Suara Parlemen
Kata Illiza Sa'aduddin Djamal, Sejarah Aceh Mencatat Perempuan Mampu Pimpin Pemerintahan
Sejarah Aceh telah membuktikan bahwa perempuan juga mampu memimpin pemerintahan. Empat srikandi Aceh berturut-turut naik takhta pada abad ke 17 M.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Safriadi Syahbuddin
Kata Illiza Sa'aduddin Djamal, Sejarah Aceh Mencatat Perempuan Mampu Pimpin Pemerintahan
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Sejarah Aceh telah membuktikan bahwa perempuan juga mampu memimpin pemerintahan.
Empat Srikandi Aceh berturut-turut naik takhta pada abad ke 17 M.
Demikian disampaikan anggota Komisi X DPR RI, Illiza Sa'duddin Djamal, saat menjadi narasumber dalam Diskusi Perempuan dan Politik di Jakarta, Rabu (27/11/20190.
Dikusi tersebut dilaksanakan oleh MAMPU, program kemitraan Indonesia-Australia untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan yang didanai Australia.
"Dan setelah tiga abad kemudian baru ada lagi perempuan menjadi pemimpin di Aceh. Saya menjadi Wakil Wali Kota dan Wali Kota Banda Aceh," kata Illiza.
• VIDEO - Terekam CCTV, 2 Wanita Ini Diduga Larikan 7 Mayam Emas Dari Toko Perhiasan di Calang
• Ajaib! Wanita Aceh Jaya Lahirkan Bayi Kembar Tiga, Proses Kelahirannya Tepat di Hari Istimewa Ini
• Mengenang 111 Tahun Meninggal Cut Nyak Dhien, Ratu Perang Simbol Heroisme Perempuan Aceh
• Pamer Kepiting Maknyus, Apakah Illiza Mulai Berbisnis Kuliner di Ulee Lheue? Ini Respon Warga
Ia kemudian bertarung lagi untuk periode berikutnya di jabatan yang sama.
Namun, menurutnya, setelah melalui pertarungan yang tidak berkeadaban, diskriminasi, kampanye hitam dan penyebaran fitnah, ia tersingkir.
Tapi kemudian ia yang maju menjadi calon anggota DPR RI dari Aceh, terpilih pada Pemilu Legislatif 2019.
"Alhamdulillah rakyat Aceh memberikan mandat untuk saya menjadi wakil rakyat di DPR," ujarnya.
Ia menyebutkan, mendorong perempuan menjadi pemimpin punya tantangan.
Tantangannya adalah bagaimana bisa menjaga kepercayaan rakyat baik sebagai wakil rakyat maupun pemimpin rakyat.
Dilihat dari jumlah pemilih di Aceh lebih 50% perempuan, kata Illiza, itu artinya peluang perempuan untuk mengisi ruang politik terbuka lebar.
Untuk ini, lanjutnya, perlu affirmative action untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam politik.
"Dan pemerintah harus hadir untuk memastikan hal ini," demikian Illiza.(*)
BACA JUGA BERITA POPULER
• Mengenal Sosok Puang Busli, Sang Pendiri Masjid Megah di Tengah Hutan yang Sedang Viral
• Bocah 5 Tahun Tewas Disiksa di Kandang Kucing, Pakai Sendok Membara dan Air Panas, Ini Kronologinya
• Info Terbaru CPNS 2019, Daftar Instansi Ini Masih Membuka Pendaftaran hingga 30 Desember Mendatang