Berita Abdya
Petani Susoh Abdya Minta Penambahan Tanggul Muara Sangkalan
“Tanggul dibangun 2013 lalu tak memadai, karena tak sampai ke laut. Perlu ditambah sekitar 100 meter lagi sejak ujung tanggul sekarang,”
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Nurul Hayati
“Saat mulut kuala tersumbat, maka tak kurang 80 unit perahu robin milik nelayan Padang Panjang akhirnya harus ditarik ke atas pantai setelah pulang melaut,” kata M Jamil.
Artinya, penambahan pembangunan tanggul pengaman muara Sankalan, juga sangat bermanfaat terhadap nelayan Desa Padang Panjang.
Seperti diberitakan, puluhan ha sawah lokasi Dusun Ujong Tempat, Desa Ladang, termasuk sebagian kecil di Desa Padang Panjang, Susoh, Abdya, kerap gagal tanam akibat terendam air pasang.
Padi yang sudah ditanam akhirnya mati, setelah terendam pasang selama 5 sampai 7 hari.
“Petani harus menanam dua sampai empat kali setiap musim tanam,” kata Keuchik Gampong Ladang, Khairizal kepada Serambinews.com, Rabu (2/10/2019).
Baca: Peringkat Impor Alat Militer Indonesia Turun dari Posisi 5 ke 22, Berikut Alasannya
Keuchik mengaku, sangat kasihan terhadap nasib petani yang menggarap lahan sawah lokasi Ujong tempat.
Sebab, air pasang baru surut, setelah petani berkerja keras membuka mulut muara Sangkalan (Pantai Bali) yang tertimbun pasir hempasan gelombang.
Pekerjaan membuka mulut kuala dilakukan secara manual, butuh waktu satu sampai dua hari.
Namun, saat terjadi ombak besar, terutama pada musim barat, maka mulut muara Sangkalan dipastikan tersumbat lagi.
Keuchik Khairizal menjelaskan, akibat lahan areal sawah sering terendam air pasang, maka padi yang sudah ditanam mati, sehingga harus ditanam kembali.
Seperti yang dialami petani MT Gadu 2019, sekarang ini.
Baca: Jadi Anggota Dewan Termuda di DPRA, Ini Obsesi dan Misi Irfansyah
Peristiwa sangat merugikan petani daerahnya, terjadi tidak kurang 10 tahun terakhir.
Peristiwa pasang surut dikatakan semakin parah, setelah dibangun tanggul pengaman tebing muara Sangkalan tahun 2013 lalu.
Sebab, tebing dari material bongkahan batu besar (batu gajah), dibangun sangat tanggung atau tidak sampai ke laut.
Dampaknya, mulut muara Kuala Sangkalan sangat mudah tersumbat pasir yang dihempas gelombang.