Oknum Guru SD yang Cabuli 5 Siswinya Ditangkap Polisi, Raba Bagian Tubuh dengan Mudus Hipnoterapi

Pelaku mengaku modus ini dipakai kepada para siswinya agar mereka lebih fokus dalam menerima pelajaran yang disampaikan guru.

Editor: Faisal Zamzami
Kompas.com/ Ericssen
Ilustrasi pencabulan. (Kompas.com/ Ericssen) 

"Saya yakin korban tidak lima orang, kemungkinan ada korban lainnya, hanya saja pertimbangan malu," kata Erry.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolresta Barelang AKBP Prasetyo Rachmat Purboyo membenarkan atas laporan asusila yang terjadi di salah satu sekolah dasar swasta yang ada di Batam.

 Namun laporan tersebut baru saja masuk dan masih dipelajari personel Satreskrim Polresta Barelang.

"Dari beberapa korban, baru satu korban yang membuat laporan yang diwakilkan orangtuanya, tapi pastinya besok dicek kembali," kata Prasetyo melalui telepon, Kamis (5/9/2019).

Pras mengaku pihaknya akan serius menangani kasus ini, apalagi menyangkut dunia pendidikan.

Dipecat dari sekolah

Suhariono alias Moel Kharisma, oknum guru olahraga SD di Batam, Kepulauan Riau, dipecat dari sekolahnya karena diduga mencabuli lima siswinya.

Kepala SD, Abu Suja mengatakan, pemberhentian secara tidak hormat ini merupakan langkah tegas dari pihak sekolah terhadap guru-guru yang tidak bisa mengikuti aturan.

"Ini langkah tegas pihak sekolah terhadap guru-guru yang tidak bisa mengikuti aturan sekolah," kata Abu Suja melalui telepon, Jumat (6/9/2019).

Menurutnya, apa yang dilakukan Suhariono merupakan perbuatan yang memalukan dan tidak mencerminkan sikap seorang guru.

Seharusnya, kata dia, seorang guru memberikan contoh dan pendidikan yang baik, bukan malah sebaliknya.

"Kami tidak mau hanya karena satu orang, kepercayaan orangtua kepada sekolah hilang," tandasnya.

Ketua Komisi Pengawasan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri, Erry Syahrial berharap pihak sekolah dapat memperbaiki mental para siswi yang menjadi korban, sehingga mereka merasa aman dan nyaman saat belajar.

"Bagaimanapun dengan kejadian ini, murid yang menjadi korban pastinya mengalami trauma, dan saya harap pihak sekolah mampu memecahkan hal ini agar murid-murid tersebut bisa kembali berprestasi," kata Erry.

Erry juga berharap pihak sekolah dapat merahasiakan identitas korban.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved