Rusuh di Papua
Kisah Dokter yang Bertugas Saat dan Pasca-rusuh di Papua: Kalau Kita Pakai Jas Dokter, Aman
Meninggalnya dr Soeko pada kerusuhan yang terjadi di Wamena, tidak menyurutkan semangat dokter lain yang bertugas di Papua dan Papua Barat.
Tidak semua suku bangsa di Papua mendukung terjadinya kerusuhan seperti yang sering terjadi sebelumnya.
Seringkali, kelompok yang membuat kericuhan di suatu daerah sebenarnya bukan berasal dari daerah tersebut.
Terlepas dari itu semua, pelayanan kesehatan di Papua dianggap Pekey tidak memiliki kendala apapun dan petugas kesehatan juga dihormati oleh warga setempat.
"Tetapi, tenaga kesehatan itu disejajarkan dengan tinggi, beserta guru dan pimpinan daerah, jadi aman kalau untuk tenaga kesehatan, dihormati betul di sini (Nabire). Siapa pun dia, asal warga tahu kalo mereka (tenaga medis) bantu kita agar sehat, mereka dihormati warga dan dijaga agar aman tentunya," kata Pekey.
3. Dokter Rizky Aniza Winanda, SpKJ, di RSUD Scholoo Keye, Sorong Selatan, Papua Barat
Bersama dengan suaminya yang juga bertugas sebagai dokter anak di daerah tersebut, Aniza berkata bahwa kondisi di Papua tetap aman bagi mereka.
Meski rusuh pada 19 Agustus lalu juga dirasakan oleh Aniza dan warga setempat, tetapi menurut dia tidak lebih mencekam dibandingkan pemberitaan di media massa.
"Saya kemarin sempat balik ke Jakarta, dan suami saya ada di Sorong. Pas ricuh begitu lihat di media mengerikan dan mencekam gitu, tetapi ketimbang berada di lokasi secara langsung sebenarnya enggak sampe begitu. Kita pendatang aman kok," ujar dia.
Memang tragedi kerusuhan sering kali terjadi di daerah Papua, tetapi menurut dia, tidak semua pendatang dijadikan target kericuhan yang terjadi itu.
"Orang Papua itu malah terbuka dengan pendatang," ucapnya.
Baca: Kerusuhan Wamena Tewaskan Seorang Dokter, Soeko Tinggalkan Keluarga di Jogja Bertugas di Papua
Baca: STOP! Jangan Taruh Sayuran dalam Kantong Plastik, 3 Bahaya Ini Bakal Mengintai Tubuh Anda
4. Dokter Wendy Lewerisa, SpM, di RS TNI Angkatan Darat Jayapura
Wendy Lewerisa sudah bertugas di Jayapura sejak tahun 1994.
Sebelumnya Wendy bertugas di RSUD Dok II Jayapura dan saat ini di RS TNI Angkatan Darat Jayapura, Papua.
Meski Wendy mengakui tinggal di Papua tidak semengerikan yang dikatakan oleh orang-orang di luar Papua, tapi dia merasa keamanan dokter di Papua tetap perlu dilindungi.
"Masyarakat di sini (Papua) membutuhkan sekali pelayanan kesehatan. Nah, karena sering terjadi kerusuhan makanya perlu dan penting sekali pemerintah memikirkan dan menjaga keamanan para dokter dan petugas kesehatan di sini (Papua)," ujarnya.
Perlindungan dan keamanan bagi petugas kesehatan itu diperlukan, supaya pelayanan dan penelitian di Papua masih terus bisa dilakukan.
(KOMPAS.COM/Ellyvon Pranita)
Artikel ini telah tayang di Tribunpapua.com dengan judul Kesaksian 4 Dokter yang Bertugas Saat dan Pasca-rusuh di Papua: Kalau Kita Pakai Jas Dokter, Aman
Editor: Sigit Ariyanto