Udara di Riau Berada di Level Berbahaya, Warga Berencana Ungsikan Keluarga ke Sumatera Barat

"Kalau asap belum hilang, awal bulan depan istri dan anak-anak saya ungsikan ke Sumbar. Tapi, mudah-mudahan aja asap cepat hilang,"

Editor: Muhammad Hadi
(KOMPAS.COM/IDON)
Kualitas udara masih terpantau berbahaya di papan ISPU Jalan HR Soebrantas, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (21/9/2019). 

"Kalau asap belum hilang, awal bulan depan istri dan anak-anak saya ungsikan ke Sumbar. Tapi, mudah-mudahan aja asap cepat hilang," kata Akmal

SERAMBINEWS.COM - Kualitas udara di Pekanbaru, Riau, masih di level berbahaya, Sabtu (21/9/2019).

Level berbahaya ini telah terjadi sejak Jumat (20/9/2019) malam sekitar pukul 20.00 WIB.

Hal itu terlihat pada papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Jalan HR Soebrantas, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Riau.

Sabtu (21/9/2019), sekitar pukul 19.00 WIB, kualitas udara masih di angka 500.

Baca: Gubernur Anies Kirim 65 Orang Satgas Untuk Bantu Padamkan Kebakaran Hutan di Riau

Arus lalu lintas di malam Minggu ini juga tampak tak begitu padat dibandingkan dengan hari sebelum kabut asap menyelimuti Riau.

Biasanya, arus lalu lintas di kawasan Jalan HR Soebrantas selalu padat dan macet.

Rozi (29), salah seorang pengendara sepeda motor yang diwawancarai Kompas.com, mengaku keluar rumah hanya jika ada keperluan mendesak.

Baca: Ini Jadwal Final China Open 2019 - Tersaji Derbi Indonesia di Laga Puncak

"Tadi saya sama istri keluar untuk mencari kebutuhan dapur, karena besok saya mau kerja. Jadi terpaksa keluar juga walau udara udah bahaya. Kalau enggak terpaksa enggak keluar," ucap Rozi.

Usai belanja kebutuhan dapur, dia langsung pulang ke rumah di Jalan Pandau, Pekanbaru.

Rozi dan istri mengenakan masker untuk mencegah dampak udara berbahaya.

"Kalau enggak pakai masker sesak napas. Asapnya tebal, mata perih," ujar Rozi.

Pengendara sepeda motor lainnya, Akmal (33) mengatakan, semua anggota keluarganya diwajibkan menggunakan masker untuk menghindari dampak langsung dari kabut asap yang tidak sehat.

Baca: Hasil China Open 2019 - Marcus/Kevin Lolos ke Final, Menangi Derbi Indonesia

"Sebenarnya enggak mau keluar tadi, tapi ada yang perlu dibeli, anak-anak jadi mau ikut. Kalau enggak ada perlu enggak sanggup (keluar), karena udara berbahaya," kata Akmal.

Akmal dan keluarganya bahkan berencana pindah sementara ke Sumatera Barat (Sumbar) karena asap semakin hari semakin pekat dan membahayakan.

"Kalau asap belum hilang, awal bulan depan istri dan anak-anak saya ungsikan ke Sumbar. Tapi, mudah-mudahan aja asap cepat hilang," kata Akmal.

Baca: Hasil Liga Inggris - Manchester City Bombardir Gawang Watford 8 Gol Tanpa Balas

Memasuki pekan kedua, kabut asap masih menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru, Riau.

Kualitas udara masuk dalam level berbahaya. Kabut asap berdampak terhadap kesehatan.

Warga mengeluhkan sesak napas, batuk, iritasi mata, pusing dan muntah-muntah.

Sementara tim Satgas Karhutla Riau hingga kini juga terus berupaya memadamkan api.

Namun, asap di Pekanbaru tidak hanya karena karhutla di Riau saja, tapi juga asap kiriman dari karhutla di Jambi dan Sumatera Selatan (Sumsel).(*)

Baca: Hasil Kualifikasi MotoGP Aragon 2019 - Marquez Pole Position, Quartararo Posisi 2, Rossi Start Ke-6

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: 2 Hari Kualitas Udara di Pekanbaru di Level Berbahaya, Warga Pilih Pindah ke Sumbar

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved