Jurnalisme Warga
Rindu pada Terangnya Sinar Matahari
MEDIA massa mewartakan bahwa telah terjadi kebakaran hutan yang mengakibatkan banjir asap di beberapa provinsi di Indonesia

Banyak rumah sakit dan puskesman dibanjiri oleh pasien ISPA, terutama di daerah yang berdekatan dengan lokasi kebakaran hutan. Pemandangan yang saat ini terjadi hampir di setiap desa dalam Kabupaten Bireuen masyarakatnya mengalami batuk dan sesak napas dan yang paling menderita adalah anak balita, sebagaimana yang diutarakan sahabat saya Liza, Meutia, dan Khairul yang berdomisili di Kecamatan Juli, Kota Juang, dan Kecamatan Peusangan Siblah Krueng. Anak- anak mereka hanya bisa menangis diiringi batuk dan susah bernapas walaupun sudah ditangani oleh dokter spesialis. ASI yang diberikan ibu bayi terkadang tak mampu menghentikan tangis anaknya. Mungkin karena kondisi asap yang kian parah membuat anak-anak susah sembuh.
Kabut asap juga memengaruhi proses belajar-mengajar di Universitas Almuslim. Banyak dosen dan mahasiswa mengalami gangguan pernapasan dan dalam kelas juga terasa menyengat bau asap, dan mata kita menjadi perih. Gedung-gedung kampus yang diselimuti asap bagaikan kabut memutih, tak terlihat lagi taman yang asri. Cengkarama para mahasiswa di luar ruang kuliah pun seakan hilang. Entah kapan derita ini akan berakhir.