.

Ia mendadak sakit perut, akibat lapar.

Kepada guru yang menanyainya di sekolah, Putri mengatakan bukannya tak mau sarapan, tapi tak ada makanan yang ia makan.

Beras di rumahnya habis.

Kisah pilu inilah yang kemudian menghiasai media sosial dan media mainstream.

Kisah ini bak petir menyambar rasa kebangsaan dan kemanusiaan.

Bahwa di negeri subur makmur, yang pekan ini merayakan kemerdekaannya ke-74 tahun, ada remaja putri cerdas siswa sekolah menengah negeri, masih kelaparan, karena tak ada beras yang ditanak di rumah.

Mariani dan anaknya Putri saat ditemui di rumahnya di Gampong Tualang, Kecamatan Peureulak Aceh Timur. FOTO SERAMBI / SENI HENDRI
Mariani dan anaknya Putri saat ditemui di rumahnya di Gampong Tualang, Kecamatan Peureulak Aceh Timur. FOTO SERAMBI / SENI HENDRI (Serambi)
Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved