Berita Abdya

Petani Susoh Abdya Minta Penambahan Tanggul Muara Sangkalan

“Tanggul dibangun 2013 lalu tak memadai, karena tak sampai ke laut. Perlu ditambah sekitar 100 meter lagi sejak ujung tanggul sekarang,”

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ ZAINUN YUSUF
Tanggul pengaman tebing Kuala Sangkalan di Desa Ladang (Pantai Bali), Susoh, Abdya, dibangun tidak sampai lokasi pecah ombak, sehingga mulut kuala sering tertimbun pasir. Foto direkam Selasa (1/10/2019). 

“Tanggul dibangun 2013 lalu tak memadai, karena tak sampai ke laut. Perlu ditambah sekitar 100 meter lagi sejak ujung tanggul sekarang,” kata Keuchik Gampong Ladang, Khairizal.

Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE- Puluhan hektare (ha) lahan sawah yang berlokasi di Dusun Ujong Tempat, Desa Ladang, termasuk sebagian kecil di Desa Padang Panjang, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), kerap terendam air pasang.

Hal ini berdampak sering gagal tanam.

 Mengatasi persoalan meresahkan itu, petani meminta pemerintah menambah pembangunan tanggul pengaman muara Kuala Sangkalan (Pantai Bali).

“Tanggul dibangun 2013 lalu tak memadai, karena tak sampai ke laut. Perlu ditambah sekitar 100 meter lagi sejak  ujung tanggul sekarang,” kata Keuchik Gampong Ladang, Khairizal kepada Serambinews.com, Rabu (2/10/2019).

Pembangunan tanggul atau tabing pengaman muara Kuala Sangkalan sekitar 6 tahun lalu, dikatakan bukan menyelesaikan persoalan.

Tapi malah semakin memperparah penimbunan mulut kuala.

Baca: Ini Hasil Babak Pertama Derby Aceh Timur, Persidi Idi Vs Peureulak Raya

Saat terjadi ombar besar mulut kuala tertimbun pasir, kemudian terjadi pasang.

Sehingga ,sangat merugikan petani  mengarap lahan sawah di Dusun Ujong Tempat.  

 Bila pembangunan tanggul tebing di muara tersebut bisa ditambah 100 meter yang bentuknya seperti leter ‘L’ (melengkung) sampai lokasi pecahan ombak, maka menurut Keuchik Gampong Ladang bisa mengatasi peristiwa sering tertutup mulut kuala.

“Bila dibangun dalam posisi melengkung, maka bisa menahan ombak besar. sehingga mulut kuala tak tertutup timbunan pasir,” tambah Buyong, salah seorang warga di Pantai Bali.

Penambahan pembangunan tanggul pengaman tebing muara Sangkalan dikatakan sangat mendesak, untuk  mengatasi peristiwa air pasang yang  semakin sering terjadi.

“Bila tanggul dibangun dari arah Desa Padang Panjang, malah tak menyelesaikan persoalan, bahkan semakin parah peristiwa timbunan pasir di mulut kuala,” tandas Boyong.

Baca: Irfansyah, Jadi Anggota Dewan Termuda di DPRA, Ini Misi dan Obsesinya

Sementara M Jamil, warga Desa Padang Panjang menjelaskan, peristiwa sering tertimbun pasir mulut Kuala Sangkalan, bukan saja menyebabkan kerap gagal tanam lahan sawah di Dusun Ujong Tempat, puluhan perahu mesin (robin) milik nelayan Padang Panjang tidak bisa masuk ke dalam muara menuju lokasi pemukiman.

 “Saat mulut kuala tersumbat, maka tak kurang 80 unit perahu robin milik nelayan Padang Panjang akhirnya harus ditarik ke atas pantai setelah pulang melaut,” kata M Jamil.

Artinya, penambahan pembangunan tanggul pengaman muara Sankalan, juga sangat bermanfaat terhadap nelayan Desa Padang Panjang.      

