Masyarakat Ramai Berobat ke Luar Negeri, RS di Medan Rujuk Pasien ke Penang, BPJS Dipertanyakan
Biasanya mereka yang memiliki rezeki berlebih akan memilih pengobatan di luar negeri karena dianggap lebih mumpuni.
Dikutip Gridhot dari Gridhealth, Ronald mengatakan mutu pengobatan terutama kanker di Indonesia masih belum memuaskan.
"Banyak warga negara kita yang masih berobat ke Cina, Malaysia, dan Singapura, karena menganggap mutu pengobatan kanker di Indonesia belum memuaskan," ujar dr. Ronald.
Berbagai sumber menyebutkan kalau warga negara Indonesia yang berobat ke luar negeri bisa membawa atau menghabiskan ratusan triliun rupiah untuk melakukan penyembuhan.
Baca: Ibu Kota Baru Ditetapkan di Kalimantan, Tapi Letaknya Masih Dirahasiakan, Ini Alasan Pemerintah
Baca: Tampil di ILC, Sherly Annavita Pertanyakan Apakah Ada Jaminan Indonesia Membaik Jika Ibu Kota Pindah
Dr Ronald kemudian mengatakan dengan dana sebanyak itu, seseorang sudah bisa membangun pelayanan kesehatan modern sendiri.
"Angka ini sebetulnya bisa ditekan jika pemerintah bersama BPJS bisa terus melakukan perbaikan dalam sistem pelayanan kesehatan, termasuk untuk kanker.
"Mungkin hanya diperlukan 3-5% dari (dana) yang dibawa pasien ke luar negeri dalam 5-10 tahun terakhir, untuk membangun pusat (pelayanan kesehatan) kanker modern dengan fasilitas diagnostik dan terapi lengkap di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan," jelasnya.
Bukan hanya luar negeri, bahkan jika dana dan pelayanan kesehatan digarap dengan tepat, pasien di seluruh Indoensia tak perlu lagi mendapat rujukan ke Jakarta.
(*)
Artikel ini telah tayang di gridhot.id dengan judul Menguak Fenomena Masyarakat Berobat di Luar Negeri, Rumah Sakit di Medan Sampai Rujuk Pasiennya ke Malaysia, BPJS dan KIS dipertanyakan