Berita Aceh Malaysia
Gadis Aceh, Waspada Bujuk Rayu Agen dengan Iming-iming Gaji Besar di Malaysia
Namun setelah sampai di Malaysia, kebanyakan yang pihaknya dapatkan, mereka belum mempunyai pekerjaan di negeri jiran tersebut.
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Nurul Hayati
Para agen ini, ternyata menempatkan dulu para gadis ini di suatu tempat.
Selanjutnya, para agen baru mencari majikan yang mau mempekerjakan gadis- gadis tersebut.
"Bahkan antara agen dan orang yang mencari pekerja itu tidak saling kenal sebelumnya. Ada juga saya wawancarai korban, ia mengatakan dari rumah yang ia tempati sementara itu, dibawa naik kendaraan untuk berjumpa dengan orang yang akan mempekerjakannya itu di pinggir jalan," jelasnya.
Baca: Mahasiswa PGSD Universitas Almuslim Bina Desa Kuta Barat, Ini Yang Diajarkan Kepada Warga
Bukhari menambahkan, dari transaksi yang dilakukan di pinggir jalan itu, ia menilai hal itu akan mendatangkan berbagai persoalan.
Jika si gadis ini mendapatkan majikan yang bagus, maka baguslah ia.
Tapi kalau ia dapat majikan yang tidak bagus dan liar, maka ia akan ditempatkan pada pekerjaan yang tak menentu.
Misal ditempatkan di rumah urut, yang akhirnya mengarah ke tempat pelacuran.
"Ada juga yang dijanjikan akan ditempatkan pada rumah orang Islam, tapi majikan yang mengambilnya itu bukan Islam. Baru-baru ini saya dapatkan ada yang ditempatkan di rumah orang China, tidak boleh shalat dan hanya boleh dilakukan satu kali saja, dan disuruh mandikan anjing setiap pagi pakai tangan.Sementara tengah hari dan sore hari disuruh bersihkan tempat makan anjing," terang Bukhari.
Ia menambahkan, apa yang dijanjikan oleh agen-agen ilegal tersebut sangat jauh dari kenyataan.
"Saya mengimbau kepada seluruh Warga Negara Indonesia, khususnya warga Aceh kalau memang mau bekerja di Malaysia datanglah dengan cara mengikuti jalur. Atau mungkin ada keluarga di Malaysia, sehingga ada tempat yang dituju. Tapi kalau ikut orang-orang yang ajak, maka akan fatal akibatnya," imbuh Bukhari.
Baca: Penampilannya Makin Bahaya, Valentino Rossi: Yamaha Gila Jika tak Amankan Quartararo
Sedangkan Editor Harian Serambi Indonesia sekaligus Manager Produksi Harian Prohaba, Nasir Nurdin menyampaikan, ini merupakan persoalan serius yang harus dicarikan solusinya oleh pemerintah.
"Cobalah berpikir bagaimana untuk menyediakan lapangan kerja, sementara angka pencari kerja tiap tahunnya bertambah. Inilah yang harus kita sikapi," katanya. (*)