Berita Lhokseumawe

Haji Uma Katakan Mursyidah Telah Menjadi Pahlawan bagi Masyarakat Miskin

Mursyidah dituntut 10 bulan penjara atas dugaan perusakan di rumah toko di desa setempat yang dijadikan pangkalan elpiji 3 kilogram.

Penulis: Saiful Bahri | Editor: Taufik Hidayat

"Seharusnya Mursyidah harus diberi penghargaan oleh negara. Tapi ini malah harus berhadapan dengan hukum," katanya penuh emosi.

Sesekali mata H Uma melihat ketiga anak Musyidah yang sudah yatim. Sembari mengusap kepala anak-anak yatim tersebut secara bergantian.

Sambil menarik nafas panjang, kembali H Uma menyatakan, kalau perkara yang dihadapi Musyidah sudah menjadi isu nasional.

"Makanya saya langsung pulang ke Aceh, khusus untuk mengadvokasi Mursyidah," tegasnya.

Dia juga memastikan, sekarang ini para elemen sipil mendukung Mursyidah. Sehingga Mursydiah sekarang ini tidak sendiri lagi. "Kami bersama Mursyidah," katanya.

Kepada hakim yang mengadili perkara ini, H Uma pun mengharapkan untuk bisa melihat dari sisi kemanusiaan. Mursyidah baru meninggal suaminya. Sehingga kini ada tiga anak yatim bersamanya.

"Saya rasa sudah sepantasnya Mursyidah dibebaskan dari segala tuntutan. Ini demi lahirnya rasa keadilan dalam perkara ini," katanya.

Usai mengucapkan hal itu, H Uma pun permisi pamit sembari memastikan kalau dirinya akan menjumpai beberapa pihak terkait untuk advokasi lanjutan terhadap nasib Musyidah.

Viral Video Polisi Pukul Sopir Ambulans yang Bawa Pasien, Begini Penjelasan Kapolres

Liga Spanyol - Ini Susunan Pemain Levante vs Barcelona

Pembalap Indonesia Afridza Munandar Meninggal di Sepang, Marc Marquez Sampaikan Duka Cita

Diberitakan sebelumnya,  Serambinews.com, bersama Keuchik Meunasah Masjid, Rusli AB, dan sejumlah tokoh masyarakat setempat, Jumat (1/11/2019) siang berkunjung ke rumah Mursyidah yang terletak di Lorong Tgk Ibrahim Dusun Kapten Yusuf.

Rumah yang dihuninya hanyalah sebuah gubuk yang berukuran sekitar empat meter kali enam meter. Tidak terlihat perabot mewah di dalamnya. Pembatas ruang tamu dengan kamar hanyalah sebuah lemari bekas. 

Aroma duka juga masih terasa di dalam rumah tersebut. Yah, 12 hari lalu, suami Mursyidah, Hamdani selaku buruh bongkar muat meninggal dunia.

Hamdani pun meninggalkan istri dan ketiga anaknya yang masih kecil-kecil. Ketiga anak yang kini sudah berstatus yatim tersebut adalah Fitriani (12), M Reza (10), dan M Mirza (4).

Saat mencoba diwawancarai, tidak banyak yang bisa diutarakan janda tersebut. Lebih banyak menangis sambil memeluk anak bungsunya.

"Saya tidak tahu kalau saya ditahan, bagaimana dan siapa yang pelihara anak-anak saya. Sedangkan bapak anak-anak kini sudah meninggal dunia," katanya sambil terus menangis.

Semasa suaminya hidup, dia menang ikut membantu mencari nafkah. Menjadi tukang cuci dan gosok di rumah-rumah tetangganya. Serta membuat keripik untuk ditempatkan di kios-kios dengan harga Rp 1.000 per bungkus. "Dengan itulah kami bertahan hidup selama ini," tambahnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved