Aceh Hebat

Dari Rumah Singgah Hingga Pengembangan RSUDZA

kehadiran rumah singgah untuk keluarga pasien yang menjalani pengobatan di rumah sakit itu sudah dinantikan sejak dulu

Editor: Muhammad Hadi
Serambinews.com/Muhammad Hadi
Rumah Singgah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin, Kamis (26/9/2019) 

Tapi kalau pasien wanita dan yang mendampingi pria atau sebaliknya, maka satu orang di lantai 2 dan satu lagi meninap di lantai 1. Untuk berbagai keperluan kepada pasien dibantu 24 jam oleh petugas RSUDZA dan tetap berkoordinasi dengan pendamping pasien. "Jadi kami selalu siap melayani orang-orang ini. Karena kasihan saudara-saudara kita yang datang jauh dari berbagai daerah," ujarnya.

Karena senasib bertemu di Rumah Singgah RSUDZA, para pasien dan keluarga pasien sudah saling kenal seperti saudara dekat walaupun berbeda daerah dari kabupaten/kota di Aceh. Beberapa pasien yang bisa bergerak karena sedang rawat jalan dan pendampingnya memilih bersantai di teras Rumah Singgah RSUDZA.

Mereka juga sudah mendapatkan jadwal untuk berbagai keperluan pemeriksaan dengan para dokter spesialis. Bagi yang sudah tuntas boleh pulang ke daerah masing-masing dengan meninggalkan kesan dan saudara baru di Rumah Singgah RSUDZA.   

Diresmikan Plt Gubernur Aceh 

Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah didampingi Direktur RSUZA Banda Aceh, Dr dr Azharuddin SpOT K-Spine meresmikan Rumah Singgah usai meresmikan Rumah Singgah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin, Kamis (11/4/2019).
Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah didampingi Direktur RSUZA Banda Aceh, Dr dr Azharuddin SpOT K-Spine meresmikan Rumah Singgah usai meresmikan Rumah Singgah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin, Kamis (11/4/2019). (Humas Pemerintah Aceh)

Rumah Singgah RSUDZA diresmikan langsung oleh Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, Kamis (11/4/2019). Fasilitas yang dimiliki, yaitu 132 tempat tidur (bed), dengan rincian 68 bed untuk laki-laki (lantai 2) dan 64 bed untuk perempuan (lantai I), serta dilengkapi toilet dan tempat cuci pakaian. Keluarga yang memiliki pasien di ICU, akan mendapat informasi mengenai perkembangan pasien.

Plt Gubernur Aceh mengatakan, mengatakan, kehadiran rumah singgah untuk keluarga pasien yang menjalani pengobatan di rumah sakit itu sudah dinantikan sejak dulu. Pemerintah Aceh berinisiatif membangun Rumah Singgah yang lokasinya cukup dekat dengan RSUDZA.

Lokasinya sangat dekat dengan RS Jiwa, atau sekitar 3 menit jalan kaki kalau menuju RSUDZA. Fasilitas tersebut diprioritaskan kepada keluarga pasien JKA atau BPJS kelas 3, dimana yang diizinkan menginap hanya satu orang untuk setiap pasien. Keberadaan Rumah Singgah ini sangat dibutuhkan, terutama oleh mereka yang datang dari luar kota.

"Kalau harus menginap di hotel atau penginapan, tentu agak berat karena butuh biaya yang mahal. Lokasi yang dekat itu tentu akan memudahkan keluarga untuk mendampingi pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit ini. Dengan demikian, beban keluarga akan lebih ringan, sehingga pendampingan yang diberikan bisa lebih maksimal," harap Nova Iriansyah.

Baca: Plt Gubernur Aceh Ajak Pengurus Kadin Aceh Tekan Angka Kemiskinan dan Inflasi

Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah didampingi Direktur RSUZA Banda Aceh, Dr dr Azharuddin SpOT K-Spine meninjau kamar tidur Rumah Singgah usai meresmikan Rumah Singgah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin, Kamis (11/4/2019).
Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah didampingi Direktur RSUZA Banda Aceh, Dr dr Azharuddin SpOT K-Spine meninjau kamar tidur Rumah Singgah usai meresmikan Rumah Singgah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin, Kamis (11/4/2019). (Humas Pemerintah Aceh)

Direktur RSUZA Banda Aceh, Dr dr Azharuddin SpOT K-Spine mengatakan, selain melengkapi rumah singgah dengan tempat tidur, kursi, dan loker, pihaknya juga menyediakan satu mobil untuk operasional. "Rumah singgah ini akan dikelola seperti hotel, ada check in dan check out, serta berlaku syarat dan ketentuan untuk menjadi penghuni rumah singgah dalam jangka waktu tertentu," katanya.

Azharuddin berharap dengan adanya fasilitas rumah singgah, ke depan tumpukan keluarga pasien di lantai dan koridor rumah sakit, terlebih di sekitar ICU, dapat berkurang. "Kami berharap ini menjadi layanan unggulan dari JKA Plus. Mohon dukungan masyarakat untuk menjaga dan merawat fasilitas ini demi kenyamanan bersama," timpalnya.

Pengembangan RSUDZA

RSUDZA terus membenahi berbagai sektor mulai dari pelayanan hingga fasilitas. Rumah sakit pemerintah Aceh ini juga sudah mendapatkan berbagai sertifikasi dan akreditasi. Meraih Akreditasi Paripurna lima bintang yang diberikan SNARS (Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit). Kemudian meraih prestasi tertinggi untuk pelayanan kesehatan level nasional, predikat 'Best of The Best' atau terbaik dari terbaik untuk kategori RSUD.

RSUDZA juga telah mendapatkan sertifikasi sebagai Rumah Sakit Syariah dari MUKISI (Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia). Baru-baru ini RSUDZA juga sudah mendapatkan sertifikasi level internasional ISO 9001;2015 untuk enam unit pelayanan. Bahkan RSUDZA sedang dalam proses mendapatkan akreditasi bertaraf internasional dari JCI (Joint Commission International) yang dijadwalkan akhir tahun 2019 ini.

Baca: Dyah Erti Idawati, Intens Bina Petani Tiram

Untuk meningkatkan pelayanan dengan berbagai fasilitas lengkap. RSUDZA kini berpacu untuk pengembangan berbagai fasilitas terlengkap dan modern di areal rumah sakit lama. Pengembangan RSUDZA kali ini dilakukan dengan skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah telah menandatangani perjanjian pelaksanaan fasilitas dan pendampingan transaksi pada proyek KPBU pembangunan RSUDZA dengan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) pada 8 Januari 2019. Ini berarti pembangunan RSUDZA merupakan proyek pertama di Aceh yang menggunakan KPBU.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved