Kupi Beungoh
Hubungan Aceh dan Turki dalam Pandangan Orang Khasmir, Sejarah yang Sangat Kaya dan Menarik
Artikel ini ditulis oleh Aqib Farooq Mir, warga Khasmir yang diduduki oleh India. Aqib menikah dengan Afiqah, perempuan asal Aceh Utara.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
Bintang bulan di atas bahan dasar merah.
Pada abad ke-17 penulis Turki “Katip Chelebi” menyebutkan dalam buku geografinya bernama “Cihannuma” (Terrace Of The World World) bahwa orang Aceh adalah pejuang yang baik, dan mereka belajar seni perang dari orang Turki.
Mereka dapat menggunakan panah dan busur dan membuat meriam yang mirip dengan orang Turki.
Menurut sumber-sumber Turki, duta besar Aceh pertama untuk Istanbul datang pada tahun 1547.
Bahkan Kekaisaran Ottoman sebelumnya mengirim seorang duta besar ke Aceh.
Pada abad ke-19, saat Belanda menyerang, Sultan Daud Shah dan Tuanku Hashim menulis surat yang ditujukan kepada Khalifah Ottoman, meminta bantuan.
Sayangnya, surat itu jatuh ke tangan Belanda.
• Presiden Turki Erdogan Marah dan Buang Surat dari Donald Trump ke Tempat Sampah
• Anggota DPR RI asal Aceh Illiza Saduddin Djamal Diundang ke Perayaan Kemerdekaan Turki Ke 96
• Desakan Penangguhan Keanggotaan Turki di NATO Ditolak Norwegia
Daud Shah mengirim surat lain kepada khalifah Ottoman dan mencapai tujuannya.
Daud Shah mengungkapkan hubungan lamanya dengan Kekaisaran Ottoman.
Disebutkan, sejak Sultan Selim II berkuasa, Aceh berada di bawah perlindungan Kekaisaran Ottoman.
Sultan Daud Shah meminta bantuan Ottoman untuk menghentikan agresi Belanda di Aceh.
Sayangnya, Turki tidak mampu mengirim bantuan di abad itu, karena sedang dilanda konflik internal dan kekacauan.
Pada 1903, Daud Shah ditangkap oleh Belanda.
Singkatnya, ada hubungan erat antara Turki dan Aceh sejak abad ke-16.
Terlepas dari jarak geografis, Aceh adalah sekutu strategis Kekaisaran Ottoman pada abad itu.
Mereka belajar lebih banyak hal dari satu sama lain karena pertukaran budaya.
Orang Turki mengajari orang Aceh cara menempa meriam.
Pada abad ke-19 ada kekacauan politik dan gejolak di Turki yang menjadi alasan mengapa Turki tidak mengirim bantuan afektif ke Aceh.
Tapi, pada abad itu juga orang-orang Turki menunjukkan perhatian besar terhadap Aceh.
Pada 2004, ketika tsunami pertama melanda Indonesia, Turki mengirim 600.000 dolar ke Indonesia.
Berdasarkan pemaparan tersebut, terbukti bahwa hubungan Turki dan Indonesia sangat baik.
Semoga jalinan hubungan bilateral ini akan terus terajut di masa akan datang, terutama di sektor ekonomi dan pariwisata. Salam Persahabatan.
• Indonesia dan Turki Perkuat Upaya Kerja Sama Bisnis
• Elif Kubra, Selebgram Turki Merasa Senang Bisa ke Pulo Aceh