Berita Abdya
Polres Abdya Gelar Forum Silaturahmi Kamtibmas, Ketua STIT Muhammadiyah: Hati-hati Kata "Radikal"
Penggunaan kata radikal diminta agar berhati-hati karena kata tersebut tidak selalu berkonotasi buruk lantaran bermakna ganda, tergantung konteksnya.
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Mursal Ismail
Penggunaan kata radikal diminta agar berhati-hati karena kata tersebut tidak selalu berkonotasi buruk lantaran bermakna ganda, tergantung konteksnya.
Polres Abdya Gelar Forum Silaturahmi Kamtibmas, Ketua STIT Muhammadiyah: Hati-hati Kata "Radikal"
Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Persoalan radikal menjadi pusat perhatian dan pokok bahasan banyak pihak belakangan ini.
Namun, penggunaan kata radikal diminta agar berhati-hati karena kata tersebut tidak selalu berkonotasi buruk lantaran bermakna ganda, tergantung konteksnya.
Pendapat itu dikemukakan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Abdya, H Mukhlis MS MA.
Ia menanggapi topik bahasan dalam Forum Silaturahmi Kamtibmas yang dilaksanakan Polres Abdya di salah satu Cafee di Blangpidie, Rabu (30/10/2019).
“Saya hanya ingin mengingatkan kita semua agar berhati hati dalam menggunakan kata-kata radikal.
Sebab kata tersebut tidak selalu berkonotasi buruk.
Bahkan dalam dunia akademis, seseorang sangat dianjurkan untuk senantiasa berpikir radikal untuk dapat menemukan sesuatu yang baru,” katanya.
• Polisi Bongkar Bisnis Prostitusi Online Pelajar, Pelanggannya Pejabat dan Politisi
• Pasien TBC Harus Dirujuk ke Banda Aceh, Pemkab Aceh Timur Bantu Biaya pendampingan
• Pegawai Bank Salah Transfer, Nasabah Dijatuhi Denda Sampai Rp 4 Miliar, Ini Alasannya
Mukhlis MS menambahkan, founding fathers Indonesia dulu tidak mungkin merumuskan Pancasila sebagai dasar negara jika mereka tidak berpikir secara radikal.
"Ciri utama dari berpikir radikal adalah mendalam lagi universal. Jadi kata radikal itu memiliki makna ganda dan sangat tergantung konteks,"kata H Mukhlis.
Sedangkan radikalisme adalah sikap dan tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menginginkan perubahan dengan cara kekerasan.
Sikap ini lahir kerena banyak faktor. Tapi yang paling menonjol dari faktor-faktor itu adalah ketidakadilan dan lemahnya supremasi hukum.
"Untuk itu langkah yang paling strategis untuk menangkal radikalisne adalah bagaimana pemerintah bersungguh-sungguh mewujudkan rasa keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat Abdya,” papar Mukhlis, juga dikenal sebagai ustaz.