Berita Aceh Malaysia
Kebutuhan Dana Tercukupi, Ibu dan Empat Anak yang Telantar di Malaysia Akhirnya Kembali ke Aceh
Sangat jarang warga Aceh yang tinggal di sana, sehingga May Sarah kesulitan mengakses bantuan dari komunitas Aceh yang tinggal di negeri jiran itu.
Penulis: Seni Hendri | Editor: Zaenal
Laporan Seni Hendri | Aceh Timur
SERAMBINEWS.COM, ACEH TIMUR - Doa May Sarah Binti Safruddin (28) untuk kembali ke Aceh, akhirnya terkabul.
Atas bantuan berbagai pihak, terutama masyarakat Aceh di Malaysia dan Aceh Timur, May Sarah dan empat anaknya yang sempat tujuh bulan telantar di pedalaman Kuantan, Pahang Malaysia, dipastikan akan pulang ke Aceh pada, Rabu 13 November 2019.
Kisah sedih May Sarah dan empat anaknya ini bermula ketika suaminya Rusli Bin Yacob ditangkap oleh petugas imigrasi Malaysia pada Februari 2019.
Rusli yang tidak memiliki izin tinggal dan bekerja di Malaysia ditahan Malaka.
Semenjak itu, May Sarah dan empat anak-anaknya hidup terlunta-lunta di pedalaman Kuantan, Pahang.
Mereka hidup dari pemberian dan belas kasihan warga sekitar.
Sangat jarang warga Aceh yang tinggal di sana, sehingga May Sarah kesulitan mengakses bantuan dari komunitas Aceh yang tinggal di negeri jiran itu.
• Ibu dan Empat Anak Delapan Bulan Telantar di Malaysia, Warga Aceh Kumpulkan Dana
• Delapan Bulan Ditahan di Malaka, Ayah Empat Bocah yang Telantar di Malaysia Akhirnya Pulang ke Aceh
• Ayah Empat Bocah yang Telantar di Malaysia Kembali ke Aceh, Istri dan Anaknya dalam Pengurusan
Baru pada bulan Agustus, May Sarah dijemput oleh Bukhari Bin Ibrahim dan beberapa orang Aceh lain yang merasa prihatin setelah mendapatkan kabar tentang kondisi May Sarah dan empat anaknya.
Ibu dan empat anak Gampong Naleung Kecamatan Julok Kabupaten Aceh Timur ini kemudian dievakuasi ke Kuala Lumpur, dan ditempatkan di rumah kontrakan yang disewa dengan uang sumbangan warga Aceh di Malaysia.
Di sela-sela mengurus keperluan May Sarah dan anak-anaknya, Bukhari dan beberapa grup warga Aceh di Malaysia, juga mengurus pemulangan Rusli Bin Yacob yang ditahan di Malaka. Mereka
membuat rayuan (permohonan) ke Depot dan Mahkamah Syesen Machap Umboo Malaka agar Rusli Bin Yacop dapat dideportasi ke Aceh.
“Alhamdulillah, permohonan kita disetujui, dan Rusli telah kembali ke Aceh pada tanggal 30 Oktober 2019,” ungkap Bukhari Ibrahim kepada Serambinews.com.

• Tega, Seorang Anak Telantarkan Ibunya Sendiri Dengan Tas Penuh Baju di Jalanan
• Dua Minggu Telantar di Banda Aceh, Zulfikar Tinggal Tulang Berbungkus Kulit
Setelah selesai mengurus pemulangan Rusli, Bukhari dan grup-grup masyarakat Aceh di Malaysia menggalang dana sekaligus mengurus keperluan pemulangan May Sarah beserta empat anak-anaknya.
“Alhamdulillah, berkat bantuan banyak pihak, May Sarah binti Safrudin dan empat anaknya akan pulang ke Aceh pada Rabu 13 November 2019, melalui Bandara Kualanamu, Sumatera Utara," kata Bukhari bin Ibrahim, tokoh asal Dama Pulo, Idi Cut, Aceh Timur, yang kerap membantu warga Aceh di Malaysia, kepada Serambinews.com Senin (11/11/2019).
Setiba di Medan, jelas Bukhari, May Sarah Binti Safrudin dan anak-anaknya, disambut oleh anggota DPRK Aceh Timur yang juga Ketua PPP setempat, Tgk H Mudawali Ibrahim.
Dari Medan, May Sarah dan empat anaknya dibawa ke rumah Mudawali di Langsa, untuk diantar ke kampung halamannya, di Gampong Naleung, Kecamatan Julok, Aceh Timur.
• Gadis Aceh Dijual di Malaysia
• Video - Wawancara Eksklusif, Bukhari Ungkap Nasib Miris Gadis Aceh di Malaysia
Harus Bayar Denda
Bukhari mengatakan, proses pemulangan May Sarah dan empat anaknya ke Aceh tidak berjalan dengan mudah.
Perlu waktu dan uang untuk mengurus Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, pembayaran denda atas pelanggaran imigrasi, serta pembelian tiket pesawat untuk ibu dan empat anaknya itu.
Bukhari mengatakan, total uang yang diperlukan untuk keperluan tersebut mencapai 6000 Ringgit atau Rp 20,2 juta.
“Seminggu lalu kita masih kekurang sekitar 3000 Ringgit atau Rp 10 juta. Namun berkat bantuan donasi masyarakat Aceh yang ada di berbagai daerah di Malaysia dan Aceh, akhirnya kekurangan dana Rp 10 juta tersebut terkumpul, dan langsung kita lakukan pembayaran denda, pembuatan paspor (SPLP), dan pembelian tiket," ungkap Bukhari.
• Abu Paloh Gadeng dan Datuk Mansyur Imbau Gadis Aceh Jangan Tergiur Rayuan Bekerja di Malaysia
• Gadis Aceh, Waspada Bujuk Rayu Agen dengan Iming-iming Gaji Besar di Malaysia
Ia merincikan, bantuan dana dari Aceh adalah Rp 3 juta dari Tgk Mudawali Ibrahim, Anggota DPRK Aceh Timur yang juga abang kandung Bukhari, serta Rp 6 juta dibantu oleh Rusli Bin Yacob, suami May Sarah yang telah lebih dulu kembali ke Aceh.
Selanjutnya, bantuan lainnya dibantu oleh masyarakat Aceh yang ada di Malaysia, seperti dari Datuk Mansyur bin Usman (Presiden KMAM), Mustafa Ketua Masyarakat Aceh Klang, Ahli Grup Waqulja KL, Grup PPDM Idi Cut, anggota Grup Aceh Peduli Selayang, Persatuan Aneuk Nanggroe Johor Bahru, dan donatur dari segenap masyarakat Aceh yang ada di Malaysia.
Proses pengumpulan dana dan membantu proses pemulangan Rusli dan keluarga memakan waktu hingga 2 bulan.
Sementara itu, Rusli Bin Yacob yang sekarang sudah berada di Aceh Timur mengaku sudah menunggu kedatangan istri dan anaknya.
"Insya Allah saya juga akan ikut menjemput ke Kuala Namu," ungkap Rusli kepada Serambinews.com.
“Sudah sekitar 10 bulan saya tidak bertemu istri dan empat anak saya. Setelah bebas (dari penjara di Malaka) saya langsung pulang ke Aceh via Bandara Kuala Namu. Tiket saya dibelikan oleh Bang Bukhari Bin Ibrahim tokoh masyarakat Aceh di Malaysia yang sering membantu warga Aceh yang kesulitan di sana,” ungkap Rusli.(*)
• Gadis Aceh Utara Meninggal di Malaysia