 Seperti diberitakan, puluhan ha sawah lokasi Dusun Ujong Tempat, Desa Ladang, termasuk sebagian kecil di Desa Padang Panjang, Susoh, Abdya, kerap gagal tanam akibat terendam air pasang.

Padi yang sudah ditanam akhirnya mati, setelah  terendam pasang selama 5 sampai 7 hari.

“Petani harus menanam dua sampai empat kali setiap musim tanam,” kata Keuchik Gampong Ladang, Khairizal kepada Serambinews.com, Rabu (2/10/2019).

Baca: Peringkat Impor Alat Militer Indonesia Turun dari Posisi 5 ke 22, Berikut Alasannya

Keuchik mengaku, sangat kasihan terhadap nasib petani yang menggarap lahan sawah lokasi Ujong tempat.

Sebab, air pasang baru surut, setelah petani berkerja keras membuka mulut muara Sangkalan (Pantai Bali) yang tertimbun pasir hempasan gelombang.

Pekerjaan membuka mulut kuala dilakukan secara manual, butuh waktu satu sampai dua hari.

Namun, saat terjadi ombak besar, terutama pada musim barat, maka mulut muara Sangkalan dipastikan tersumbat lagi.  

Keuchik Khairizal menjelaskan, akibat lahan areal sawah sering terendam air pasang, maka padi yang sudah ditanam mati, sehingga harus ditanam kembali.

Seperti yang dialami petani MT Gadu 2019, sekarang ini.

Baca: Jadi Anggota Dewan Termuda di DPRA, Ini Obsesi dan Misi Irfansyah

Peristiwa sangat merugikan petani daerahnya, terjadi tidak kurang 10 tahun terakhir.

Peristiwa pasang surut dikatakan semakin parah, setelah dibangun tanggul pengaman tebing muara Sangkalan tahun 2013 lalu.

Sebab, tebing dari material bongkahan batu besar (batu gajah), dibangun sangat tanggung atau tidak sampai ke laut.     

Dampaknya, mulut muara Kuala Sangkalan sangat mudah tersumbat pasir yang dihempas gelombang.

Setelah mulut muara tertimbun, maka terjadi air pasang yang merendam lahan sawah di Dusun Ujong Tempat.  

Sebagian lahan sawah tidak digarap lagi atau menjadi lahan terlantar, kemudian berubah menjadi semak belukar.

Baca: Begini Panen Perdana Padi Hasil Penangkaran di Aceh Tamiang

 M Jamil, salah seorang warga menyebutkan, mulut muara Sangkalan yang sering tersumbat pasir yang berakibat terjadi air pasang, bukan saja merendam lahan sawah lokasi Ujong Tempat, Desa Ladang, melainkan sampai merendam sawah lokasi Dusun Panglima, Desa Padang Panjang, Susoh.

Koordinator Penyuluh Kabupaten (Kecamatan Blangpidie, Susoh dan Jeumpa), Usman ditemui Serambinews.com di lokasi menyebutkan, persoalan pasang surut yang sering melanda areal sawah lokasi Ujong Tempat, Desa Ladang, sangat mendesak ditangani.

 Sebab, sebagian areal sawah lokasi tersebut tidak digarap lagi oleh pemiliknya, sehingga berubah menjadi lahan tidur.

Salah satu perkerjaan yang perlu dilaksanakan adalah membangun tanggul beton parit jalan desa setempat (bersebelahan dengan areal sawah), dengan panjang sekitar 120 meter.

Sebab, parit jalan lokasi tersebut dalam kondisi lepas begitu saja, tanpa pengaman tebing beton.

Sehingga bila terjadi pasang, maka sebagian besar air masuk.

KIemudian merendam areal sawah di Dusun Ujong Tempat dalam kurun waktu lama. (*)

Baca: Merasa Terisolir, Mahasiswa Kampus PSDKU Unsyiah Gayo Lues Butuh Jaringan Seluler

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved