Berita Aceh Malaysia
Sosok Pemuda Abdya yang Hancurkan Patung Berhala di Malaysia, Ini Pengakuan Sang Ibunda
Pemuda ini dituduh sudah menghancurkan 15 patung berhala di Kuil Sri Maha Mariamman, Lapangan Panorama di Lapangan Perdana, Ipoh, Sabtu dinihari.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Yusmadi
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ibunda dan abang Hendri (25), pemuda asal Aceh Barat Daya (Abdya) yang menghancurkan sejumlah patung berhala di Malaysia mendatangi Kantor Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) di Banda Aceh, Kamis (22/8/2019).
Ibu dan abang Hendri, Jusnaida (50) dan Dodi (28), warga Padang Kawa, Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya itu ingin meminta bantuan hukum untuk Hendri yang kini sudah ditahan oleh polisi Ipoh, Perak, Malaysia.
Sebelumnya diberitakan, Hendri ditangkap polisi Ipoh, Perak, Malaysia, Sabtu (17/8/2019) dinihari.
Pemuda ini dituduh sudah menghancurkan 15 patung berhala di Kuil Sri Maha Mariamman, Lapangan Panorama di Lapangan Perdana, Ipoh, Sabtu dinihari.
Baca: Ibunda Pemuda Abdya Yang Hancurkan Patung Berhala di Malaysia Mengadu ke YARA
Baca: Pemuda yang Hancurkan 15 Patung Berhala di Malaysia Warga Abdya, Begini Tanggapan Camat
Baca: Seperti Berhala, Ulama Arab Saudi Haramkan Pokemon Go
Kepada Safaruddin, Jusnaida meminta bantuan agar memberi pendampingan hukum untuk anaknya di Malaysia.
Dia mengaku, tidak tahu harus mengadu kemana lagi.
“Saya berharap agar pemerintah memberikan bantuan hukum kepada anak saya,” katanya.
Jusnaida menjelaskan bahwa anaknya sudah tujuh tahun merantau ke Malaysia.
Dia berangkat sejak 2012, tapi pernah pulang ke kampung sekitar 2016.
Tiga bulan di kampung, Hendri kembali berangkat ke Malaysia hingga kejadian penghacuran patung berhala itu terjadi.
Baca: Pemuda Aceh Utara Kecam Pemukulan Anggota Dewan: Ini Pelecehan terhadap Lembaga Negara
Baca: Polisi Tangkap 12 Pencuri dan Penadah Serta 16 Kendaraan Curian, Ini Imbauan Kapolresta Banda Aceh
Baca: 4 Fakta Kakek 83 Tahun Nikahi Wanita 27 Tahun, Cinta Tumbuh saat Nuraeni Berobat Sama Si Kakek
“Saat dia pulang, keadaannya masih normal tidak ada perubahan. Yang ada saat dia pulang ada membawa pulang satu buku. Saya lihat di dalamnya ada tulisan arab, buku itu yang dibaca-baca. Saat dia balik ke Malaysia, buku itu juga dibawa,” ujar Jusnaida.
Dalam pertemuan itu, Dodi juga mengungkapkan bahwa dia pernah mendapat kabar dari temannya di Malaysia bahwa adiknya sudah kurang waras.
Bicaranya sudah ngaur.
Saat mengetahui itu, pihak keluarga langsung menghubungi Hendri.
Kepada keluarga, Hendri mengaku baik-baik saja dan meminta keluarganya tidak mendengarkan omongan orang lain.
Pernyataan itu, kata Dodi, disampaikan seminggu sebelum kejadian penghancuran patung berhala di Kuil Sri Maha Mariamman. (*)