Berita Pijay

Kemarau Panjang, Produksi Garam di Pijay Melimpah Harga Merosot

"Selain harga eceran menurun, maka dampak lain yang dirasakan oleh para petani lokal juga pada penurunan omset dari Rp 4 juta turun menjadi Rp 3 juta"

Penulis: Idris Ismail | Editor: Nurul Hayati
Foto: Sarlie.
Seorang petani lokal di Gampong Lancang Paru, Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya mengisi garam dalam karung guna dipasok kepada agen luar, Selasa (10/2019). 

"Selain harga eceran menurun, maka dampak lain yang dirasakan oleh para petani lokal juga pada penurunan omset dari Rp 4 juta turun menjadi Rp 3 juta dalam setiap hari,"jelasnya.

Laporan Idris Ismail I Pidie Jaya 

SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Musim kemarau panjang selama dua bulan terakhir telah menyebabkan  produksi garam dari ratusan petani lokal di Gampong Lancang Paru,  Kecamatan Bandar Baru,  Pidie Jaya (Pijay)  melimpah, sehingga dengan sendirinya berdampak kepada penurunan harga tampung (beli) dari para agen. 

Sarlie, selaku petani garam lokal di Gampong Lancang Paru,  Pijay,  kepada Serambinews.com,  Selasa (10/9/2019) mengatakan,   harga garam di tingkat agen penampung dibeli Rp 4.000/Kg.

Namun, seiiring dengan produksi semakin melimpah dalam dua bulan terakhir, maka hargapun turun menjadi Rp 3.000/kg. 

Baca: Elang Biru Sambar PSLS

"Selain harga eceran menurun, maka dampak lain yang dirasakan oleh para petani lokal juga pada penurunan omset dari Rp 4 juta turun menjadi Rp 3 juta dalam setiap hari,"jelasnya. 

Adapun hasil panen garam dari ratusan petani Gampong Lancang Paru, juga dipasok ke sejumlah kabupaten kota di Aceh seperti   ke Banda Aceh,  Takengon, Langsa,  Bireun,  serta Kabupaten  Pidie. 

Dalam musim kemarau panjang ini, hasil produksi garam yang dikelola  secara Geo Membran terus memberikan dampak besar terhadap perolehan hasil produksi.

Jauh sebelumnya, mereka menggeluti usaha produksi garam yang mereka lakoni  secara tradisional menjadi ala Geo Membran.

Baca: Wartawan Serambi Raih Penghargaan Haornas    

"Selama penerapan tehnologi ala Geo Membran, ini petani garam rata-rata setiap  memanen hasil produksi garam rata-rata 1 ton lebih," sebutnya.

Ia juga menambahkan, usaha pemberdayaan garam ala geo membran bagi masyarakat pesisir ini, telah memberikan manfaat yang sangat besar dalam pemberdayaan perekonomian bagi warga miskin.

Program ini  dirintis oleh pemerintah melalui Dinas Kalautan dan Perikanan (DKP)  Pijay sejak satu tahun sebelumnya. (*) 

Baca: Buruh Delima Makmur Unjuk Rasa ke DPRK Aceh Singkil

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved