Aceh Carong
Beasiswa Aceh Carong, Doa Tjut Nyak Dhien yang Terkabulkan
Rumah kopel berdinding papan itu tampak lengang, seperti tak berpenghuni. Cat putih yang mewarnai dinding terlihat memudar, bahkan mulai mengelupas..
Penulis: Subur Dani | Editor: Jalimin
Kepada Serambinews.com, Tjut mengatakan akan memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan kuliah dengan beasiswa dari Pemerintah Aceh itu. Ia bercita-cita menjadi kepala ruangan spesialis anak.
“Saya juga ingin jadi dosen. Insya Allah saya akan kuliah dengan sungguh-sungguh, terima kasih Pemeritah Aceh,” pungkas Tjut Nyak Dhien.
Mahasiwa Kena Gas Air Mata, Sesak Nafas dan Luka di Rawat di Masjid Al Falaah Jakarta Pusat
DPR RI Sahkan UU Pesantren, Anggota DPR RI Ruslan M Daud Dorong Kemajuan Dayah di Aceh
UU Pesantren Disahkan, HRD Siap Kawal Lahirnya Kementerian Pesantren
Setelah Serambinews.com mengunjungi rumah Tjut Nyak Dhien pada Sabtu (21/9/2019) lalu, rasanya pantas gadis berkulit sawo matang itu mendapat beasiswa dari Pemerintah Aceh.
Beasiswa itu tepat sasaran. Kondisi rumahnya terlihat kontras, bahwa Tjut Nyak Dhien bukanlah keluarga berada. Penghasilan ayahnya sebagai penjual mi Aceh tidak mungkin membiayai kuliahnya.
Beasiswa Aceh Carong telah mengantar “Sang Tjut Nyak Dhien” ke gerbang pendidikan, untuk menggapai sukses di masa depan. Doa Tjut Nyak Dhien benar-benar diijabab oleh pemilik alam.

Anak tukang laundry
Luapan kebahagiaan juga tak sanggup diungkapkan oleh Aufa Amalia, anak pertama dari pasangan Maskur dan Tarwiyah, warga Lampaseh Aceh, Kecamatan Meuraksa, Banda Aceh.
Ayahnya bekerja serabutan. Sedangkan ibunya tukang laundry yang saban hari bekerja demi menghidupi keluarga.
Berkat beasiswa Aceh Carong bagi masyarakat miskin dari Pemerintah Aceh, kini anak tukang laundry itu menjadi mahasiswa Diploma III Prodi Logistik di Politeknik Energi dan Minteral Akamigas di Kecamatan Cepu, Blora, Jawa Tengah.
“Nggak pernah terbayang bisa kuliah di sini, alhamdulillah dengan beasiswa Aceh Carong saya bisa sampai ke sini,” kata Aufa saat dihubungi Serambinews.com dari Banda Aceh beberapa hari lalu.
Sabang belum Masuk dalam Jalur Pelayaran Ultra Mewah Silversea Cruise
Alumnus SMA 6 Banda Aceh ini bisa disebut cukup beruntung. Dia lulus di prodi yang biaya SPP-nya terbilang fantastis.
“SPP saya satu semester Rp 33 juta Bang. Jadi suatu hal yang mustahil bisa kuliah di sini, ngak kebayang. Kalau jalur umum pasti nggak sanggup bayar. Untuk biaya hidup saya dapat Rp 12 juta setahun,” kata Aufa.
Aufa berterima kasih kepada Pemerintah Aceh yang telah memberikan beasiswa itu kepadanya.
“Perasaannya campur aduk, haru dan bahagia, saya berterima kasih sekali. Saya akan kuliah sungguh-sungguh karena ingin sukses membahagiakan orang tua. Terima kasih Pemerintah Aceh,” imbuh Aufa Amalia.
***